Surat Ibrani dan Surat Yakobus
Surat
Ibrani dan Surat Yakobus
I.
Pendahuluan
Surat kepada orang Ibrani adalah salah
satu kitab dalam Perjanjian Baru dan merupakan sebuah tulisan teologi dari
periode awal kekristenan yang disusun dengan kaidah bahasa Yunani yang baik.
Sebagai surat, kitab ini tidak memiliki salam pembuka yang selayaknya
surat-surat kiriman pada masa itu. Kitab ini lebih mirip khotbah yang memuat
uraian teologi yang rumit dan penuh teka-teki.Di dalamnya tidak hanya
dipaparkan tentang keistimewaan Yesus di hadapan tradisi Yahudi, tetapi juga
dalam konteks filsafat platonis. Sedangkan surat Yakobus adalah salah satu
kitab dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang digolongkan ke dalam
“surat-surat am” (bahasa Yunani : Katholike Epistole) bersama dengan surat
Yudas, surat I,II Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak zaman Eusebius
sekitar tahun 260-340M. Berikut akan kami paparkan tentang kedua kitab ini
lebih lanjut. Semoga sajian kami bermanfaat bagi kita, Tuhan Memberkati.
II.
Pembahasan
2.1 Surat Ibrani
2.1.1
Latar
Belakang Surat Ibrani
Surat Ibrani diperkirakan ditulis
setelah tahun 60 dan sebelum tahun 96, saat surat ini mulai dikutip oleh Klemens
dari Roma dalam sebuah suratnya. Para ahli juga tidak dapat memastikan kepada
siapa sesungguhnya surat ini ditujukan. Ibrani 13 : 24 menyinggung tentang
“saudara-saudara di Italia” yang mungkin mengirim salam untuk teman-teman
mereka di rumah. Sejumlah anggota jemaat yang disapa oleh penulis sedang
menanggung masalah yang berat. Mereka dihina di depan umum dan harta benda
mereka dirampas (10: 32-34). Sebagian jemaat juga sudah tidak ikut lagi dalam
ibadah, mungkin karena Kristus ternyata tidak segera datang, seperti yang
mereka harapkan (10: 25). Semua itu menunjukkan bahwa surat Ibrani agaknya
ditujukan kepada sebuah jemaat Kristen generasi kedua.[1]
2.1.2
Penulis,
Tempat Penulisan, Waktu Penulisan
Suatu teka-teki yang lebih besar adalah
penulis kitab ini. Penulis tidak meneyebutkan namanya sendiri, atau menyebutkan
suatu keadaan atau hubungan yang akan mengungkapkan jati dirinya secara pasti.
Ia bukanlah seorang Rasul Kristus secara langsung (Ibrani 2: 3).[2] Diperkirakan, surat Ibrani ini ditulis di
Roma, selambat-lambatnya tahun 96 M.[3]
Origenes, Bapa Gereja dari abad ketiga, menulis mengenai surat ini, “hanya
Allah yang mengetahui siapa sebenarnya penulis surat ini” (Eusibius, History 6.25.14). Beberapa terjemahan
dari versi Alkitab memberikannya judul, “surat Paulus kepada orang Ibrani”.
Tetapi kata-kata tersebut tidak asli, dan sangat kecil kemungkinannya bahwa
surat ini ada sangkut pautnya dengan Paulus. Beberapa alas an dikemukakan untuk
mendukung pendapat tersebut :
a. Surat
ini tidak dalam bentuk surat yang lazim.
b. Bahasa
serta gaya bahasa surat Ibrani sangat berbeda dibandingkan dengan surat-surat
Paulus.
c. Pokok-pokok
yang menjadi perhatian dalam surat Ibrani juga sangat berneda dengan hal-hal
yang diperhatikan Paulus.
d. Ia
tidak termasuk dalam golongan para rasul.
e. Pemulisnya
jelas berpendidikan baik.
f. Latar
belakang penulis adalah agama Yahudi.[4]
2.1.3
Tujuan
Penulisan
Apabila
kita membaca kitab ini, satu kali terus menerus, maka kesan yang diperoleh
menyatakan tujuannya dengan terang.Kemutlakan penyataan Allah dalam Yesus
Kristus, Anak Allah, yang melebihi malaikat dan Musa (1, 2:5-3:6).Ia adalah
imam besar yang sebenarnya, yang dihadapannya segala sesuatu yang lalu harus
mundur (4:14; 10:19). Keimaman yang sudah-sudah itu adalah keimaman yang tidak
sempurna, hanya merupakan bayangan dari Kristus.Uraian ini diselingi dengan
berbagai ajakan.[5]
2.1.4
Struktur
Kitab
o Allah
mengutus Yesus untuk menyucikan dan memperbaharui dunia (1:1-2:4).
o Yesus
lebih tinggi daripada Musa (2:5-4:13).
o Yesus
adalah Imam besar yang agung (4:14-6:12).
o Kurban Yesus menghasilkan Perjanjian Baru
(6:13-10:39).[6]
2.1.5
Tema
Teologis
Penulis
surat ini berusaha mendorong pembacabya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan
bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Tuhan yang sempurna.
o Yesus
adalah Anak Tuhan yang kekal. Anak Tuhan itu menunjukkan ketaatannya kepada
Bapa melalui ketabahannya untuk menderita. Sebagai Anak Tuhan, Yesus lebih
tinggi daripada nabi-nabi.
o Tuhan
telah menyatakan Yesus, sebagai Imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam
Perjanjian Lama.
o Dengan
perantaraan Yesus, orang yang percaya kepadanya dibebaskan dari dosa dan dari
ketakutan dan kematian.[7]
2.2 Surat Yakobus
Surat
Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen
yang digolongkan ke dalam “surat-surat am” (bahasa Yunani : Katholike Epistole)
bersama dengan surat Yudas, surat 1,2Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak
zaman Eusebius sekitar tahun 260-340M.
2.2.1
Latar
Belakang Surat Yakobus
Sebagaimana lazimnya sebuah surat, surat
Yakobus yang diawali dengan salam yang ditujukan kepada jemaat Kristen yang
tersebar di seluruh wilayah kekaisaran Roma(1:1). Sebenarnya, surat Yakobus
lebih mirip buku kecil yang berisi nasihat dan petunjuk tentang bagaimana umat
Allah harus hidup dan memperlakukan sesamanya. Surat ini ditujukan kepada
“kedua belas suku diperantauan” (1:1).Dua belas suku yang
dimaksud disini bukan umat Israel, melainkan jemaat Kristen yang melihat
dirinya sebagai ahli waris tradisi Yahudi.[8]
2.2.2
Penulis,
Tempat, dam Waktu Penulisan
Penulis
menyebut dirinya Yakobus.Menurut tradisi Yakobus adalah saudara Yesus.Surat ini
memang berisi ajaran dan nasihat-nasihat yang serupa dengan ajaran Yesus,
sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab injil.Akan tetapi, bentuk dan bahasa
Surat ini, menunjukkan bahwa penulis terbiasa dengan berbagai istilah dalam
budaya Yunani abad pertama. Ini berarti bahwa penulis hidup jauh sesudah
Yakobus, saudara Yesus (Mrk 6:3), dan juga Yakobus sang rasul (Mat 4:21).[9]
Surat
ini diperkirakan ditulis sebelum tahu 62 M, karena Yakobus mati syahid pada
tahun itu. Para ahli meyakini surat ini ditulis pada tahun 47-48 M. pengedaran
surat ini juga diduga dilakukan agak lama setelah Yakobus meninggal.[10]Tentang
tempatnya, tidak dapat dikatakan apa-apa dengan pasti, sedangkan menduganya pun
sangat sukar.Hanya bahasanya menunjukkan tempat dimana bahasa Yunani itu
menjadi bahasa pergaulan.[11]
2.2.3
Tujuan
Penulisan
Yakobus menulis sebagai gembala untuk
memberi semangat kepada Kristen misalnya (5:7) dan juga untuk menegur mereka.Ia
menekankan pentingnya iman yang diwujudkan dalam perbuatan praktis.[12]Yakobus
merupakan suatu karangan “Hikmat Kebijaksanaan” Kristen.Penulis cukup jelas
terpengaruh oleh tradisi Yahudi di bidang itu.Ia menunjukkan tradisi itu bagi
dan dalam rangka iman kepercayaan Kristen. Dengan tujuan itulah ia mewariskan
tradisi hikmat kebijaksanaan Yahudi sambil meningkatkannya.[13]
2.2.4
Struktur
Surat Yakobus
Setelah
menyampaikan sebuah salam yang singkat, penulis menyampaikan nasihatnya tentang
hidup sebagai umat Allah. Susunan surat Yakobus adalah sebagai berikut :
o Memohon
hikmat dari Allah dan bertekun dalam pencobaan (1:1-18).
o Tunjukkanlah
bahwa Iman mu hidup! (1:19-2:26).
o Jagalah
lidahmu dan jadilah bijak! (3:1-5:6).
o Bersabar,
berbelas kasih,dan berdoalah (5:7-20).[14]
2.2.5
Tema
Teologis
Tiga
tema pokok surat Yakobus:
o Kebapaan
Allah
o Dahsyatnya
Dosa
o Perkembangan
sikap dan sifat Kristen[15]
III.
Refleksi
Teologis
Kami para penyaji mengambil refleksi
teologis dari Ibrani 2:18 yang berisikan “Sebab oleh karena Ia (Yesus) sendiri
telah menderita karena pencobaan, maka dapat menolong yang dicobai.” Dan satu
ayat lagi dari Yakobus 2:26 yang isinya
“Sebab tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa
perbutan-perbuatan adalah mati.” Dari dua ayat diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa Yesus telah menderita untuk menebus dosa-dosa kita, dan sudah selayaknya
kita sebagai umat yang telah ditebus kita patutnya menunjukkan bagaimana iman
kita lewat perbuatan kita, agar melalui perbuatan kita, kita dapat menunjukkan
kita sudah ditebus dengan darah yang mahal dan pengorbanan yang besar
IV.
Kesimpulan
Ibrani adalah suatu contoh yang sangat
bagus dari ajaran di dalam gereja-gereja yang pertama. Berbeda dengan
kebanyakan surat-surat Paulus, ia tidak dipenuhi berbagai pernyataan yang tidak
mempunyai hubungan khusus satu dengan yang lainnya, ia juga tidak merupakan
suatu khotbah pemberitaan injil yang ditujukan pada kelompok pendengar yang
tidak tertentu. Ibrani banyak melengkapi doktrin tentang penebusan dosa, yang
ditempatkannya dalam hubungan perjanjian Ilahi. Dan kitab Yakobus Surat Yakobus
adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang
digolongkan ke dalam “surat-surat am” (bahasa Yunani : Katholike Epistole)
bersama dengan surat Yudas, surat 1,2Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak
zaman Eusebius sekitar tahun 260-340M. Kitab ini ingin juga menyampaikan bahwa
Yesus adalah Anak Tuhan yang kekal.Anak Tuhan itu menunjukkan ketaatannya
kepada Bapa melalui ketabahannya untuk menderita. Sebagai Anak Tuhan, Yesus
lebih tinggi daripada nabi-nabi.
V.
Daftar
Pustaka
Sumber
Buku :
Alkitab Edisi Studi, Jakarta :
Lembaga Alkitab Indonesia, 2012
Drane John, Memahami Perjanjian
Baru, Jakarta : BPK-GM, 1982
Duyverman.M.E, Pembimbing ke dalam
Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 1998
Groenen.C, Pengantar kedalam
Perjanjian Baru, Yogyakarta:KANISIUS, 1984
Tenney. Merrill C, Survei
Perjanjian Baru, Malang : Gandum Mas,
2000
Sumber
Elektronik :
http://www.suratkepadaorangIbrani.com
diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.09
http://www.suratyakobus.com
diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.15
http://www.sabda.org.com
diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.32
[1] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga
Alkitab Indonesia, 2012), 1980
[2] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang :
Gandum Mas, 2000), 443
[3] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK-GM, 1982), 481
[4] Ibid, 476-478
[5] Drs.M.E.Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 171
[6] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga
Alkitab Indonesia, 2012), 1980
[7]http://www.suratkepadaorangIbrani.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul
21.09
[8]
Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 2003
[9]
Ibid, 2003
[10]http://www.suratyakobus.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul
21.15
[11] Drs.M.E.Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 179
[12]http://www.sabda.org.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul
21.32
[13] Dr.C.Groenen OFM, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta:KANISIUS, 1984), 344
[14] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga
Alkitab Indonesia, 2012), 2004
[15]http://www.sabda.org.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul
21.37
Tags :
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment