PELITA HIDUP MINGGU JUDIKA ; LUKAS 7 : 41 - 50 ( DOSAMU TELAH DIAMPUNI )
DOSAMU
TELAH DIAMPUNI
LUKAS
7 : 41 – 50
OLEH
: PDT. HENDRA CRISVIN MANULLANG
I. PENDAHULUAN
Natsini membahas pentingnya belas
kasih Yesus terhadap orang berdosa.
Belas kasihan itu diwujudkan-Nya dengan mengampuni para pendosa agar mereka diperdamaikan kembali
dengan Allah, sebagaimana yang dialami oleh
perempuan berdosa dalam Lukas 7: 41-50. Kehadiran Yesus yang melimpah dengan belas kasih Allah terhadap
orang berdosa guna memulihkan citra dirimereka. Hasilnya,menunjukkan bahwa Yesus digerakkan oleh belas
kasihan Allah dalam mengampuni
perempuan berdosa. Maka statusnya telah diubahkan; memiliki damai dalam hatinya dan memperolah
harga diri yang baru sebagai anak-anak-Nya yang mewarisi Kerajaan Allah.
II. PENJELASAN
Di dalam Lukas 7, menggambarkan
tentang persoalan kepedihan hati yang melanda hidupmanusia. Kepedihan hati itu
tidak mengenal latar belakang seseorang. Orang terpandang atau pejabat negara atau kaum kecil
pun mengalami kepedihan hati. Seorang janda karena kematian anak laki-laki yang menjadi
sandaran hidupnya mengalami kesedihan yang mendalam.
Demikian juga Yohanes Pembaptis sebagai nabi yang terpenjara dan mengalami kebimbangan yang menekan emosinya. Tak
kalah pedihnya seorang perempuan yang tersingkir
di mata masyarakatnya karena dipandang sebagai pendosa. permasalahan yang menimpa manusia membutuhkan solusi
yang efektif. Hidup yang sarat dengan frustrasi dapat diselesaikan. Penderitaan atau tekanan hidup mereka
dapat dipulihkan. Kecemasan emosional
yang berkecamuk dalam batin manusia memerlukan pembenahan yang tuntas untuk melepaskan diri mereka beban
yang menindihnya. Pandangan iman Kristen bahwa pertolongan Allah sering datang secara mengejutkan dan
spektakuler seperti tergambar dalam
kisah penuturan tabib Lukas dalam Injil Lukas 7:1-50. Dikatakannya tatkala
datang ke Kapernaum, Yesus
menunjukkan belas kasihan-Nya bagi orang-orang yang berbeban pelik.Oleh belas
kasih-Nya, Ia menunjukkan penyelesaian atas persoalan yang dihadapi oleh seorang warga Rum; seorang janda yang
ditinggal mati anaknya dan masalah perempuanberdosa yang datang mengurapi Yesus
di rumah pesta Simon. Ketiganya menggambarkan persoalan pelik yang melanda hidup banyak orang di
Galilea, secara khusus dalam Lukas 7 : 41-50 kita akan disuguhi dengan masalah
perempuan berdosa yang datang mengurapi Yesus di rumah pesta Simon.
1.
Derita
Akibat Dosa
Dalam Perjanjian Lama ada beberapa
kata untuk dosa “Khatta” yang pokok artinya adalah “tidak kena”. Dalam
Perjanjian Baru dosa adalah “a nomia” ( 1 Yoh. 3:4). Jadi dosa adalah perbuatan
yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kata dosa sudah lazim dipergunakan
dikalangan Kristen. Dosa tidaklah sama dengan kejahatan, dosa itu tidak boleh
dijadikan istilah etika manusia yang berbicara tentang pelanggaran pelbagai
aturan atau kebiasaan.
Tetapi kata dosa adalah
istilah teologia yang langsung ada sangkut pautnya dengan hubungan antara Allah
dan manusia. Padahal
dosa menurut Kej. 4:7, adalah musuh yang setiap saat telah mengintip di depan
pintu hati manusia untuk memasukinya. Dosa
itu membawa kekotoran permanen, Allah memutuskan bahwa seluruh manusia adalah
orang berdosa di dalam Adam, sama halnya dengan Ia memutuskan bahwa semua orang
percaya menjadi benar di dalam Yesus Kristus. “Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula
oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar (Rom 5: 18-19)”
2.
Kemurahan
Allah bagi orang yang mencari pertolongan-Nya
Kisah ini menggambarkan cinta kasih
yang teramat dari Tuhan bagiorang-orang yang layak di hadapan-Nya karena mereka
telah berbuat yang jahat terhadap sang
Pencipta. Prinsip yang ditunjukkan teks ini bahwa pengampunan itu terjadi atas
dasar belas kasihan
Yesus. Manusia tidak mampu melepaskan dari dari kejahatannya kecuali
iamenerimanya dari Tuhan. Prinsip berikutnya adalah bahwa peragaan belas
kasihan Allah mengoreksi
pandangan sosiologis masyarakat. Bahwa pengampuan itu terjadi bukan karena seseorang mampu berbuat baik
tetapi hanya melalui kemurahan Allah bagi orangyang mencari pertolongan-Nya.
Perempuan itu berbuat kasih karena ia sudah beriman(percaya) dan menerima
pengampunan. Sebenarnya ia datang dalam keadaan yang terampuni maka mengurapi kaki Yesus
sebagai rasa syukur. Ia berbuat kasih sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan yang berkenan
mengampuninya. Peragaan cinta kasih Tuhan
ini mengingatkan tiap insan anak manusia bahwa apa pun persoalan yang dihadapi oleh mereka, tersedia pengampunan dari
Tuhan bagi mereka yang beriman kepada-Nya.
3.
Bersyukur
Atas Anugerah Tuhan
kita
benar-benar diingatkan untuk merespons anugerah Tuhan ini dengan positif,
artinya dengan baik dan benar menurut Tuhan. Walau kadang-kadang kita malah bisa
meresponsnya dengan cara yang negatif atau tidak bereaksi sama sekali. Sehingga
dampak yang kita rasakan juga berbanding lurus dengan respons kita itu. Kita
bisa merasakan dampaknya dalam waktu dekat ataupun lama. Ada perasaan tidak
enak, tidak sukacita, tidak damai sejahtera, atau bahkan mati rasa. Tetapi bila
kita meresponsnya dengan positif maka akan terlihat buahnya dalam kehidupan
kita. Juga akan berdampak baik pula dalam jangka waktu kedepannya. Seperti
halnya prinsip tabur tuai. Apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai.
Perjalanan
hidup kita yang sudah dijalani puluhan tahun dengan situasi dan kondisi
kehidupan yang turun naik seperti gelombang yg berubah-ubah, mengajarkan dan
membentuk kita untuk terus-menerus melekat dan berserah kepada Tuhan. Selain
itu, janganlah kita bosan dan lelah untuk merespons anugerah Tuhan setiap
harinya dengan cara yang positif. Anugerah keselamatan yang telah diberikan-Nya
secara cuma-cuma kepada kita serta penyertaan-Nya yang sempurna membuat kita
teringat untuk merespons dan melakukan hal yang sama kepada-Nya. Karena respons
itu sendiri akan ikut mempengaruhi sekeliling kita, yang tentunya akan menjadi
berkat buat sesama. Seperti firman-Nya di Roma 12:3 “Berdasarkan kasih
karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara
kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut
kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu
menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu
masing-masing”.
III. KESIMPULAN
Atas
anugerah dan belaskasihan-Nya, Yesus berkenan mengampuni orang berdosa yang
beriman kepada-Nya. Selamat menikmati anugerah
Tuhan dan meresponnya dengan positif
Tags :
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment