PELITA HIDUP MINGGU PALMARUM; MAZMUR 68 : 25 - 35 ( Mengakui Kekuasaan Allah )
I. Pendahuluan
Minggu Palmarum, atau Minggu
Palma adalah momen yang penuh makna dalam
kalender liturgis gereja. Di hari ini, kita mengenang bagaimana Yesus memasuki Yerusalem,
dielu-elukan sebagai Raja oleh kerumunan yang menghamparkan ranting dan pakaian
mereka di jalan, sambil berseru, "Hosana
bagi Anak Daud!" (Mat. 21:9). Peristiwa ini bukan hanya tindakan simbolis,
tetapi pernyataan kekuasaan Allah dalam bentuk yang mengejutkan dan radikal.
Untuk membantu kita menggali
makna kekuasaan Allah yang diungkapkan dalam peristiwa ini, kita diundang membaca
dan memahami Mazmur 68:25–36 sebuah pujian kerajaan yang memuliakan Allah
sebagai Raja semesta alam. Meski mazmur ini berasal dari zaman Daud, namun secara
profetis dan teologis, ia menunjuk kepada peristiwa yang jauh lebih besar:
kedatangan Raja Mesias ke Yerusalem, bukan dengan kereta perang, tetapi dengan keledai
pinjaman.
1.
Liturgi
dan Kekuasaan: Allah Hadir dalam Ibadah Umat-Nya (25-27)
Dalam ayat mazmur ini menggambarkan
suatu perarakan kudus: penyanyi berjalan di depan, para pemusik dan dayang-dayang
mengiringi dengan rebana, umat berkumpul memuji Allah. Ini adalah liturgy perayaan,
kemungkinan besar menggambarkan perarakan Tabut Perjanjian menuju Yerusalem (2
Sam. 6). Di sana, kekuasaan Allah tidak hanya dirayakan secara teoretis, tetapi
dinyatakan dalam keteraturan ibadah, nyanyian, dan kehadiran-Nya yang kudus.
Peristiwa ini menggemakan
peristiwa Palmarum.Yesus pun memasuki Yerusalem diiringi arak-arakan pujian.
Tapi, berbeda dengan Daud, Yesus tidak membawa symbol kekuasaan duniawi,
melainkan menghadirkan kerendahan dan kelembutan (Zak. 9:9).Ia adalah Raja yang
datang bukan untuk dihormati dalam istana, tetapi untuk naik kesalib.
2.
Yerusalem:
Pusat Pewahyuan dan Penghakiman (28-31)
Mazmur menunjukkan Yerusalem
sebagai pusat pengaruh spiritual: dari Bait Allah akan datang kekuatan, dan bangsa-bangsa
akan datang membawa persembahan. Ini mencerminkan visi misiologis Perjanjian
Lama, bahwa Israel dan Bait Suci menjadi mercusuar bagi bangsa-bangsa.
Namun dalam terang Minggu
Palmarum, kita melihat bahwa Yerusalem bukan hanya pusat ibadah, tetapi juga lokasi
penderitaan dan penolakan terhadap Raja sejati. Ironisnya, Raja yang datang dengan
damai justru akan disalibkan di luar kota yang seharusnya menyambut-Nya.
Di sinilah sejarah dan teologi
saling bertemu: Yerusalem sebagai symbol penolakan dan sekaligus penggenapan.
Sejarah bangsa Allah bukanlah cerita kemenangan gemilang manusia, tetapi sejarah
karya Allah yang terus-menerus menebus kegagalan umat-Nya.
3.
Allah
yang Kosmis: Dari Langit Purbakala ke Segala Bangsa (32-35)
Ayat 32–35 memperluas cakrawala
mazmur: Allah bukan hanya Allah Israel, tetapi Penguasa atas langit purbakala dan
seluruh kerajaan dunia. Ini adalah pernyataan kekuasaan kosmis dan universal bahwa
tidak ada tempat, bangsa, atau kekuasaan yang lepas dari otoritas-Nya.
Dalam terang Kristus, ini
digenapi dalam Injil: Yesus bukan hanya Raja orang Yahudi, tetapi Raja segala bangsa
(Why. 19:16). Ia datang untuk menaklukkan, bukan dengan pedang, tetapi melalui pengorbanan
dan kasih. Salib menjadi takhta-Nya; mahkota duri menjadi lambing kekuasaan-Nya.
4.
Allah
Memberi Kekuatan kepadaUmat-Nya (36)
Mazmur ditutup dengan pernyataan yang
indah dan penuh pengharapan:
"Ia
memberikan kekuatan dan keperkasaan kepadaumat-Nya.Terpujilah Allah!" (ay.
36)
Kekuasaan Allah tidak pernah menjadi ancaman
bagi umat-Nya, melainkan sumber kekuatan dan penghiburan. Dalam Kristus, kita menerima
kuasa untuk menjadi saksi-Nya (Kis. 1:8), hidup dalam kebenaran, dan memikul salib
setiap hari. Kekuasaan Allah tidak mematikan, melainkan menghidupkan.
III.
Penutup
Mazmur 68 mengarahkan pandangan
kita dari perarakan di masa Daud, keperarakan Yesus di Minggu Palma, dan akhirnya
ke Yerusalem surgawi, tempat segala bangsa dan bahasa akan sujud menyembah Anak
Domba.Minggu Palmarum menantang kita:
- Apakah
kita benar-benar mengakui kekuasaan Allah?
- Apakah
kita siap menyambut Raja yang rendah hati?
- Apakah
kita akan ikut arak-arakan menuju salib dan bukan hanya kepesta?
Tags :
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment