-->

sosial media

slider

PENGABDIAN PENUH

PELAYAN MENARA KRISTEN

MENARA KRISTEN HADIR DENGAN KOMITMEN PELAYANAN YANG KUAT

PERAYAAN GEREJAWI

PERINGATAN KALENDER GEREJAWI

MENARA KRISTEN BERKOMITMEN DALAM MERAYAKAN KALENDER GEREJAWI UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA AKAN GEREJA DAN PERSEKUTUAN KRISTEN

KEGIATAN KASIH

GERAKAN PEMUDA KRISTEN UNTUK INDONESIA

MENARA KRISTEN KONSISTEN DALAM MELAKUKAN GERAKAN-GERAKAN SOSIAL AGAMA YANG HUMANIS

LINTAS AGAMA

SOLIDARITAS ANTAR UMAT BERAGAMA

MENARA KRISTEN MENOLAK SEGALA BENTUK KEKERASAN BAIK SECARA IDEOLOGI YANG BERPOTENSI MERUSAK KEBERSAMAAN ANTAR UMAT BERAGAMA.

moto sekolah

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

Untuk Tuhan dan Untuk CiptaanNya, adalah Visi Menara Kristen.

COGITARE MAGNUM ET SOULFUL MAGNUM

Berpikir besar dan berjiwa besar, Merupakan Motto Organisasi MENARA KRISTEN dalam melakukan kegiatan-kegiatan.

KOLOSE 2:6-7

Berakar, bertumbuh dan berbuah untuk dunia, adalah komitmen yang dihidupi setiap pelayan BPPPWG MENARA KRISTEN.

SOSIAL KEAGAMAAN

Menara Kristen bergerak dalam kegiatan sosial dan keagamaan dalam setiap event dan gerakan yang dilakukan dengan memperhatikan keanekaragaman budaya.

Foto kanan

Selamat Datang

Kata Sambutan Pdt.Hendra C Manullang

GALATIA 6:2. Bertolong-tolonganlah dalam menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Mundurnya suatu karakter manusia sangat ditentukan oleh pemahamannya terhadap Kasih yang dianut seseorang, Sebagai Organisasi yang terus bertumbuh, BPPPWG MENARA KRISTEN terus berupaya untuk meningkatkan pelayanannya sebagai salah satu faktor mendukung kesadaran warga gereja untuk terus berbagi ditengah ujian kehidupan yang datang.

Mari berjalan dalam aksi sosial bersama kami dengan Klik GERAKAN KASIH

PRIORITAS PELAYANAN

Pelayanan Oikoumene

Pelayanan Penginjilan

Pelayanan Panti Asuhan

Pelayanan Ketrampilan

Pelayanan Antar Umat Beragama

Pelayanan Pendidikan

polio

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menara Kristen turut berperan aktif dalam pengembangan SDM, melalui bantuan yang dihimpun dari warga gereja yang diserahkan kepada calon penerima bantuan pendidikan dengan seleksi yang ketat dan didampingi gereja pendukung.

Peningkatan Baca Alkitab

Menara Kristen juga hadir dalam memberikan pembelajaran khusus untuk meningkatkan kecintaan terhadap Alkitab.

Pelatihan Akademik

Menara Kristen turut dalam kegiatan Internasional yang didalamnya termasuk pelatihan-pelatihan Gerejawi, demi meningkatkan Sumber Daya Manusia para pelayan BPPPWG MENARA KRISTEN.

Pembangunan Gereja dan Penginjilan

Menara Kristen memberikan pelayanan penginjilan yang dilakukan dengan cara - cara humanis dan berani dalam mengabarkan kabar akan Kristus Yesus.

Pembinaan Rohani

salah satu program unggulan kami adalah meningkatkan kecintaan terhadap Tuhan Yesus Kristus, maka dari itu kami membuat program kerohanian khusu terhadap warga gereja.

Kaderisasi Pemimpin Kristen

Kegiatan yang diberikan bagi pelayan-pelayan gereja untuk meningkatkan pemahamannya sebagai gembala ditengah-tengah umat.

Update Donatur dan Laporan Kegiatan|BPPPWG MENARA KRISTEN

Berikut ini kami sampaikan Update Donatur Kegiatan-kegiatan dan Laporan BPPPWG MENARA KRISTEN kita :

  • DOKUMENTASI
  • Berikut kami berikan Dokumentasi Kegiatan

KUNJUNGI YOU TUBE BPPPWG MENARA KRISTEN

Permohonan Pelayanan Okultisme
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Tidak dalam Hukum Siasat Gereja
  • Merupakan Warga Gereja
  • Menerima PENDETA yang akan melayani
  • Mengikuti dan menerima Liturgi Ibadah
Permohonan Mengikuti Kegiatan
  • Surat Izin Orang Tua/Pernyataan Pribadi
  • Seluruh biaya ditanggung peserta
  • Mengikuti Seluruh Rangkaian Kegiatan
Permohonan Pelatihan dan Pendidikan
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Mengisi Form Pendaftaran
  • Minimal 17 Tahun
  • Bersedia mematuhi peraturan
  • Surat Persetujuan Orang Tua/ Pernyataan Pribadi
Permohonan Pelayanan Ibadah Meditasi
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Surat Permohonan Pribadi/Gereja
  • Mengisi Form
  • Bersedia mengikuti Liturgi Ibadah
Permohonan Pendampingan Rohani
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Mengisi FORM
  • Surat Pernyataan
  • Bersedia mengikuti Liturgi Ibadah

Progress Kegiatan Tahun 2024

Progres merupakan suatu gerakan maju atau gerakan kedepan atau gerakan menuju ke tingkatan yang lebih tinggi dari kondisi awal. Progres dapat di bilang sebagai gerakan kemajuan dalam suatu kegiatan.

Penginjilan
70%
Oikoumene
75%
Lintas Umat Beragama
85%
Gerakan Sosial
75%

Testimonial

KATA MEREKA

Sebagai Donatur Tetap, sungguh sangat bangga dengan berbagi pelayanan kepada warga gereja. BPPPWG Menara KRisten sebagai organisasi sosial keagamaan yang berkomitmen untuk melayani warga gereja.

Wadeymsaar S.Tr.Stat.

Donatur Tetap BPPPWG MK

BPPPWG MENARA KRISTEN sangat luar biasa dalam pelayanan rohaninya,khususnya dalam doa khusus, okultisme, dan ibadah meditasi yang dilakukan dengan penuh kesungguhan, terima kasih.

Irwan L Tungkup

Warga Gereja

Saya sungguh berterima kasih atas kehadiran bapk dan ibu menara kristen, hadir dengan sukacita dan penuh ketulusan!.

Ilham

P. ASUHAN Islamic Center

Awalnya ragu dengan kehadiran dan pelayanan menara kristen. Namun pelayanan yang diberikan sungguh membuat hati bahagia dihari tua. Kiranya Menara kristen tak henti untuk melayani dan semakin menjadi berkat.

Rosidawati

warga gereja

PELAYAN

EVENT

PROGRAM ORGANISASI

PENGHARGAAN

BERITA TERBARU

Kegiatan di Organisasi ini adalah pelayanan Gereja, kami terbuka untuk klarifikasi atas setiap informasi dan berita yang kami terbitkan,kiranya Tuhan Yesus Kristus menyertai kita.

Friday, 26 September 2025

DRAMA NATAL PEMUDA GEREJA

Silahkan mencetak dan mengembangkan tulisan ini, Tuhan Yesus Memberkati.

 DRAMA NATAL PEMUDA GEREJA

Ditulis Oleh : Pdt. Hendra Crisvin Manullang, S.Th

MODEL I :

Naskah Drama Natal Pemuda

Judul: “Terang di Tengah Kegelapan”
Tema: Yesus Hadir Membawa Pengharapan (Yohanes 8:12)

Daftar Pemeran

  • Narator (bisa dibagi jadi 2 orang untuk dinamika)

  • Maria

  • Yusuf

  • Malaikat

  • Gembala 1 & 2

  • Orang Majus 1 & 2

  • Pemuda 1 – putus asa (keluarga & ekonomi)

  • Pemuda 2 – hidup dalam pencarian arti hidup

  • Pemuda 3 – penuh tekanan (kuliah/pekerjaan, merasa gagal)

  • Pemuda 4 – kehilangan iman, sinis terhadap gereja

ADEGAN 1: Prolog

(Panggung gelap, musik instrumental tegang. Narator masuk dengan lilin di tangan. Cahaya hanya dari lilin.)

Narator 1:
“Dunia ini penuh kegelapan. Manusia mencari terang, tapi tak menemukannya. Mereka berjalan dalam bayangan dosa, putus asa, dan kebingungan.”

Narator 2:
“Namun di tengah kegelapan itu, Allah merancang sesuatu yang besar. Terang itu akan datang… bukan di istana, melainkan di palungan.”

(Lagu pendek paduan suara 🎵 O Come, O Come Emmanuel. Lampu perlahan menyala.)

ADEGAN 2: Maria & Yusuf di Betlehem

(Panggung: Maria duduk kelelahan, Yusuf menghibur. Suasana sederhana.)

Maria (lelah):
“Yusuf… kita sudah berkeliling, tapi semua pintu tertutup. Mengapa Anak ini harus lahir di tempat yang hina?”

Yusuf (tenang):
“Maria, jangan takut. Tuhan sudah menuntun kita sejauh ini. Meski dunia menolak, Dia punya rencana. Mesias akan lahir… dan dunia akan mengenal kasih-Nya.”

Narator:
“Dan di malam itu, dalam kesunyian kandang, lahirlah Sang Terang. Bayi kecil, Yesus Kristus.”

(Maria menggendong bayi, lampu fokus, musik 🎵 Malam Kudus.)

ADEGAN 3: Gembala di Padang

(Gembala duduk menghangatkan diri. Wajah letih, kehidupan berat.)

Gembala 1:
“Hidup kita selalu begini… hina, miskin, tak diperhitungkan.”

Gembala 2:
“Kadang aku bertanya… apakah Allah masih ingat orang kecil seperti kita?”

(Tiba-tiba cahaya terang, Malaikat masuk.)

Malaikat (lantang):
“Jangan takut! Aku membawa kabar sukacita besar! Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, Kristus Tuhan!”

Gembala 1 (gemetar):
“Untuk kami juga? Juruselamat untuk orang hina?”

Gembala 2 (air mata jatuh):
“Kalau benar… berarti Allah sungguh peduli.”

(Gembala berlari ke kandang, membawa sukacita.)

ADEGAN 4: Orang Majus

(Tiga orang Majus masuk membawa hadiah. Dialog singkat.)

Majus 1:
“Kami telah menempuh perjalanan jauh, dipimpin bintang.”

Majus 2:
“Kami mencari Raja segala raja, bukan di istana, tetapi di tempat sederhana.”

(Mereka sujud di depan bayi Yesus, memberi persembahan.)

Narator:
“Yang miskin dan hina datang, yang bijak dan terpandang pun datang. Semua sujud pada Raja yang lahir.”

ADEGAN 5: Pemuda Masa Kini

(Panggung berubah. Musik modern, kursi seperti tongkrongan. Empat pemuda berbincang. Suasana gelap, cahaya hanya lampu neon kecil.)

Pemuda 1 (lesu):
“Ayahku sakit keras. Ekonomi keluarga hancur. Aku kerja apa saja, tapi tetap kurang. Aku capek. Tuhan… di mana Engkau?”

Pemuda 2 (gelisah):
“Aku punya semuanya… gadget, teman, pesta. Tapi hatiku kosong. Malam-malam aku tanya pada diriku: hidupku ini buat apa?”

Pemuda 3 (frustrasi):
“Aku gagal kuliah. Kerja pun gagal. Semua orang bilang aku nggak berguna. Aku… benci diriku sendiri.”

Pemuda 4 (sinis, tertawa getir):
“Kalian masih percaya Tuhan? Lihat sekeliling: ketidakadilan, kemiskinan, orang baik menderita. Kalau benar Allah ada, mengapa Dia diam saja?”

(Suasana hening. Mereka tertunduk. Musik lembut masuk.)

ADEGAN 6: Perjumpaan dengan Kabar Natal

(Narator muncul dari samping, seperti suara hati atau malaikat. Fokus cahaya ke bayi Yesus di palungan.)

Narator 1:
“Dua ribu tahun lalu, di malam gelap, Allah turun ke dunia. Dia tidak datang dengan kuasa, tapi dalam kelemahan. Supaya kita tahu: Dia mengerti penderitaan kita.”

Narator 2:
“Dia adalah Terang yang menghalau kegelapan. Terang itu masih menyala… bagi yang mau datang mendekat.”

(Pemuda perlahan bangkit, berjalan mendekati palungan. Mereka monolog satu per satu di depan Yesus.)

Monolog Pemuda 1

(berlutut)
“Selama ini aku pikir aku sendirian menanggung beban keluarga. Tapi malam ini aku sadar… Tuhan tak pernah tinggalkan aku. Yesus, terimalah hidupku yang lemah.”

Monolog Pemuda 2

(menangis)
“Aku cari arti hidup di banyak hal… tapi kosong. Baru sekarang aku mengerti, hanya Engkau yang bisa isi kekosongan itu.”

Monolog Pemuda 3

(gemetar)
“Aku merasa gagal. Tapi Engkau datang bukan untuk yang sempurna… Engkau datang untuk yang hancur. Tuhan, pakai aku meski aku rapuh.”

Monolog Pemuda 4

(diam lama, lalu suara bergetar)
“Aku selalu marah sama Tuhan… tapi kalau benar Engkau rela turun ke dunia demi kami, mungkin… Engkau memang peduli. Aku ingin percaya lagi.”

ADEGAN 7: Sukacita Natal

(Semua berdiri di sekitar bayi Yesus. Maria, Yusuf, Gembala, Majus, Pemuda. Cahaya terang perlahan memenuhi ruangan.)

Narator:
“Kelahiran Kristus bukan sekadar cerita lama. Natal adalah kabar bahwa Allah hadir—dalam penderitaan, kegagalan, bahkan keraguan kita. Yesus adalah Terang yang mengalahkan kegelapan.”

Semua Bersama-sama (lantang):
“Selamat Natal! Yesus adalah Pengharapan Dunia!”

(Musik paduan suara 🎵 Hai Mari Berhimpun. Semua jemaat bisa ikut menyanyi. Drama selesai.)


MODEL II :

Naskah Drama Natal Pemuda

Judul: “Firman yang Menjadi Manusia”
Tema: Yohanes 1:1–14 – Yesus, Terang yang Mengalahkan Kegelapan

Daftar Pemeran

  • Narator 1 (membacakan teks Alkitab dengan penuh wibawa)

  • Narator 2 (menjelaskan dengan bahasa naratif, menghubungkan dengan realita)

  • Pemuda 1 – putus asa (ekonomi & keluarga)

  • Pemuda 2 – pencarian jati diri & identitas

  • Pemuda 3 – tekanan akademik/pekerjaan, rasa gagal

  • Pemuda 4 – skeptis & sinis, kehilangan iman

  • Sosok Terang (bisa simbol: cahaya, salib, atau sosok tanpa dialog)

  • Paduan suara / jemaat (mengisi sela dengan lagu-lagu)

ADEGAN 1: PROLOG – TERANG YANG ABADI

(Panggung gelap total. Musik instrumental tegang. Narator 1 masuk dengan lilin. Sorot cahaya hanya dari lilin.)

Narator 1 (membaca):
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (Yoh 1:1–3)

Narator 2 (melanjutkan dengan suara mendalam):
“Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yoh 1:4–5)

(Paduan suara menyanyikan 🎵 O Come, O Come Emmanuel – bait 1. Lampu perlahan menyala, tapi tetap redup.)

ADEGAN 2: KEGELAPAN MANUSIA

(Panggung menampilkan 4 pemuda duduk terpisah, seakan di ruang gelap kehidupan masing-masing. Ada musik sendu instrumental.)

Pemuda 1 – Putus Asa

(berjalan mondar-mandir, wajah murung)
“Ayahku sakit keras. Pekerjaan sulit. Semua tanggung jawab menimpa aku. Aku ingin menyerah. Hidupku gelap.”

Pemuda 2 – Identitas Kosong

(duduk sambil menatap ponsel, lalu melemparnya kesal)
“Aku punya segalanya… teman, media sosial, hiburan. Tapi hati ini tetap kosong. Siapa aku sebenarnya? Untuk apa aku hidup?”

Pemuda 3 – Tekanan Hidup

(memegang buku, wajah frustrasi)
“Aku sudah berusaha keras kuliah, bekerja… tapi gagal lagi dan lagi. Semua bilang aku tak berguna. Aku merasa Tuhan sudah meninggalkan aku.”

Pemuda 4 – Skeptis & Sinis

(tertawa pahit, berdiri terpisah)
“Kalian masih percaya Tuhan? Kalau Dia ada, kenapa dunia tetap gelap? Anak-anak kelaparan, orang baik menderita. Natal? Apa gunanya Natal bagiku?”

(Suasana hening. Semua tertunduk. Musik berhenti. Lampu kembali gelap sejenak.)

ADEGAN 3: FIRMAN MENJADI MANUSIA

(Sebuah cahaya terang muncul dari sisi panggung. Musik instrumental indah masuk. Semua pemuda menoleh ke arah cahaya.)

Narator 1 (tegas):
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:14)

Narator 2 (lembut):
“Dialah Terang yang sejati, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.” (Yoh 1:9)

(Pemuda satu per satu berjalan perlahan ke arah cahaya. Mereka melakukan monolog pribadi.)

ADEGAN 4: MONOLOG PERTOBATAN

Pemuda 1 (berlutut, suara lirih):

“Selama ini aku pikir aku sendirian menanggung beban hidup. Tapi malam ini aku sadar… Tuhan tidak pernah meninggalkan aku. Yesus, Engkau adalah Terang dalam kegelapanku.”

Pemuda 2 (menangis):

“Aku cari arti hidup dalam dunia… tapi hanya Engkau yang bisa mengisi kekosongan ini. Yesus, Engkau adalah identitasku yang sejati.”

Pemuda 3 (gugup, lalu berdoa):

“Aku gagal, aku jatuh… tapi Engkau datang bukan untuk yang sempurna, melainkan untuk yang rapuh. Aku percaya, Engkau memberi arti baru dalam hidupku.”

Pemuda 4 (diam lama, lalu suara bergetar):

“Aku selalu marah pada Tuhan. Aku merasa Engkau diam. Tapi ternyata Engkau datang, rela jadi manusia, masuk ke kegelapan dunia. Mungkin… memang Engkau selalu ada. Aku mau percaya lagi.”

(Paduan suara masuk dengan 🎵 Malam Kudus – bait 1. Lampu perlahan terang penuh ke arah salib atau simbol Terang.)

ADEGAN 5: REFLEKSI NARATOR

(Narator 1 & 2 maju ke depan jemaat. Pemuda masih berlutut menghadap Terang.)

Narator 1:
“Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. Yesus datang, bukan untuk orang yang kuat, melainkan untuk orang yang lemah. Bukan untuk yang sempurna, melainkan untuk yang hancur.”

Narator 2:
“Barangsiapa menerima Dia, diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” (Yoh 1:12)

ADEGAN 6: PERJUMPAAN DENGAN TERANG

(Pemuda berdiri bersama, saling bergandengan tangan, menatap jemaat.)

Pemuda 1:
“Dulu aku putus asa. Kini aku punya pengharapan.”

Pemuda 2:
“Dulu aku kosong. Kini aku temukan jati diriku dalam Kristus.”

Pemuda 3:
“Dulu aku merasa gagal. Kini aku tahu, aku berharga di mata Tuhan.”

Pemuda 4:
“Dulu aku sinis. Kini aku percaya lagi: Allah tidak pernah meninggalkan dunia ini.”

Semua Pemuda (bersama-sama):
“Yesus adalah Terang hidupku. Dialah pengharapanku!”

(Paduan suara menyanyikan 🎵 Gloria in Excelsis Deo / Hai Mari Berhimpun – jemaat diajak ikut berdiri dan bernyanyi.)

ADEGAN 7: FINALE – SUKACITA NATAL

(Semua pemeran – Narator, Pemuda, Paduan suara – berkumpul di depan panggung. Lampu terang penuh. Bisa ditambahkan salib atau lambang Natal.)

Narator 1:
“Natal bukan sekadar perayaan, tetapi perjumpaan. Allah turun ke dunia, Firman menjadi manusia, supaya kita tidak berjalan lagi dalam kegelapan.”

Narator 2:
“Terang itu nyata. Terang itu hidup. Terang itu adalah Yesus Kristus, Juruselamat dunia.”

Semua Bersama-sama (lantang):
“Selamat Natal! Yesus adalah Terang dunia, Pengharapan kita!”

(Paduan suara dan jemaat menyanyikan 🎵 Malam Kudus bait 2–3. Drama berakhir.)

ARTIKEL MKI : DARI PENGHUKUMAN MENUJU PEMULIHAN : DIMENSI SOTERIOLOGIS KEJADIAN 9

ARTIKEL MKI : DARI PENGHUKUMAN MENUJU PEMULIHAN : DIMENSI SOTERIOLOGIS KEJADIAN 9

  © [2025] [Hendra Crisvin Manullang]. Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Tulisan ini tidak boleh diperbanyak, disalin, atau dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya, tanpa izin tertulis dari penulis. Setiap kutipan atau penggunaan sebagian dari tulisan ini wajib mencantumkan sumber secara jelas sesuai etika akademik.

Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

DARI PENGHUKUMAN MENUJU PEMULIHAN : DIMENSI SOTERIOLOGIS KEJADIAN 9

 Ditulis Oleh : Pdt Hendra C Manullang, S.Th

Nomor : eAMK260925004

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Narasi air bah (Kejadian 6–9) merupakan salah satu kisah paling monumental dalam Perjanjian Lama. Peristiwa ini menggambarkan penghukuman Allah terhadap dunia yang dipenuhi kekerasan dan dosa, namun sekaligus membuka jalan bagi karya pemulihan melalui perjanjian dengan Nuh. Perjanjian ini menandai pergeseran fundamental dari murka menuju kasih karunia, dari penghukuman menuju pemulihan.

Kejadian 9 khususnya memuat janji Allah untuk tidak lagi memusnahkan bumi dengan air bah, serta memperkenalkan simbol pelangi sebagai tanda perjanjian kosmik. Perikop ini memiliki nilai teologis yang mendalam, bukan hanya dalam konteks historis, tetapi juga dalam pemahaman soteriologi Kristen.

Tulisan ini hendak menelaah Kejadian 9 dalam perspektif soteriologi, dengan menekankan bahwa karya keselamatan Allah tidak pernah berhenti pada penghukuman, melainkan berujung pada pemulihan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konteks penghukuman dalam narasi air bah?

Bagaimana pemulihan dipahami dalam perjanjian Allah dengan Nuh?

Apa dimensi soteriologis yang terkandung dalam Kejadian 9?

Bagaimana relevansi teologisnya bagi umat Kristen masa kini?

1.3 Tujuan Penelitian

Tulisan ini bertujuan untuk:

Menganalisis konteks penghukuman dalam Kejadian 6–9.

Mengkaji perjanjian Allah dengan Nuh sebagai inisiatif pemulihan.

Menarik implikasi soteriologis dari Kejadian 9.

Merelevansikan pesan teologisnya dengan kehidupan iman Kristen masa kini.

1.4 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian teologis-biblis dengan metode:

Analisis historis-kritis terhadap konteks Kejadian 9.

Kajian literatur terhadap tafsiran teolog dan komentator Alkitab.

Sintesis teologis dalam perspektif soteriologi.

Refleksi kontekstual bagi kehidupan iman masa kini.

II. KAJIAN LITERATUR

2.1 Tafsiran Tradisional

Dalam tradisi Yahudi maupun Kristen awal, Kejadian 9 dipahami sebagai bukti kesetiaan Allah untuk menjaga ciptaan. Rabi-rabi Yahudi menekankan dimensi etis dari perjanjian ini, seperti larangan menumpahkan darah (Kej. 9:6).

2.2 Tafsiran Reformatoris

Martin Luther melihat pelangi sebagai tanda nyata kasih karunia Allah yang menahan murka-Nya terhadap dunia[1]. John Calvin menekankan universalitas perjanjian ini, yang berlaku bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi Israel[2].

2.3 Tafsiran Teologi Modern

Gerhard von Rad menyebut perjanjian Nuh sebagai “perjanjian kosmik yang bersifat unilateral” di mana Allah sendiri yang mengikat janji tanpa syarat manusia[3]. Karl Barth melihatnya sebagai fondasi awal seluruh sejarah keselamatan, yang mencapai puncaknya dalam Kristus[4].

2.4 Kajian Kontemporer

Christopher Wright menggarisbawahi dimensi misiologis dan ekologis Kejadian 9: bahwa Allah peduli bukan hanya pada manusia, melainkan pada seluruh ciptaan5[5].

III. KONTEN NARASI KEJADIAN 9

3.1 Struktur Narasi

Kejadian 9 dapat dibagi menjadi tiga bagian utama:

Pemberian mandat kepada Nuh (ayat 1–7).

Perjanjian Allah dengan Nuh (ayat 8–17).

Kisah Nuh dan anak-anaknya (ayat 18–29).

Bagian yang menjadi fokus soteriologis adalah perjanjian Allah (ayat 8–17).

3.2 Dimensi Etis: Mandat Hidup

Allah memerintahkan Nuh untuk “beranak cucu dan bertambah banyak” (ay. 1). Hal ini menunjukkan kesinambungan ciptaan dan pengulangan mandat budaya Kejadian 1:28.

3.3 Dimensi Kosmik: Perjanjian dan Pelangi

Pelangi (Ibrani: qeshet) adalah simbol perang yang dibalikkan. Dalam arti simbolis, Allah “menggantung busurnya di awan” sebagai tanda Ia menahan murka-Nya[6].

IV. DARI PENGHUKUMAN MENUJU PEMULIHAN

4.1 Realitas Penghukuman

Air bah membuktikan keadilan Allah terhadap dosa. Penghukuman bukan sekadar tindakan destruktif, melainkan cara Allah menegakkan kekudusan-Nya.

4.2 Pemulihan sebagai Inisiatif Allah

Pemulihan tidak lahir dari usaha manusia. Nuh diselamatkan karena kasih karunia Allah (Kej. 6:8). Perjanjian pasca-air bah menegaskan inisiatif ilahi yang unilateral.

4.3 Soteriologi dalam Perspektif Perjanjian

Soteriologi Perjanjian Lama memandang keselamatan sebagai shalom—pemulihan relasi dengan Allah, sesama, dan ciptaan. Perjanjian Nuh adalah bentuk awal dari soteriologi ini.

V. DIMENSI SOTERIOLOGIS KEJADIAN 9

5.1 Keselamatan Preventif

Janji Allah untuk tidak lagi memusnahkan bumi dengan air bah (ay. 11) menunjukkan karya penyelamatan yang bersifat preventif. Allah menahan murka demi keberlangsungan hidup manusia[7].

5.2 Keselamatan Kosmik

Perjanjian meliputi manusia, hewan, dan seluruh ciptaan (ay. 10). Hal ini menegaskan bahwa keselamatan dalam Alkitab bersifat kosmik, bukan sekadar individual[8].

5.3 Keselamatan Eskatologis

Pelangi menunjuk pada pengharapan eskatologis. Dalam Perjanjian Baru, Rasul Petrus menafsirkan air bah sebagai tipe baptisan yang membawa pemulihan dalam Kristus (1Ptr. 3:20–21)[9].

VI. RELEVANSI BAGI TEOLOGI MASA KINI

6.1 Kesadaran akan Dosa dan Murka Allah

Manusia modern cenderung mengabaikan realitas dosa. Kejadian 9 mengingatkan bahwa dosa memiliki konsekuensi serius di hadapan Allah.

6.2 Hidup dalam Kasih Karunia

Keselamatan adalah anugerah Allah. Respons manusia seharusnya berupa syukur dan ketaatan.

6.3 Dimensi Ekoteologi

Karena perjanjian Allah mencakup seluruh ciptaan, umat Kristen dipanggil untuk merawat bumi. Soteriologi Kristen harus mencakup dimensi ekologis.

VII. PANDANGAN PENULIS

Sebagai penulis, saya melihat bahwa Kejadian 9 merupakan salah satu teks kunci dalam membangun pemahaman teologi keselamatan yang utuh. Narasi pasca-air bah bukan hanya kisah historis yang bersifat etiologis, melainkan juga memiliki bobot teologis yang terus berbicara melintasi zaman.

Pertama, saya memandang bahwa teks ini menegaskan keseimbangan antara keadilan dan kasih Allah. Air bah menyingkapkan keadilan Allah dalam menghadapi dosa, namun perjanjian dengan Nuh menyingkapkan kasih-Nya yang tidak pernah membiarkan manusia binasa seluruhnya. Keseimbangan ini penting, karena pemahaman soteriologi Kristen yang sehat harus mengakui realitas dosa dan murka Allah, sekaligus mengakui anugerah-Nya yang memulihkan.

Kedua, saya meyakini bahwa dimensi kosmik dari perjanjian Nuh memberi warna baru dalam pemahaman keselamatan. Keselamatan tidak boleh direduksi hanya pada aspek personal-eskatalogis (pengampunan dosa individu dan hidup kekal), tetapi juga harus dipahami dalam kerangka pemulihan ciptaan. Hal ini semakin relevan dalam konteks krisis ekologis global saat ini, di mana teologi keselamatan mesti juga berbicara tentang tanggung jawab manusia terhadap bumi.

Ketiga, dalam perspektif iman Kristen, saya melihat bahwa janji dalam Kejadian 9 menemukan penggenapan akhirnya dalam Yesus Kristus. Pelangi yang menjadi tanda perjanjian hanyalah bayangan dari karya salib yang menjadi tanda pemulihan sejati. Dengan demikian, Kejadian 9 bukan sekadar kisah lampau, melainkan bagian integral dari narasi besar keselamatan Allah yang berpuncak dalam Injil.

Dengan refleksi ini, saya berkesimpulan bahwa Kejadian 9 menghadirkan sebuah pesan teologis yang holistik: Allah menghukum dosa, tetapi kasih karunia-Nya lebih besar daripada penghukuman. Pemulihan yang Allah berikan melampaui manusia, mencakup seluruh ciptaan, dan pada akhirnya terarah kepada Kristus.


[1] Martin Luther, Lectures on Genesis, vol. 2 (St. Louis: Concordia, 1958), 121

[2] John Calvin, Commentaries on the First Book of Moses Called Genesis (Grand Rapids: Baker, 1996), 284.

[3] Gerhard von Rad, Genesis: A Commentary (Philadelphia: Westminster Press, 1961), 127.

[4] Karl Barth, Church Dogmatics III/1 (Edinburgh: T&T Clark, 1958), 94.

[5] Christopher J. H. Wright, The Mission of God: Unlocking the Bible’s Grand Narrative (Downers Grove: IVP Academic, 2006), 329.

[6] Gordon J. Wenham, Genesis 1–15 (Waco: Word Biblical Commentary, 1987), 195.

[7] Walton, Genesis: The NIV Application Commentary (Grand Rapids: Zondervan, 2001), 325.

[8] Wright, The Mission of God, 332.

[9] F. F. Bruce, The Epistles of Peter (Grand Rapids: Eerdmans, 1968), 102.

Wednesday, 17 September 2025

22 DESEMBER 2020 : PERAYAAN NATAL PEMUDA PGIW SUMATERA UTARA - BPPPWG MENARA KRISTEN

22 DESEMBER 2020 : PERAYAAN NATAL PEMUDA PGIW SUMATERA UTARA - BPPPWG MENARA KRISTEN

 


Perayaan Natal Pemuda PGIW Sumatera Utara – BPPPWG Menara Kristen 2020: Wujud Kasih dalam Aksi Sosial

Medan, 22 Desember 2020 – Dalam suasana penuh keterbatasan akibat pandemi COVID-19, Pemuda Oikoumene PGIW Sumatera Utara bersama BPPPWG Menara Kristen tetap melaksanakan Perayaan Natal dengan penuh sukacita. Tidak hanya berhenti pada ibadah, kegiatan ini diwujudkan dalam aksi nyata kepedulian sosial bagi masyarakat luas.

Rangkaian acara diawali dengan ibadah Natal sederhana yang berlangsung khidmat, dengan protokol kesehatan ketat. Doa, firman, dan pujian syukur menaikkan pengharapan baru di tengah situasi sulit yang dihadapi masyarakat.

Namun, makna Natal tahun ini terasa semakin dalam melalui berbagai aksi sosial yang dilakukan. Para pemuda turun langsung membagikan paket sembako kepada masyarakat terdampak pandemi, memberikan bantuan kebutuhan pokok ke panti asuhan, serta menyapa para pekerja jalanan dan tukang becak dengan bingkisan kasih. Selain itu, masker dan hand sanitizer juga dibagikan sebagai dukungan penerapan protokol kesehatan.

Tidak hanya itu, kegiatan pendampingan bagi anak-anak panti turut dilaksanakan. Anak-anak diajak belajar, menggambar, dan berbagi cerita, sehingga mereka dapat merasakan kasih dan perhatian di momen Natal.

Ketua panitia menegaskan bahwa perayaan ini bukan hanya seremoni tahunan, melainkan panggilan iman untuk hadir di tengah masyarakat. “Kami ingin menghadirkan kasih Kristus yang nyata, terutama bagi mereka yang sedang berjuang di masa sulit ini,” ujarnya.

Masyarakat pun menyambut gembira kegiatan ini. Sejumlah penerima bantuan menyampaikan rasa syukur mereka atas perhatian yang diberikan, sementara anak-anak panti asuhan terlihat antusias mengikuti kebersamaan yang hangat bersama pemuda gereja.

Perayaan Natal Pemuda Oikoumene tahun ini memberi pesan kuat: Natal bukan hanya dirayakan di gedung gereja, tetapi juga diwujudkan lewat kepedulian, solidaritas, dan aksi kasih nyata di tengah kehidupan sehari-hari.

 29 MEI 2021  : PERAYAAN PASKAH  PEMUDA PGIW SUMATERA UTARA - BPPPWG MENARA KRISTEN

29 MEI 2021 : PERAYAAN PASKAH PEMUDA PGIW SUMATERA UTARA - BPPPWG MENARA KRISTEN

 


ACTIVITY ORGANIZATION REPORT

29 Mei 2021

Perayaan Paskah dan Kenaikan Yesus Kristus Pemuda PGIW Sumatera Utara – BPPPWG Menara Kristen

Pada tanggal 29 Mei 2021, PGIW Sumatera Utara bersama BPPPWG Menara Kristen melaksanakan kegiatan Perayaan Paskah dan Kenaikan Yesus Kristus. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh sukacita dan syukur, meskipun berada dalam situasi pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas masyarakat.

Latar Belakang Kegiatan

Paskah merupakan perayaan iman yang memperingati kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, yang menjadi dasar kemenangan umat Kristiani atas dosa dan maut. Momentum Paskah tidak hanya dirayakan secara liturgis, tetapi juga diwujudkan melalui pelayanan nyata kepada sesama. Oleh karena itu, Pemuda PGIW Sumatera Utara bersama BPPPWG Menara Kristen mengemas perayaan ini dalam bentuk ibadah, refleksi iman, dan aksi sosial yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Rangkaian Kegiatan

1.     Ibadah Perayaan Paskah dan Kenaikan Kristus

o   Dilaksanakan secara sederhana, namun penuh makna dengan melibatkan pemuda, tokoh gereja, dan masyarakat.

o   Tema kebangkitan Kristus ditekankan sebagai sumber pengharapan di tengah krisis global.

2.     Aksi Sosial

o   Pembagian bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu dan terdampak pandemi di wilayah Sumatera Utara.

o   Kunjungan kasih ke beberapa komunitas dan institusi, termasuk rumah ibadah, lembaga pendidikan, serta aparat pemerintahan dan kepolisian.

o   Melalui aksi ini, diharapkan kasih Kristus yang bangkit dapat dirasakan secara nyata oleh semua kalangan, tanpa memandang latar belakang.

3.     Dialog dan Kebersamaan

o   Diadakan pertemuan pemuda dengan tokoh masyarakat, untuk membicarakan peran generasi muda dalam menjaga persatuan, membangun karakter bangsa, serta menghadapi tantangan zaman.

o   Pertemuan ini juga menjadi sarana memperkuat sinergi antara gereja, organisasi Kristen, dan masyarakat umum.

Dampak Kegiatan

·  Secara Rohani: Menguatkan iman umat, khususnya pemuda, bahwa kebangkitan Kristus memberi harapan baru meski hidup dalam keterbatasan.

·     Secara Sosial: Membantu meringankan beban masyarakat terdampak pandemi melalui pembagian bantuan dan pelayanan kasih.

·   Secara Relasional: Memperkuat hubungan antara gereja, pemuda, pemerintah, dan masyarakat melalui kolaborasi dan kebersamaan.

Tantangan yang Dihadapi

·     Pembatasan kerumunan akibat Covid-19 membuat perayaan harus dilakukan dengan penyesuaian ketat.

·        Keterbatasan dana dan logistik untuk menjangkau lebih banyak penerima bantuan.

·        Koordinasi antarwilayah yang membutuhkan komitmen dan kedisiplinan tinggi dari para panitia dan relawan.

Pandangan Masyarakat

·     Positif dan Apresiatif: Masyarakat menyambut baik kegiatan ini sebagai wujud nyata kasih Kristus.

·   Inspiratif: Pemuda Kristen dinilai telah menunjukkan peran penting dalam menjaga solidaritas sosial di masa sulit.

·     Harapan Keberlanjutan: Banyak masyarakat berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut, tidak hanya pada momen Paskah, tetapi juga dalam kesempatan pelayanan lainnya.

Kegiatan Perayaan Paskah dan Kenaikan Yesus Kristus pada 29 Mei 2021 yang diselenggarakan oleh PGIW Sumatera Utara bersama BPPPWG Menara Kristen telah terlaksana dengan baik. Meski menghadapi tantangan, kegiatan ini berhasil memadukan perayaan iman dengan aksi nyata, sehingga membawa dampak positif bagi rohani, sosial, dan persaudaraan lintas komunitas.


Guru yang mengajar

PELAYAN BPPPWG MENARA KRISTEN

Pdt Hendra C Manullang, S.Th

KEPALA BPPPWG MK

"Setiap orang memiliki hak, tanggung jawab, dan kemampuan untuk melayani Kristus." - Pdt. Hendra C manullang.

C.Pdt.Boima H Banurea,S.Th

Ka.bid Keuangan

"Melayani bukan untuk dilayani, meski nyawa taruhannya. Tetaplah melayani gerejanya dan seluruh umat." - C.Pdt. Boima H Banurea

Pdt. Reynold Sitorus, S.Th

Pengawas

Seorang pelayan Gereja mempengaruhi keabadian; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." - Pdt. Reynold Sitorus

C.Pdt. Fajar Panggabean, S.Th

Ka.Bid.Marturia

Nafas seorang Kristen adalah Doa; dan setiap tindakannya dibawah kuasa Roh Kudus." - C.Pdt.Fajar Panggabean

Delima R Br. Saragih, S.Th.

Ka.Bid Sekretariat Umum

"Pelayanan Gereja yang berkarakter akan menciptakan banyak mental Kristus ."- Delima R Br Saragih

Christianto Tambunan, M.Th

Ka.Bid Diakonia

""Pelayanan Gerejawi bukan hanya menjadikan manusia berhikmat dan bijaksana, tapi upaya Allah sendiri." - Christianto Tambunan

Pdt. Peniel Hutauruk, S.Th

Ka.Bid. Koinonia

"Membuat sebuah tindakan yang positif, kita harus mengembangkan sebuah pandangan positif." – - Pdt. Peniel Hutauruk

Tri R D Damanik, A.Md.Bns

Volunter

"Jika Anda berpikir positif, Anda menarik hal positif masuk ke hidup Anda. Begitu juga sebaliknya." – - Tri R D Damanik.

Jesica Manullang,S.Th

PENGAWAS

"Pendidikan adalah Pilar Kehidupan, tanpa pendidikan kehidupan ini menjadi lebih sulit."

Peta Lokasi dan Kontak

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

JAM OPERASIONAL SEKOLAH

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim