-->

sosial media

Thursday, 2 March 2017

Surat Ibrani dan Surat Yakobus



Surat Ibrani dan Surat Yakobus
I.                   Pendahuluan
Surat kepada orang Ibrani adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru dan merupakan sebuah tulisan teologi dari periode awal kekristenan yang disusun dengan kaidah bahasa Yunani yang baik. Sebagai surat, kitab ini tidak memiliki salam pembuka yang selayaknya surat-surat kiriman pada masa itu. Kitab ini lebih mirip khotbah yang memuat uraian teologi yang rumit dan penuh teka-teki.Di dalamnya tidak hanya dipaparkan tentang keistimewaan Yesus di hadapan tradisi Yahudi, tetapi juga dalam konteks filsafat platonis. Sedangkan surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang digolongkan ke dalam “surat-surat am” (bahasa Yunani : Katholike Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat I,II Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak zaman Eusebius sekitar tahun 260-340M. Berikut akan kami paparkan tentang kedua kitab ini lebih lanjut. Semoga sajian kami bermanfaat bagi kita, Tuhan Memberkati.
II.                Pembahasan
2.1  Surat Ibrani
2.1.1        Latar Belakang Surat Ibrani
Surat Ibrani diperkirakan ditulis setelah tahun  60 dan sebelum tahun  96, saat surat ini mulai dikutip oleh Klemens dari Roma dalam sebuah suratnya. Para ahli juga tidak dapat memastikan kepada siapa sesungguhnya surat ini ditujukan. Ibrani 13 : 24 menyinggung tentang “saudara-saudara di Italia” yang mungkin mengirim salam untuk teman-teman mereka di rumah. Sejumlah anggota jemaat yang disapa oleh penulis sedang menanggung masalah yang berat. Mereka dihina di depan umum dan harta benda mereka dirampas (10: 32-34). Sebagian jemaat juga sudah tidak ikut lagi dalam ibadah, mungkin karena Kristus ternyata tidak segera datang, seperti yang mereka harapkan (10: 25). Semua itu menunjukkan bahwa surat Ibrani agaknya ditujukan kepada sebuah jemaat Kristen generasi kedua.[1]
2.1.2        Penulis, Tempat Penulisan, Waktu Penulisan
Suatu teka-teki yang lebih besar adalah penulis kitab ini. Penulis tidak meneyebutkan namanya sendiri, atau menyebutkan suatu keadaan atau hubungan yang akan mengungkapkan jati dirinya secara pasti. Ia bukanlah seorang Rasul Kristus secara langsung (Ibrani 2: 3).[2]  Diperkirakan, surat Ibrani ini ditulis di Roma, selambat-lambatnya tahun 96 M.[3] Origenes, Bapa Gereja dari abad ketiga, menulis mengenai surat ini, “hanya Allah yang mengetahui siapa sebenarnya penulis surat ini” (Eusibius, History 6.25.14). Beberapa terjemahan dari versi Alkitab memberikannya judul, “surat Paulus kepada orang Ibrani”. Tetapi kata-kata tersebut tidak asli, dan sangat kecil kemungkinannya bahwa surat ini ada sangkut pautnya dengan Paulus. Beberapa alas an dikemukakan untuk mendukung pendapat tersebut :
a.       Surat ini tidak dalam bentuk surat yang lazim.
b.      Bahasa serta gaya bahasa surat Ibrani sangat berbeda dibandingkan dengan surat-surat Paulus.
c.       Pokok-pokok yang menjadi perhatian dalam surat Ibrani juga sangat berneda dengan hal-hal yang diperhatikan Paulus.
d.      Ia tidak termasuk dalam golongan para rasul.
e.       Pemulisnya jelas berpendidikan baik.
f.       Latar belakang penulis adalah agama Yahudi.[4]

2.1.3        Tujuan Penulisan
Apabila kita membaca kitab ini, satu kali terus menerus, maka kesan yang diperoleh menyatakan tujuannya dengan terang.Kemutlakan penyataan Allah dalam Yesus Kristus, Anak Allah, yang melebihi malaikat dan Musa (1, 2:5-3:6).Ia adalah imam besar yang sebenarnya, yang dihadapannya segala sesuatu yang lalu harus mundur (4:14; 10:19). Keimaman yang sudah-sudah itu adalah keimaman yang tidak sempurna, hanya merupakan bayangan dari Kristus.Uraian ini diselingi dengan berbagai ajakan.[5]
2.1.4        Struktur Kitab
o   Allah mengutus Yesus untuk menyucikan dan memperbaharui dunia (1:1-2:4).
o   Yesus lebih tinggi daripada Musa (2:5-4:13).
o   Yesus adalah Imam besar yang agung (4:14-6:12).
o    Kurban Yesus menghasilkan Perjanjian Baru (6:13-10:39).[6]
2.1.5        Tema Teologis
Penulis surat ini berusaha mendorong pembacabya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Tuhan yang sempurna.
o   Yesus adalah Anak Tuhan yang kekal. Anak Tuhan itu menunjukkan ketaatannya kepada Bapa melalui ketabahannya untuk menderita. Sebagai Anak Tuhan, Yesus lebih tinggi daripada nabi-nabi.
o   Tuhan telah menyatakan Yesus, sebagai Imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam Perjanjian Lama.
o   Dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepadanya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian.[7]

2.2  Surat Yakobus
Surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang digolongkan ke dalam “surat-surat am” (bahasa Yunani : Katholike Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat 1,2Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak zaman Eusebius sekitar tahun 260-340M.

2.2.1        Latar Belakang Surat Yakobus
Sebagaimana lazimnya sebuah surat, surat Yakobus yang diawali dengan salam yang ditujukan kepada jemaat Kristen yang tersebar di seluruh wilayah kekaisaran Roma(1:1). Sebenarnya, surat Yakobus lebih mirip buku kecil yang berisi nasihat dan petunjuk tentang bagaimana umat Allah harus hidup dan memperlakukan sesamanya. Surat ini ditujukan kepada “kedua belas suku diperantauan” (1:1).Dua belas suku yang dimaksud disini bukan umat Israel, melainkan jemaat Kristen yang melihat dirinya sebagai ahli waris tradisi Yahudi.[8]
2.2.2        Penulis, Tempat, dam Waktu Penulisan
Penulis menyebut dirinya Yakobus.Menurut tradisi Yakobus adalah saudara Yesus.Surat ini memang berisi ajaran dan nasihat-nasihat yang serupa dengan ajaran Yesus, sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab injil.Akan tetapi, bentuk dan bahasa Surat ini, menunjukkan bahwa penulis terbiasa dengan berbagai istilah dalam budaya Yunani abad pertama. Ini berarti bahwa penulis hidup jauh sesudah Yakobus, saudara Yesus (Mrk 6:3), dan juga Yakobus sang rasul (Mat 4:21).[9]
Surat ini diperkirakan ditulis sebelum tahu 62 M, karena Yakobus mati syahid pada tahun itu. Para ahli meyakini surat ini ditulis pada tahun 47-48 M. pengedaran surat ini juga diduga dilakukan agak lama setelah Yakobus meninggal.[10]Tentang tempatnya, tidak dapat dikatakan apa-apa dengan pasti, sedangkan menduganya pun sangat sukar.Hanya bahasanya menunjukkan tempat dimana bahasa Yunani itu menjadi bahasa pergaulan.[11]
2.2.3        Tujuan Penulisan
Yakobus menulis sebagai gembala untuk memberi semangat kepada Kristen misalnya (5:7) dan juga untuk menegur mereka.Ia menekankan pentingnya iman yang diwujudkan dalam perbuatan praktis.[12]Yakobus merupakan suatu karangan “Hikmat Kebijaksanaan” Kristen.Penulis cukup jelas terpengaruh oleh tradisi Yahudi di bidang itu.Ia menunjukkan tradisi itu bagi dan dalam rangka iman kepercayaan Kristen. Dengan tujuan itulah ia mewariskan tradisi hikmat kebijaksanaan Yahudi sambil meningkatkannya.[13]
2.2.4        Struktur Surat Yakobus
Setelah menyampaikan sebuah salam yang singkat, penulis menyampaikan nasihatnya tentang hidup sebagai umat Allah. Susunan surat Yakobus adalah sebagai berikut :
o   Memohon hikmat dari Allah dan bertekun dalam pencobaan (1:1-18).
o   Tunjukkanlah bahwa Iman mu hidup! (1:19-2:26).
o   Jagalah lidahmu dan jadilah bijak! (3:1-5:6).
o   Bersabar, berbelas kasih,dan berdoalah (5:7-20).[14]

2.2.5        Tema Teologis
Tiga tema pokok surat Yakobus:
o   Kebapaan Allah
o   Dahsyatnya Dosa
o   Perkembangan sikap dan sifat Kristen[15]

III.             Refleksi Teologis
Kami para penyaji mengambil refleksi teologis dari Ibrani 2:18 yang berisikan “Sebab oleh karena Ia (Yesus) sendiri telah menderita karena pencobaan, maka dapat menolong yang dicobai.” Dan satu ayat lagi dari Yakobus 2:26  yang isinya “Sebab tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbutan-perbuatan adalah mati.” Dari dua ayat diatas kita dapat menyimpulkan bahwa Yesus telah menderita untuk menebus dosa-dosa kita, dan sudah selayaknya kita sebagai umat yang telah ditebus kita patutnya menunjukkan bagaimana iman kita lewat perbuatan kita, agar melalui perbuatan kita, kita dapat menunjukkan kita sudah ditebus dengan darah yang mahal dan pengorbanan yang besar

IV.              Kesimpulan
Ibrani adalah suatu contoh yang sangat bagus dari ajaran di dalam gereja-gereja yang pertama. Berbeda dengan kebanyakan surat-surat Paulus, ia tidak dipenuhi berbagai pernyataan yang tidak mempunyai hubungan khusus satu dengan yang lainnya, ia juga tidak merupakan suatu khotbah pemberitaan injil yang ditujukan pada kelompok pendengar yang tidak tertentu. Ibrani banyak melengkapi doktrin tentang penebusan dosa, yang ditempatkannya dalam hubungan perjanjian Ilahi. Dan kitab Yakobus Surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang digolongkan ke dalam “surat-surat am” (bahasa Yunani : Katholike Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat 1,2Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak zaman Eusebius sekitar tahun 260-340M. Kitab ini ingin juga menyampaikan bahwa Yesus adalah Anak Tuhan yang kekal.Anak Tuhan itu menunjukkan ketaatannya kepada Bapa melalui ketabahannya untuk menderita. Sebagai Anak Tuhan, Yesus lebih tinggi daripada nabi-nabi.

V.                 Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Alkitab Edisi Studi, Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2012
Drane John, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta : BPK-GM, 1982
Duyverman.M.E, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 1998
Groenen.C, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, Yogyakarta:KANISIUS, 1984
Tenney. Merrill C, Survei Perjanjian Baru, Malang :  Gandum Mas, 2000

Sumber Elektronik :
http://www.suratkepadaorangIbrani.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.09
http://www.suratyakobus.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.15
http://www.sabda.org.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.32




[1] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 1980
[2] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang :  Gandum Mas, 2000), 443
[3] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK-GM, 1982), 481
[4] Ibid, 476-478
[5] Drs.M.E.Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 171
[6] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 1980
[7]http://www.suratkepadaorangIbrani.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.09
[8]  Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 2003
[9]  Ibid, 2003
[10]http://www.suratyakobus.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.15
[11] Drs.M.E.Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 179
[12]http://www.sabda.org.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.32
[13] Dr.C.Groenen OFM, Pengantar kedalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta:KANISIUS, 1984), 344
[14] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 2004
[15]http://www.sabda.org.com diunduh pada tanggal 13 April 2016 pukul 21.37

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim