Kajian Teologis “ROH KUDUS”
I. Pendahuluan
Dalam Liturgi gereja seringkali terdengar kata “Di dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, Amin.” Pernyataan ini merupakan rumusan Tritunggal yang menjelaskan tentang keilahian dari ketiga pribadi dalam Allah Tritunggal. Alkitab dengan jelas menyatakan Roh Kudus memiliki atribut-atribut ilahi dan mempunyai otoritas ilahi. Keilahian Roh Kudus secara umum diterima oleh gereja, dan keilahian Roh Kudus tidak terlalu diperdebatkan. Namun, sekitar abad ke-4 muncul pembahasan mengenai Roh Kudus yang diinspirasikan dari pendapat beberapa uskup yang akhirnya dibawa ke dalam konsili-konsili yang terjadi pada saat itu. Hingga saat ini pun, pemahaman akan Roh Kudus ini selalu tetap dibicarakan. Oleh karena itu, dalam pemaparan makalah kali ini, penulis akan membahas tentang pehaman akan Roh Kudus serta peranannya.
II. Pembahasan
2.1. Etimologi
Untuk mengetahui apa itu Roh Kudus dan bagaimana pekerjaan-Nya, perlu kita mengetahui dahulu arti kata roh. Kata roh yang kita ambil-alih dari bahasa Arab yaitu ruch, adalah terjemahan dari bahasa Ibrani ruach dan kata Yunani pneuma. Pertama, kedua kata ini berarti gerakan udara yang disebabkan oleh nafas. Karena itu, ruach dan pneuma dapat diterjemahkan dengan ‘nafas’. Atau dengan arti kiasan ‘nyawa’ dan ‘semangat’ (prinsip atau kodrat yang memberikan kehidupan kepada tubuh). Kedua, kata ruach dan pneuma berarti gerakan udara yang disebabkan oleh angin. Karena itu kedua kata itu dapat diterjemahkan dengan ‘angin’: angin sepoi-sepoi, angin kencang, angin ribut, badai, topan, dan lain-lain.[1] Roh dapat juga diterjemahkan sebagai istilah yang umumnya digunakan untuk orang yang luar biasa (biasanya tak kelihatan). Roh juga disamakan dengan nafas atau angin yang tak kelihatan, mengandung kekuatan dan pemberi hidup, dan kesadaran.[2]
2.2. Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
Kata Ibrani “Roh” (ruakh) juga berarti “angin” (Maz. 148:8; Yeh 1:4) atau “napas” (Yeh. 37:5),[3] tetapi yang dimaksudkan bukanlah gejalah alamiah yang bersangkutan sebagai demikian, melainkan daya kekuatan yang ditemukan di dalam angin serta napas dan yang tidak kita ketahui dari mana dan ke mana kekuatan itu.[4] Pada mulanya Roh Allah muncul sebagai kuasa Allah, yang bergerak seperti angin besar diatas samudera raya, dan ikut serta dalam pekerjaan menciptakan langit dan bumi (Kej. 1:2). Roh dilukiskan sebagai nafas Allah yang memberi hidup kepada apa yang diciptakan-Nya dan Roh ditarik kembali oleh Allah, maka ciptaan itu kembali menjadi debu tanah (Maz. 104:29-30; bnd. Kej. 2:7). Dengan demikian kelanjutan hidup manusia tergantung pada kehadiran Roh Allah di dalam diri manusia sendiri (Kej. 6:13). Dapat dikatakan bahwa manusia diciptakan dan terus hidup oleh karena Roh Allah (Ayb. 33:4). Lagi pula manusia memperoleh hidup baru dari pada Roh (Yeh. 37:9-14).[5] Kesimpulannya dalam Perjanjian Lama Roh Kudus Allah.
2.3. Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
Istilah Yunani untuk Roh (Pneuma) juga mencangkup “angin” dan “napas” (Yoh. 3:8; Why. 11:11). Dalam Perjanjian Baru yang menceritakan zaman mesianik, Roh Kudus kelihatan lebih jelas dan Dia menonjol dalam peristiwa yang berhubungan dengan kelahiran Yesus (Mat. 1:18; Luk. 1:35, 41, 67-68; 2:27). Pada pembaptisan Yesus, ia muncul “seperti burung merpati” (Mat. 3:16) dan sering disebut dalam hubungan dengan MisiNya (Mat. 4:1; 12:28; Luk. 4:14,18; Ibr. 9:14). Dengan pesan perpisahan kepada murid-murid, Yesus menyebut Roh Kudus sebagai “Penghibur” (Yoh. 14:16, 26; 15:26; 16:7). Kata asal Yunani (Parakletos) berarti pengacara yang menangani kasus seseorang atau sekutu yang memihak, menguatkan dan memberi semangat. jaman baru yang dibuka dengan kematian dan kebangkitan Yesus menghasilkan turunnya Roh Kudus sebagaimana dijanjikan (Kis. 2:1). Ia menciptakan gereja dan memberikan kuasa untuk misinya dalam dunia. Kehidupan Kristen dalam masa antara kedua kedatangan Kristus adalah kehidupan dalam Roh (Rm. 5:5; 8:1-17; 1 Kor. 12-14; Gal. 5:16-26).[6] Kesimpulannya didalam Perjanjian Baru Roh Kudus adalah Allah.
2.4. Pandangan Tokoh tentang Roh Kudus
2.4.1. Martin Luther
Dalam Katekismus Martin Luther[7] sebagaimana yang tercantum dalam pengakuan iman “Aku percaya kepada Roh Kudus, akan Gereja Kristen yang kudus, akan keampunan dosa, akan kebangkitan tubuh, serta kehidupan yang kekal” amin. Butir pengakuan ini mengandung arti kita percaya bahwa kita tidak akan mungkin untuk datang kepada-Nya. Akan tetapi Roh Kudus telah memanggil manusia melalui injil, mencerahkan pengertian manusia dengan kasih karunia-Nya, supaya manusia disucikan dan tetap berpegang teguh pada iman yang sejati. Dengan cara yang sama Ia telah memanggil, menghimpun, mencerahkan dan menyucikan seluruh Gereja Kristen di bumi dan mempersatukanya di dalam Yesus Kristus berdasarkan satu iman yang sejati. Dalam pemahaman Luther Roh Kudus adalah Allah (Kisah Para Rasul 2:1-21; Matius 28:19). Roh Kudus mendiami orang terpilih dan sudah beriman karena Ia berdiam di dalam bait-Nya dan bukan bermalas-malas, melainkan mendorong mereka untuk mematuhi perintah Allah, demikian juga orang percaya hendaknya tidak bermalas-malas dan tidak menetang dorongan-dorongan Roh Kudus, melainkan harus bergiat dalam kebajikan-kebajikan orang Kristen. Roh Kudus menyaksikan kepada orang terpilih bahwa mereka adalah anak-anak Allah (Roma 8:16). Roh itu diterima dengan iman sebagaimana dikatakan Paulus (Galatia 3:14) sehingga hati digerakkan untuk melakukan perbuatan baik.[8]
2.4.2. Johannes Calvin
Roh Kudus itu adalah ikatan yang dipakai Kristus untuk mengikat kita dengan erat pada diri-Nya. Roh Kudus memperlengkapi Kristus dan datang ke dunia supaya kita dipisahkan-Nya dari dunia dan dikumpulkan-Nya untuk mengharapkan warisan yang kekal. Ada beberapa pemahaman Calvin tentang Roh Kudus: Dia dinamakan Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah (Rom. 8:15; Gal. 4:6). Dia dinamakan jaminan dan materai warisan kita (2 Kor. 1:22). Dia juga dinamakan kehidupan oleh karena kebenaran (Rom. 8:10). Dia digambarkan kepada kita sebagai mata air (Yoh. 4:14) yang memancarkan segala kekayaan sorga kepada kita atau sebagai tangan pelaksana kekuasaan Allah (Kis 11:21). Roh Kudus adalah Allah, itulah sesungguhnya yang dinamakan kunci yang membukakan kita kepada harta kekayaan kerajaan Sorga, dan penerangan-Nya dinamakan pandangan akal kita yang memungkinkan kita melihat. Tanpa penerangan Roh Kudus firman tidak dapat berbuat apa-apa.[9]
2.5. Terjadinya Dogma tentang Roh Kudus
Dalam perkembangan Sejarah Gereja, tema mengenai Roh Kudus sering dibahas, akan tetapi pada abad-abad pertama Sejarah Gereja terlebih khusus pada Konsili-konsili pertama Roh Kudus hanya mendapat perumusan yang samar-samar. Hal ini disebabkan Konsili-konsili pertama yang terutama diperdebatkan tentang soal hubungan Allah Bapa dan Yesus Kristus. Misalnya, Konsili Nicea (325). Dalam konsili ini rumusan tentang Roh Kudus tidak dibahas dengan tegas, dan hanya tertulis “dan kepada Roh Kudus”.Tahun 381 Konsili Constantinopel dilaksanakan dengan soal yang sama, dari konsili Nicea yaitu pembahasan mengenai hubungan antara Allah Bapa dan Yesus Kristus. Kedua Konsili ini menghasilkan rumusan bahwa Anak Allah “sehakekat dengan Bapa”. Rumusan ini dipelopori oleh Athanasius yang menggunakan kata “Homo-Usios” (sama hakekat=Sehakekat). Athanasius juga menggunakan rumusan ini mengenai Roh Kudus. Sesudah Konsili Chalcedon (451), perumusan Nicea Constantinopel diperluas lagi, dengan suatu kata “keluar dari Bapa” menjadi “keluar dari Bapa dan dari Anak”. Perumusan yang tegas barulah yang dikemukakan dalam perumusan pengakuan athanasianum. Pengakuan ini dengan tegas diajarkan, bahwa Roh Kudus adalah sehakekat dengan Allah Bapa dan Anak.[10]
2.6. Roh Kudus adalah Suatu Pribadi
1. Dia Memiliki Dan Menunjukkan Sifat-sifat dari Suatu Pribadi.[11]
a. Dia memiliki kecerdasan. Dia mengetahui dan menyelidiki sesuatu yang dari Allah ( 1 Kor. 2:10-11); Dia memiliki pikiran ( Rm. 8:27); dan Dia dapat mengajar manusia ( 1 Kor. 2:13).
b. Dia menyatakan perasaan. Dia dapat berdukacita karena segala tindakan orang-orang percaya yang penuh dosa ( Ef. 4:30 suatu pengaruh tidak dapat merasa berdukacita).
c. Dia memiliki kehendak. Dia menggunakan kehendak untuk membagikan karunia-karunia kepada Kristus ( 1 Kor. 12:11). Dia juga memimpin seluruh aktifitas orang Kristen ( Kis. 16:6-11)
d. Karena pribadi yang sesunggunya memiliki kecerdasan, perasaan, dan kehendak, dan karena Roh Kudus memiliki semua sifat ini, maka Dia pasti adalah suatu Pribadi.
2. Dia menyatakan Tindakan-tindakan dari Suatu Pribadi.[12]
Dia memimpin kita ke dalam kebenaran dengan cara mendengar, berbicara, dan menunjukkan ( Yoh. 16:13), Dia meyakinkan akan dosa ( Yoh. 16:8), Dia melakukan mujizat-mujizat ( Kis. 8:39), Dia berdoa syafaat (Rm. 8:26)
2.7. Roh Kudus adalah Allah
Roh Kudus bukan saja suatu Pribadi, tetapi Dia adalah Pribadi yang unik, sebab Dia adalah Allah. Bukti-bukti kepribadian tidak harus menjadi bukti-bukti Keallahan; tetapi bukti-bukti Keallahan juga merupakan bukti-bukti kepribadian-Nya. Jika Allah adalah Pribadi, dan jika Roh-Kudus adalah juga Allah, maka Dia adalah Pribadi juga.
1. Sebutan-sebutan-Nya Membuktikan Bahwa Dia adalah Allah
Nama-nama ilahi dari Roh Kudus menyatakan keallahan–Nya. Enam belas kali Dia disebutkan dengaan nama dua Pribadi lainnya dari Trinitas (Kis. 16:7---“Roh Yesus” dan 1 Kor. 6:11---“Roh Allah kita”). Selanjutnya, janji Tuhan Yesus untuk mengirim “seorang Penolong yang lain” (Yoh. 14:16) menggunakan kata “seorang yang lain” yang berarti seorang yang lain dari oknum Trinitas. Dengan kata lain, jika Kristus adalah Allah, maka Roh Kudus, Penolong yang lain dari oknum Trinitas, adalah Allah juga.
2. Sifat-sifat-Nya Menyatakan Sifat-sifat Yang Menjadi Milik Allah
Sebagaimana telah kita ketahui, Roh Kudus memiliki sifat-sifat yang menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi yang sesungguhnya. Tapi Dia juga memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki Allah, yang karenanya menunjukan bahwa Dia adalah Allah. Sifat-sifat ini ialah Mahatahu (Yes. 40:13; 1 Kor.2:12), Mahahadir (Mzm. 139:7), dan Mahakuasa berdasarkan pekerjan-Nya dalam Penciptaan (Ayb. 33:4; Mzm. 104:30). Dia adalah kebenaran, kasih, dan pemberi kehidupan juga. Namun, manusia pun dapat menjadi seperti hal-hal tersebut dalam arti yang relatif.
3.Tindakan-tindakan-Nya Menyatakan Tindakan-tindakan Yang Hanya Dapat Dilakukan Allah
Dia penyebab terjadainya Kelahiran Perawan (Luk.1:35), Dialah pelaku yang memberikan ilham kepada para penulis Kitab Suci (2 Ptr. 1:21), Dia terlibat dalam penciptaan dunia (Kej. 1:2).[13]
2.8. Karya Roh Kudus
1. Membawa kepada kebenaran
Roh Kudus juga disebut Roh Kebenaran. Banyak orang percaya yang terus mencari akan kebenaran firman Allah. Tanpa Roh Kudus, tidak ada seorang pun yang akan memahami setiap kata yang ada dalam firman Tuhan. Walaupun seseorang itu sangat pintar tapi tanpa Roh Kudus, dari segi penafsiran akan jauh sekali dari kebenaran. Walaupun manusia belajar banyak dari manusia tetapi seseorang tidak dapat bergantung semata-mata kepada manusia, sebab manusia telah memiliki Guru ilahi yaitu Roh Kudus. Sekeras-kerasnya manusia berupaya untuk memahami tentang Allah atau yang Ilahi namun nanti manusia akan sampai kepada titik kebingungan. Pada titik inilah manusia akan menjadi kabur pandangannya, hal yang terberat yang ada adalah saat manusia itu malah tidak mempercayai Allah itu ada.
Seseorang yang tidak mau dikuasai Roh Kudus tidak akan mampu untuk mengenal Allah yang transenden dan imanen tersebut. Bisa dikatakan kalau seseorang tersebut tidak dipimpin oleh Roh Kudus maka dia juga tidak mengenal Allah Bapa. Yoh 16:13 dengan jelas mengatakan kalau Roh Kudus memimpin kepada seluruh kebenaran sehingga tidak ada kata-kata yang menyangkal tanpa Roh Kudus seseorang tak akan mampu untuk memahami kebenaran, karena kebenaran itu berasal dari Allah sendiri. Orang yang diajar Roh Kudus walaupun ia tidak tahu bahasa aslinya, akan lebih mengetahui firman Allah daripada orang yang tidak diajar oleh Roh Kudus, meskipun ia pandai dalam bahasa aslinya. Pernyataan ini adalah jaminan bagi orang percaya, bahwa bukan kepandaian yang menentukan seseorang tahu dan memahami kebenaran yang sejati tetapi Roh Kuduslah yang akan membimbing orang mengenal kebenaran itu.
2. Memberi kuasa untuk bersaksi
Roh Kudus adalah pribadi dari Allah Tritunggal. Roh Kudus juga merupakan urapan. Seperti dalam amanat agung yang disampaikan oleh Yesus bahwa Bapa, Anak(Yesus), dan Roh Kudus adalah sama hakekatnya. Seperti halnya dalam perjanjian lama Allah memberi kuasa untuk para nabi untuk memberitakan akan firman Tuhan kepada bangsa-bangsa, seperti itu jugalah kuasa yang diberikan oleh Allah lewat Roh Kudus untuk memberikan kuasa bagi orang percaya untuk dapat bersaksi tentang Yesus.
Roh Kudus menolong orang yang percaya supaya ia dengan penuh kuasa dapat meneruskan kepada orang-orang lain kebenaran yang diajarkan oleh Roh Kudus kepadanya (I Korintus 2:1-5; I Tesalonika 1:5; Kisah Para Rasul 1:8).Bahwa setiap orang percaya kepada Yesus akan diberikan kuasa oleh Roh Kudus untuk dapat bersaksi kepada orang lain tentang Yesus. Karena dalam pemberitaan Injil ataupun saat bersaksi sebenarnya orang tersebut sedang berperang dengan kuasa roh-roh yang lain. Sebagai manusia yang terbatas maka tidak akan dapat menerobos masuk kedalam orang-orang yang seperti itu. Perlu adanya oknum atau pribadi yang mampu untuk mengalahkan kuasa-kuasa itu. Dan Roh Kudus adalah yang bisa untuk mematahkan kuas roh-roh yang jahat. Semua orang selalu memerlukan pertolongan Roh Kudus.[14]
III. Kesimpulan
1. Roh Kudus adalah Allah
2. Kata roh yang kita ambil-alih dari bahasa Arab ruch, adalah terjemahan dari bahasa Ibrani ruach dan kata Yunani pneuma. Pertama, kedua kata ini berarti gerakan udara yang disebabkan oleh nafas. Karena itu, ruach dan pneuma dapat diterjemahkan dengan ‘nafas’.
3. Dalam Perjanjian Lama, dapat dilihat beberapa segi pekerjaan Roh, yaitu Pekerjaan Roh dalam penciptaan, Pekerjaan roh dalam melengkapi bagi pelayanan, Pekerjaan Roh dalam mengilhami pada Nabi.
4. Dalam Perjanjian Baru, turunnya Roh Kudus menandai mulainya suatu zaman Baru, suatu zaman kebenaran yang di dalamnya kehendak Allah dilakukan.
5. Roh Kudus dilihat sebagai rangkuman segala anugerah Allah. Dialah karunia begitu saja, diberikan kepada siapa saja yang meminta (Luk 11:13). Setiap orang yang beriman atau dibabtis memiliki Roh. Roh Kudus dianugerahkan sebagai akibat langsung dari kepercayaan atau pembabtisan.
6. Roh Kudus akan menghasilkan buah-buah roh yang baik seperti: Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Ini menjadi kebalikan dari apa yang disebut Paulus sebagai hidup di dalam daging dengan membuahkan percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
IV. Daftar Pustaka
Abineno, J. L. Ch., Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007
Bailey, Brian J., Roh Kudus Sang Penghibur, Jakarta: voice of hope, 2015
Boland, Van Niftrik, B.J., Dogmatika Masa Kini Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011
Calvin, Yohanes, Institutio, Pengajaran Agama Kristen, Jakarta:BPK-GM, 2011
Dister, Nico Syukur, Teologi Sistematika 1, Yogyakarta: Kanisius, 2010
Hinnels, John R. (ed.), A New Dictionary of Religions, USA: Blackwell Publishers Ltd, 1995
Luther, Martin, Katekismus, Jakarta: Yayasan Borbor, 2004
Milne, Bruce, Mengenal Kebenaran, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009
Ryrie, Charles C, Teologi Dasar 2, Yogyakarta:ANDI, 2010
Tappert, Theodore G. (ed), Buku Konkord, Konfesi Gereja Lutheran, Jakarta:BPK-GM,2004
[1] J. L. Ch. Abineno, Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 5-7.
[2] John R.Hinnels (ed.), A New Dictionary of Religions, (USA: Blackwell Publishers Ltd, 1995), 492.
[7]Martin Luther, Katekismus, (Jakarta: Yayasan Borbor, 2004), 254
[8] Theodore G. Tappert (ed), Buku Konkord, Konfesi Gereja Lutheran, (Jakarta:BPK-GM,2004), 49, 885
[9] Yohanes Calvin, Institutio, Pengajaran Agama Kristen, (Jakarta:BPK-GM, 2011), 131-132
[14] Brian J.Bailey, Roh Kudus Sang Penghibur, (Jakarta: voice of hope, 2015), 34-38
Tags :
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Terimakasih.....
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteSangat menambah wawasan berteologi
ReplyDeleteTerimakasih...
ReplyDeleteSemoga ini dapat menambah wawasan kita