-->

sosial media

Tuesday, 8 April 2025

PELITA HIDUP MINGGU PALMARUM; MAZMUR 68 : 25 - 35 ( Mengakui Kekuasaan Allah )

 


I.               Pendahuluan

Minggu Palmarum, atau Minggu Palma adalah momen yang penuh makna dalam kalender liturgis gereja. Di hari ini, kita mengenang bagaimana Yesus memasuki Yerusalem, dielu-elukan sebagai Raja oleh kerumunan yang menghamparkan ranting dan pakaian mereka di jalan, sambil berseru, "Hosana bagi Anak Daud!" (Mat. 21:9). Peristiwa ini bukan hanya tindakan simbolis, tetapi pernyataan kekuasaan Allah dalam bentuk yang mengejutkan dan radikal.

Untuk membantu kita menggali makna kekuasaan Allah yang diungkapkan dalam peristiwa ini, kita diundang membaca dan memahami Mazmur 68:25–36 sebuah pujian kerajaan yang memuliakan Allah sebagai Raja semesta alam. Meski mazmur ini berasal dari zaman Daud, namun secara profetis dan teologis, ia menunjuk kepada peristiwa yang jauh lebih besar: kedatangan Raja Mesias ke Yerusalem, bukan dengan kereta perang, tetapi dengan keledai pinjaman.

 

II.            Penjelasan Teks

1.     Liturgi dan Kekuasaan: Allah Hadir dalam Ibadah Umat-Nya (25-27)

Dalam ayat mazmur ini menggambarkan suatu perarakan kudus: penyanyi berjalan di depan, para pemusik dan dayang-dayang mengiringi dengan rebana, umat berkumpul memuji Allah. Ini adalah liturgy perayaan, kemungkinan besar menggambarkan perarakan Tabut Perjanjian menuju Yerusalem (2 Sam. 6). Di sana, kekuasaan Allah tidak hanya dirayakan secara teoretis, tetapi dinyatakan dalam keteraturan ibadah, nyanyian, dan kehadiran-Nya yang kudus.

Peristiwa ini menggemakan peristiwa Palmarum.Yesus pun memasuki Yerusalem diiringi arak-arakan pujian. Tapi, berbeda dengan Daud, Yesus tidak membawa symbol kekuasaan duniawi, melainkan menghadirkan kerendahan dan kelembutan (Zak. 9:9).Ia adalah Raja yang datang bukan untuk dihormati dalam istana, tetapi untuk naik kesalib.

 

2.     Yerusalem: Pusat Pewahyuan dan Penghakiman (28-31)

Mazmur menunjukkan Yerusalem sebagai pusat pengaruh spiritual: dari Bait Allah akan datang kekuatan, dan bangsa-bangsa akan datang membawa persembahan. Ini mencerminkan visi misiologis Perjanjian Lama, bahwa Israel dan Bait Suci menjadi mercusuar bagi bangsa-bangsa.

Namun dalam terang Minggu Palmarum, kita melihat bahwa Yerusalem bukan hanya pusat ibadah, tetapi juga lokasi penderitaan dan penolakan terhadap Raja sejati. Ironisnya, Raja yang datang dengan damai justru akan disalibkan di luar kota yang seharusnya menyambut-Nya.

Di sinilah sejarah dan teologi saling bertemu: Yerusalem sebagai symbol penolakan dan sekaligus penggenapan. Sejarah bangsa Allah bukanlah cerita kemenangan gemilang manusia, tetapi sejarah karya Allah yang terus-menerus menebus kegagalan umat-Nya.

 

3.     Allah yang Kosmis: Dari Langit Purbakala ke Segala Bangsa (32-35)

Ayat 32–35 memperluas cakrawala mazmur: Allah bukan hanya Allah Israel, tetapi Penguasa atas langit purbakala dan seluruh kerajaan dunia. Ini adalah pernyataan kekuasaan kosmis dan universal bahwa tidak ada tempat, bangsa, atau kekuasaan yang lepas dari otoritas-Nya.

Dalam terang Kristus, ini digenapi dalam Injil: Yesus bukan hanya Raja orang Yahudi, tetapi Raja segala bangsa (Why. 19:16). Ia datang untuk menaklukkan, bukan dengan pedang, tetapi melalui pengorbanan dan kasih. Salib menjadi takhta-Nya; mahkota duri menjadi lambing kekuasaan-Nya.

 

4.     Allah Memberi Kekuatan kepadaUmat-Nya (36)

Mazmur ditutup dengan pernyataan yang indah dan penuh pengharapan:

"Ia memberikan kekuatan dan keperkasaan kepadaumat-Nya.Terpujilah Allah!" (ay. 36)

Kekuasaan Allah tidak pernah menjadi ancaman bagi umat-Nya, melainkan sumber kekuatan dan penghiburan. Dalam Kristus, kita menerima kuasa untuk menjadi saksi-Nya (Kis. 1:8), hidup dalam kebenaran, dan memikul salib setiap hari. Kekuasaan Allah tidak mematikan, melainkan menghidupkan.

 

III.          Penutup

Mazmur 68 mengarahkan pandangan kita dari perarakan di masa Daud, keperarakan Yesus di Minggu Palma, dan akhirnya ke Yerusalem surgawi, tempat segala bangsa dan bahasa akan sujud menyembah Anak Domba.Minggu Palmarum menantang kita:

-       Apakah kita benar-benar mengakui kekuasaan Allah?

-       Apakah kita siap menyambut Raja yang rendah hati?

-       Apakah kita akan ikut arak-arakan menuju salib dan bukan hanya kepesta?

Mengakui kekuasaan Allah berarti menyerahkan seluruh hidup kepada Sang Raja yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya bagi kita


C.PDT. BOIMA H BANUREA, S.TH

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim