-->

sosial media

Saturday, 5 April 2025

PELITA HIDUP MINGGU JUDIKA ; LUKAS 7 : 41 - 50 ( DOSAMU TELAH DIAMPUNI )



DOSAMU TELAH DIAMPUNI

LUKAS 7 : 41 – 50

OLEH : PDT. HENDRA CRISVIN MANULLANG

 

I. PENDAHULUAN

Natsini membahas pentingnya belas kasih Yesus terhadap orang berdosa. Belas kasihan itu diwujudkan-Nya dengan mengampuni para pendosa agar mereka diperdamaikan kembali dengan Allah, sebagaimana yang dialami oleh perempuan berdosa dalam Lukas 7: 41-50. Kehadiran Yesus yang melimpah dengan belas kasih Allah terhadap orang berdosa guna memulihkan citra dirimereka. Hasilnya,menunjukkan bahwa Yesus digerakkan oleh belas kasihan Allah dalam mengampuni perempuan berdosa. Maka statusnya telah diubahkan; memiliki damai dalam hatinya dan memperolah harga diri yang baru sebagai anak-anak-Nya yang mewarisi Kerajaan Allah.

 

II. PENJELASAN

Di dalam Lukas 7, menggambarkan tentang persoalan kepedihan hati yang melanda hidupmanusia. Kepedihan hati itu tidak mengenal latar belakang seseorang. Orang terpandang atau pejabat negara atau kaum kecil pun mengalami kepedihan hati. Seorang janda karena kematian anak laki-laki yang menjadi sandaran hidupnya mengalami kesedihan yang mendalam. Demikian juga Yohanes Pembaptis sebagai nabi yang terpenjara dan mengalami kebimbangan yang menekan emosinya. Tak kalah pedihnya seorang perempuan yang tersingkir di mata masyarakatnya karena dipandang sebagai pendosa. permasalahan yang menimpa manusia membutuhkan solusi yang efektif. Hidup yang sarat dengan frustrasi dapat diselesaikan. Penderitaan atau tekanan hidup mereka dapat dipulihkan. Kecemasan emosional yang berkecamuk dalam batin manusia memerlukan pembenahan yang tuntas untuk melepaskan diri mereka beban yang menindihnya. Pandangan iman Kristen bahwa pertolongan Allah sering datang secara mengejutkan dan spektakuler seperti tergambar dalam kisah penuturan tabib Lukas dalam Injil Lukas 7:1-50. Dikatakannya tatkala datang ke Kapernaum, Yesus menunjukkan belas kasihan-Nya bagi orang-orang yang berbeban pelik.Oleh belas kasih-Nya, Ia menunjukkan penyelesaian atas persoalan yang dihadapi oleh seorang warga Rum; seorang janda yang ditinggal mati anaknya dan masalah perempuanberdosa yang datang mengurapi Yesus di rumah pesta Simon. Ketiganya menggambarkan persoalan pelik yang melanda hidup banyak orang di Galilea, secara khusus dalam Lukas 7 : 41-50 kita akan disuguhi dengan masalah perempuan berdosa yang datang mengurapi Yesus di rumah pesta Simon.

 

1.              Derita Akibat Dosa

Dalam Perjanjian Lama ada beberapa kata untuk dosa “Khatta” yang pokok artinya adalah “tidak kena”. Dalam Perjanjian Baru dosa adalah “a nomia” ( 1 Yoh. 3:4). Jadi dosa adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kata dosa sudah lazim dipergunakan dikalangan Kristen. Dosa tidaklah sama dengan kejahatan, dosa itu tidak boleh dijadikan istilah etika manusia yang berbicara tentang pelanggaran pelbagai aturan atau kebiasaan. Tetapi kata dosa adalah istilah teologia yang langsung ada sangkut pautnya dengan hubungan antara Allah dan manusia. Padahal dosa menurut Kej. 4:7, adalah musuh yang setiap saat telah mengintip di depan pintu hati manusia untuk memasukinya. Dosa itu membawa kekotoran permanen, Allah memutuskan bahwa seluruh manusia adalah orang berdosa di dalam Adam, sama halnya dengan Ia memutuskan bahwa semua orang percaya menjadi benar di dalam Yesus Kristus. “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar (Rom 5: 18-19)”

 

2.              Kemurahan Allah bagi orang yang mencari pertolongan-Nya

Kisah ini menggambarkan cinta kasih yang teramat dari Tuhan bagiorang-orang yang layak di hadapan-Nya karena mereka telah berbuat yang jahat terhadap sang Pencipta. Prinsip yang ditunjukkan teks ini bahwa pengampunan itu terjadi atas dasar belas kasihan Yesus. Manusia tidak mampu melepaskan dari dari kejahatannya kecuali iamenerimanya dari Tuhan. Prinsip berikutnya adalah bahwa peragaan belas kasihan Allah mengoreksi pandangan sosiologis masyarakat. Bahwa pengampuan itu terjadi bukan karena seseorang mampu berbuat baik tetapi hanya melalui kemurahan Allah bagi orangyang mencari pertolongan-Nya. Perempuan itu berbuat kasih karena ia sudah beriman(percaya) dan menerima pengampunan. Sebenarnya ia datang dalam keadaan yang terampuni maka mengurapi kaki Yesus sebagai rasa syukur. Ia berbuat kasih sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan yang berkenan mengampuninya. Peragaan cinta kasih Tuhan ini mengingatkan tiap insan anak manusia bahwa apa pun persoalan yang dihadapi oleh mereka, tersedia pengampunan dari Tuhan bagi mereka yang beriman kepada-Nya.

 

3.              Bersyukur Atas Anugerah Tuhan

kita benar-benar diingatkan untuk merespons anugerah Tuhan ini dengan positif, artinya dengan baik dan benar menurut Tuhan. Walau kadang-kadang kita malah bisa meresponsnya dengan cara yang negatif atau tidak bereaksi sama sekali. Sehingga dampak yang kita rasakan juga berbanding lurus dengan respons kita itu. Kita bisa merasakan dampaknya dalam waktu dekat ataupun lama. Ada perasaan tidak enak, tidak sukacita, tidak damai sejahtera, atau bahkan mati rasa. Tetapi bila kita meresponsnya dengan positif maka akan terlihat buahnya dalam kehidupan kita. Juga akan berdampak baik pula dalam jangka waktu kedepannya. Seperti halnya prinsip tabur tuai. Apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai.

Perjalanan hidup kita yang sudah dijalani puluhan tahun dengan situasi dan kondisi kehidupan yang turun naik seperti gelombang yg berubah-ubah, mengajarkan dan membentuk kita untuk terus-menerus melekat dan berserah kepada Tuhan. Selain itu, janganlah kita bosan dan lelah untuk merespons anugerah Tuhan setiap harinya dengan cara yang positif. Anugerah keselamatan yang telah diberikan-Nya secara cuma-cuma kepada kita serta penyertaan-Nya yang sempurna membuat kita teringat untuk merespons dan melakukan hal yang sama kepada-Nya. Karena respons itu sendiri akan ikut mempengaruhi sekeliling kita, yang tentunya akan menjadi berkat buat sesama. Seperti firman-Nya di Roma 12:3 “Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing”.

 

III. KESIMPULAN

Atas anugerah dan belaskasihan-Nya, Yesus berkenan mengampuni orang berdosa yang beriman kepada-Nya. Selamat menikmati anugerah Tuhan dan meresponnya dengan positif


Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim