-->

sosial media

Saturday, 26 October 2019

TEOLOGI AGAMA - AGAMA : Eskhatologi dan Kiamat




Eskhatologi dan Kiamat
(Suatu Tinjauan Religionum tentang Eskhatologi  dalam Kristen dan  Kiamat dalam Islam Serta Implikasinya Terhadap Cara Hidup Umat Yang Benar Di Indonesia)
I.                   Latar Belakang Masalah
            Manusia adalah mahluk Tuhan yang diberi akal dan pikiran, yang tidak sama dengan ciptaan yang lainnya. Manusia hidup bersosial dan tidak mampu hidup sendiri. Dengan akal dan pikiran yang ada, dunia ini semakin maju serta teknologi yang semakin canggih membuat manusia menjadi merasa hebat serta timbul rasa tinggi hati dan egois. Bahkan kenikmatan dunia dan kemewahan dunia ini membuat manusia ingin untuk menikmatinya dengan melakukan berbagai usaha yang bahkan itu adalah hal yang tidak benar lagi. Di Indonesia, melalui surat kabar dan media massa lainnya,banyak terjadi tindakan kejahatan, penipuan, penindasan dan bahkan pembunuhan dan sebagainya hanya dengan tujuan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia ini. Untuk mendapatkan apa yang diinginkan segala cara sudah dihalalkan dan bahkan sudah menjadi hal yang biasa perilaku-perilaku tersebut dilakukan hanya untuk mendapatkan kenikmatan duniawi ini yang membuat manusia tidak pernah merasa puas.
            Banyak tujuan manusia hidup pada saat ini adalah hanya untuk mendapat kebahagiaan dengan mendapatkan kekayaan yang melimpah. Tidak ada lagi rasa peduli terhadap sesama dan menganggap orang itu sebagai obyek yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai apa yang dia harapkan. Manusia pada saat ini lupa bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, dan akan ada waktunya dunia ini akan hancur dengan semua isinya. Manusia lupa akan apa yang menjadi tujuan yang sebenarnya dan tergiur akan kenikmatan yang sementara yang akan ditinggalkan. Sama dengan satu istilah “karena sibuk mencari hal yang harus ditinggalkan maka lupa memcari apa yang paling penting untuk dibawa”. Akan tiba waktu bahwa dunia ini akan binasa dan segala isinya akan hancur, maka apa yang dicari dan dibanggakan manusia itu akan habis semuanya.        
II.                Pembahasan
2.1. Pengertian Ekskhatologi secara Umum
                        Dalam Kristen dan Islam mengenal dan mengimani kedatangan akhir zaman. Secara umum akhir zaman adalah dunia dan semua isinya menjadi rusak, binasa, lenyap, dimana seseorang tidak akan dapat untuk memperbaikinya kembali. Atau juga dapat dikatakan suatu bencana besar, rusak dan binasa, berakhir dan tidak akan muncul lagi. [1]Dalam Kristen istilah ini dalam ilmu teologia dikenal dengan istilah Eskatologi sedangkan dalam Islam dikenal dengan istilah Kiamat, dan dalam Islam kiamat ini juga dikenal dengan kiamat Kubra yaitu kehancuran alam semesta secara total. [2]
2.2. Eskhatologi dalam Kristen
2.2.1.      Pengertian Ekskhatologi
           Istilah Eskhatologi terdiri dari dua suku kata Yunani “eskhatos” yang artinya “akhir” dan “logos” yang artinya firman atau ajaran.[3] Eskhatologi adalah doktrin mengenai zaman akhir, yang masuk kedalam wacana Kristen dengan makna kematian, penghakiman,surga dan neraka.[4] Ekskhstologi merupakan pengajaran Alkitab tentang terjadinya akhir zaman, yang didalamnya membahas topik-topik yang berkaitan dengan akhir dunia tentang waktu terakhir (2 Tim. 3:1; Yak. 5:3), tentang suatu hari terakhir ( Yoh. 6:39-40, 44; 11: 24; 121:48), tentang zaman terakhir dan tentang saat terakhir (1 Ptr. 3:3).
2.2.2.      Eskhatologi dalam PL
Dalam kitab nabi Yesaya (terjemahan Indonesia LAI) ditemukan judul “Nubuat tentang Akhir Zaman” pasal 24-27, dan juga terdapat juga dalam kitab-kitab yang lain seperti : Yehezkiel, Hosea, Amos, Obaja, Mikha, Zefanya, Zakaria, dan Maleakhi. Tetapi dalam kitab Daniel terdapat istilah yang secara harafiah mengatakan akhir zaman, dan dikitab-kitab yang lain biasanya menggunakan istilah hari-hari terakhir (‘akharit hayyamin) dan hari TUHAN (yom Adonay atau yom Yahwew) atau hari itu (yom hahu) terdapat dalam Yes. 2:2;13:6,9;24:21;27:1,12,13; Yeh. 13:5;38:16,19; Hos 3:5; Am. 5:18,20;8:3,13; Ob. 15; Mi. 4:1,6;5:9; Zef. 1:7,9,10,14; Mal. 4:5.
Dalam Perjanjian Lama, akhir Zaman ini dipahami berkembang dari waktu ke waktu. Pada zaman sebelum pembuangan akhir zaman sering diungkapkan dengan istilah “hari TUHAN” yang digambarkan sebagai hari kegelapan (Ams. 5:20); hari penghukuman (Yes.24:21;27:1) hari pemusnahan oleh yang Maha Kuasa (Yes.3:6,9;24:1,6). Disamping itu TUHAN juga akan melakukan penyelamatan  di Gunung Sion (Yes. 25:6-12).  Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa akhir Zaman itu mempunyai dua sisi yaitu penghukuman bagi orang yang tidak benar dan penyelamatan bagi orang yang benar bagi Tuhan. Hari TUHAN itu akan datang, tapi waktunya sulit dipastikan, dan para nabi mengatakan “sudah dekat” (Yes.13:6; dll).
Pada masa pembuangan akhir Zaman adalah penghukuman dan pembalasan, yang datangnya ‘sudah dekat’. Menurut Yehezkiel kedatangannya ditandai dengan Israel akan diserang oleh bangsa-bangsa lain dan akan dilanda gempa bumi( Yeh. 1-20).
Setelah masa pembuangan (lihat Zak. 12-14; Yl. 1:15 dan Daniel), disini disebut dengan “hari itu” dan “hari TUHAN”  yang kedatangannya ditandai dengan  matahari akan menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dasyat itu (Yl. 2:31 ). Tetapi dalam hari Tuhan itu bukan hanya penghukuman tetapi juga membawa penyelamatan bagi orang yang berseru pada Tuhan (Yl. 2:32).[5]

2.2.3.      Eskhatologi dalam PB
Dalam Perjanjian Baru, kita dapat melihat pengajaran Yesus terutama dalam perumpamaan-perumpamaan yang Ia ajarkan seperti perumpamaan tentang lalang dan gandum (Mat. 13:23-30,36-43) dan perumpamaan tentang pukat (Mat. 13:47-50). Dalam perumpamaan ini Yesus menyatakan bahwa pada waktunya malaikat akan memisahkan orang yang benar dari orang yang jahat, dan orang yang jahat akan diberikan ganjaran dengan mencampakkan ke dapur api (Mat. 13:41-43) begitu juga dengan perumpamaan perjamuan kawin (Mat.22:1-14).
Ketika orang Kristen mengaku bahwa Yesus adalah Kristus atau Mesias yang dibangkitkan Allah dari kematian , hal ini langsung membawa umat Kristen kepada pengertian “akhir Zaman” : Mesias adalah tokoh “akhir Zaman” dan kebangkitan adalah pristiwa utama dari akhir zaman. Sama halnya dengan pemahaman Yahudi bahwasanya Mesias itu datang untuk meniadakan segala kejahatan dan menghukum semua penjahat, serta mengukuhkan pemerintahan atau kerajaan Allah dengan sempurna. Mesias adalah pemegang kuasa terakhir dan semua orang pada masa akahir zaman tersebut akan menghadap kepada-Nya, termasuk mereka yang sudah mati. Jadi intinya bahwa akhir zaman adalah kedatangan Tuhan Yesus Kristus dalam kemuliaan (Mrk. 13:26). Dan akhir zaman tersebut akan dimulai pada saat kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.

2.2.3.1.Kedatangan Kristus Yang kedua Kalinya
            Dalam injil telah dikatakan bahwa Yesus berkata kepada murid-muridNya bahwasanya Yesus berjanji mengenai hal kedatanganNya yang kedua kali (“Aku pasti akan kembali” Yoh. 14:3,18;28;21,22-23). Maksud ataupun tujuan dari kedatangan-Nya yang kedua kali ini tidaklah terlepas untuk mengadili/penghakiman bagi semua orang (Yoh. 5:22; Kis. 10:42;17:31; 2Tim.4:1; 1Tes. 4:16). Setiap orang akan diadili baik yang hidup pada waktu itu, baik yang sudah meninggal akan dibangkitkan dan diadili, baik orang benar maupun orang fasik (Mat. 25:46). Tanda kedatangan hari Tuhan itu dikatakan akan banyak penganiayaan terhadap umat Allah (Mat. 24:12,21 dst). Pada kedatanganNya Tuhan akan membebaskan umatNya dari musuh-musuh mereka dan mengumpulkan mereka yang terpilih dari semua zaman (1Tes. 4:17; Why.6:9, dst).[6]  
2.2.3.2.Hari Penghakiman
         Hari penghakiman ini juga akan terjadi pada akhir dunia ini, sebab penghakiman itu akan diberikan kepada seluruh umat manusia ( Mat. 13:40-43;2Ptr.3:7). Penghakiman ini juga merupakan serangkaian kejadian bersamaan dengan kedatangan Yesus (Mat.25:19-46; 2Tes. 1:7-10). Standar yang dipakai untuk menghakimi adalah berdasarkan kehendak Allah yang telah dinyatakan. Semua yang menghadap tahta pengadilan akan masuk ke Surga atau diusir dari padaNya. Hal ini tergantung pada kesukaan mereka apakah itu kebenaran Kristus (kesukaan Surgawi) atau kesukaan neraka, hal ini ditentukan oleh apa yang dilakukan manusia dalam daging (Mat.11:22-24;Luk. 12:47-48;20:47; 2 Kor. 9:6)[7]
Dalam masa penghakiman ini setiap orang benar (Mat. 10:14) dan orang percaya akan mendapatkan kebahagiaan kekal, dan sebaliknya setiap orang yang tidak benar dan yang tidak percaya dan tidak mengenal injil Kristus mereka akan melihat kematian kekal.[8]
2.2.3.3.Keadaan Akhir
      Keadaan yang diterima setelah penghakiman ada dua yaitu berupa berkat yang kekal maupun kesengsaraan yang kekal.
 Bagi orang durhaka dikatakan bahwa mereka masih akan berlanjut eksistensinya (Mat. 25:30, 46; Luk.16:19-31). Dalam alkitab juga menyebutkan adanya tempat kesengsaraan yakni neraka yaitu api yang terus menyala-nyala (Mat. 13:42) dan lautan api (Why.20:14,15).  Dalam hal ini hukuman itu tidak bisa kita tentukan dengan tepat, tapi dapat kita katakana: 1). Tidak adanya kehadiran Allah 2). Kesengsaraan didalam hidup yang tidak ada akhirnya akibat dari dosa 3). Kesakitan dan penderitaan yang dialami Tubuh maupun jiwa dan yang lain. Hukuman itu telah dikatakan kekal dan selama-lamanya yang artinya waktu yang cukup panjang. Dalam Mat.25:46 dikatakan tentang lama waktu kebahagiaan kekal orang benar dan kesengsaraan kekal orang durhaka. Api neraka dikatakan juga “api yang tidak terpadamkan” (Mrk. 9:43) dan “ulat-ulat bangkai tidak mati” (Mrk.9:48) dan lebih dari itu pemisah antara orang benar dan orang durhaka dikatakan tak terjembatani (Luk. 16:26).
           Keadaan akhir bagi orang percaya akan didahului dengan lenyapnya dunia sekarang dan berganti dengan munculnya ciptaan baru. Setelah ciptaan baru dijadikan maka Yerusalem akan turun dari Surga dari Allah dan hadirat Allah tinggal diantara manusia, serta orang benar akan memasuki kebahagiaan yang kekal mereka. Surga adalah tempat kediaman Bapa, dan juga tempat kediaman orang percaya dan mereka yang mewarisi seluruh ciptaan yang baru (Mat. 5:5; Why. 21:1-3). Pahala bagi orang yang benar adalah hidup yang kekal yang artinya bukan hanya sekedar hidup yang tidak ada akhir, tetapi juga dalam keadaan yang kepenuhannya (Rom. 2:7). Kepenuhan hidup ini dinikmati dengan persekutuan dengan Allah yang merupakan esensi dari kehidupan (Why. 21:3). Mereka akan melihat Allah di dalam Tuhan Yesus, muka dengan muka, merasakan kepuasan penuh bersama Dia, memuliakan dan memuji Dia.
2.2.3.4.Tanda-tanda Kedatangan Kristus
            Meskipun mengenai waktu kedatanganNya Yesus sendiri tidak memberitahukan waktu yang pasti, namun Yesus memberikan jawaban secara panjang dan lebar pertanyaan para murid , “apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?”(Mat. 24:3). Yesus menjawab pertanyaan murid-muridNya dengan berbicara tentang satu masa yang mendahului kedatanganNya kembali yang ditandai oleh 4 ciri umum yakni: Pemurtadan (Mrk. 13:5-6), penganiayaan dan kesaksian Gereja di seluruh Dunia (Mrk. 13:9-11;13;19), peperangan dan konflik antar bangsa (Mrk. 13:7-8) serta kekacauan dalam tatanan alam (Mrk. 13:8;24-25).Dalam tulisan Paulus juga berbicara bahwa tanda-tanda itu adalah “akan datang masa sukar” (2 Tim.3), “murtad dan orang durhaka”(II Tes.2).[9]
Gejala-gejala yang mendahului kedatangan Kristus yang kedua kalinya dinyatakan dalam Mat. 24:5; 2Tes. 2:3-4; 1Yoh. 2:18;22:2; Yoh. 7; Why. 13. Dalam khotbah akhir zaman dikatakan tentang pristiwa ayang akan terjadi sebelum kedatangan Kristus yaitu: peperangan, gempa bumi, kelaparan, penganiayaan (Mrk. 13:7-9; Mat. 24:6-9, Luk. 21:10-12) dan juga akan ada nabi-nabi palsu yang menyesatkan (Mat. 24:5; Mrk. 13:6,22, Luk.21:8). Namun ada juga tanda-tanda khusus yang akan terjadi di langit, seperti :matahari dan bulan akan menjadi gelap, dan akan terjadi goncangan-goncangan yang besar di langit (Mat. 24:29-30, Mrk. 13:24-26; Luk. 21: 22-25).[10]
2.2.4.      Ekskhatologi dalam Sejarah Gereja
Dalam jemaat mula-mula mereka sangat mengharapkan ekskhatologi, dimana pada saat itu orang Kristen banyak mengalami penganiayaan. Jemaat mula-mula mengharapkan Ekskhatologi itu kepada pemerintahan Kristus di dunia ini, bahkan kedatangan Kristus pada masa ini benar-benar menjadi sesuatu yang sangat dinantikan dan menyangka akan datang dengan segera. Dan bukti pengharapan ini mereka menjual harta miliknya dan memberikannya kepada Gereja, dan membagikannya kepada jemaat (Kis. 4:34-35), mereka juga mengundang orang-orang yang belum percaya memasuki persekutuan mereka, yaitu tubuh Kristus (Ef.1:23), dimana semua akan diselamatkan sebagai suatu kesatuan. Para rasul memberitakan bahwa Kristus akan datang kembali untuk umatnya, dan Dia akan menjemput setiap orang yang adalah “pengantin perempuan Kristus”(bnd. Why. 21:2;22:17).[11]
Pada abad pertengahan gereja sibuk dengan masa itu dan Eskhatologi sepertinya dilupakan. Akhir zaman pada saat ini dimengerti seperti sebelumnya tapi dalam refleksinya hanya sedikit mengenai hal itu.
Pikiran Reformasi terutama terpusat pada pengertian penerapan dan penerimaankeselamatan dan berusaha mengembangkan eskhatologi, terutama dari sudut pandang ini. Reformasi mengadopsi apa yang diajarkan Gereja mula-mula berkenaan dengan kedatangan Kristus kembali, kebangkitan penghakiman, terakhir dan hidup yang kekal dan menyingkirkan semua pendapat chiliasme.[12]
Masa Reformasi terpusat pada arti keselamatan dan bagaimana memperolehnya. Dan eskhatologi hanya pada tempat kedua, yang merupakan hal yang akan datang setelah keselamatan.
2.3. Kiamat  dalam Islam
    Dalam Al’Quran ada kira-kira 1200 ayat yang berbicara tentang kehidupan setelah kematian dan hari kiamat. Dalam hal ini umat Islam harus mengetahui tentang hidup manusia setelah kematian, karena pada dasarnya manusia di dunia ini hanya untuk diuji dan akan menerima apa saja yang pantas bagi mereka sesuai dengan kepercayaan dan amal mereka selama hidup di bumi.[13] 
2.3.1.      Kiamat dalam Al’Quran
                          Didalam rukun Islam, terdapat kepercayaan atau keyakinan akan adanya hari kiamat yang didalamnya juga menyangkut pembahasan adanya konsep kebahagiaan ( sa’adah) dan kesengsaraan (syaqawah). Hari kiamat adalah akhir dari kehidupan, baik akhir kehidupan seseorang yang disebut meininggal, maupun akhir kehidupan dunia atau alam. Hari kiamat juga disebut dengan hari akhirat (yaumuddin). [14] 
Al’Quran sendiri banyak mengemukakan keharusan untuk mempercayai hari kiamat. Bagi seorang Muslim ingatan pada kematian dan fakta adanya hari kiamat akan memberikan landasan yang kuat dalam kehidupan peribadatannya kepada Allah. Jadi keyakinan tentang hari kiamat merupakan hal yang benar-benar dapat menentukan kadar keimanan seseorang.[15]
2.3.2.      Waktu Kedatangan Hari Kiamat
Al-Quran tidak pernah menyatakan dengan pasti kapan waktunya kiamat tersebut akan terjadi, dalam Q.S.20 :15 “sesungguhnya kiamat itu pasti datang, namun aku sembunyikan rahasianya, supaya tiap-tiap jiwa dibalas dengan apa yang dia lakukan”. Al’Quran dan hadis Rasul telah berulang kali mengatakan bahwa kiamat itu pasti terjadi. Dalam Q.S.22 menyatakan “ sesungguhnya, kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya. Dalam dunia orang mati pada saat kiamat, Allah menyatakan bahwa : sesungguhnya Allah akan membangkitkan orang-orang dari kuburnya kembali ”. kepercayaan terhadap kiamat itu termasuk salah satu dari eman rukun iman, yang terkandung dalam ungkapan kepercayaan terhadap hari akhirat, yang sangat penting dipahami bagi setiap umat muslim.[16]

2.3.3.      Tanda-tanda Kiamat  menurut Al’Quran
Mengenai waktu kedatangan hari kiamat, tidak ada satupun dari anatara manusia yang mengetahuinya, namun dalam Al’Quran memiliki tanda-tanda yang menjelaskan tentang adanya hari kiamat. Adapun tanda- tanda dari kiamat dalam Al’Quran terbagi dua yaitu:
a.       Tanda-tanda kecil, yaitu: menandakan sekalipun saat datangnya hari kiamat sudah dekat, tapi masih agak lama.
Hal ini ditandai dengan :
1.       Seorang hamba perempuan dikawini tuannya.
2.      Orang-orang miskin dan pekerjaannya penggembalaan kambing, tiba-tiba menjadi para pemimpin manusia banyak.
3.      Para penggembala yang sama bermegah-megah dengan gedung-gedung besar dan tinggi-tinggi.
4.      Ilmu agama sudah tidak dianggap lagi penting.
5.      Ilmu agama sudah tidak lagi dipahami dan tidak dipelajari oleh manusia.
6.      Tersebarnya perjinahan karena memperoleh ijin resmi untuk didirikan tempat pelacuran (perzinahan) dari masing-masing pemerintah yang bersangkutan.
7.      Segala minuman keras menjadi kebanggaan seperti Kharmen, arak dan bir.
8.      Jumlah kaum laki-laki sedikit karena sedikit bayi laki-laki yang dilahirkan.
9.      Meluapnya jumlah kaum wanita melebihi kaum laki-laki dengan perbandingan 1:50, dsb.
b.      Tanda besar, yaitu : menandakan hari kiamat sudah sangat dekat sekali dtangnya.   
Firman Allah yang telah disebutkan diatas dan dari beberapa hadis Rasulullah SAW tentang kiamat besar (kubra) sebagai berikut:
1.      Matahari muncul dan terbit dari arah barat.
2.      Adanya binatang ajaib yang muncul, binatang itu dapat berbicara ( lih. Surat An. Mahl :28)
3.      Keluarnya iman Mahdi
4.      Keluarnya Al- Masih Dajlal
5.      Keluarnya Ya’juj Mah’ruj
6.      Turunya nabi Isa
7.      Keluarnya asap (awan)
8.      Rusaknya ka’bah (Baitullah)
9.      Lenyapnya Al’Quran dari mushhaf dan hati
10.  Seluruh manusia di dunia menjadi kafir semuanya
11.  Munculnya peperangan
12.  Lenyapnya ilmu pengetahuan
13.  Tak ada lagi orang menyebut nama Allah di bumi.
Allah hanya berfirman dan menyatakan akan datangnya hari kiamat. Hal ini, dikarenakan karena rasa kasih sayang Allah kepada manusia, sehingga Allah memberitahu manusia dan mengutus ( melalui para nabi dan Rasul). Kalau tidak diberitahu, tentulah manusia akan celaka, dan kemudian mengajukan tuntutan dan protes kepada Allah. Tanda-tanda kedatangan hari kiamat dengan perantaraan kitab suci-Nya, agar manusia mengerti, yakin dan percaya.
Bagi umat Islam, keyakinan bukan sekedar “percaya” atau menjadi “ingatan” namun hal ini mengingatkan bahwa segala yang ada di dunia adalah fana, dan memberi pemahaman bahwa hidup adalah “titipan panjang” yang mengantarkan manusia pada kehidupan baka, dan bagaimana kehidupan manusia di alam baka nanti? Hal ini sangat bergantung pada bagaimana kehidupan seseorang di dunia.
Akhir kehidupan atau kiamat tidak hanya berarti “kehancurn total ” bagi seluruh jagat raya. Malapetaka kecilpun dianggap sebagai kiamat, walaupun dalam kapasitas mikro. Malapetaka kecil tersebut dinamakan kiamat kecil (surgha). Kiamat kecil tersebut merupakan bagian dari kehancuran total dari seluruh sendi kehidupan yang dinamakan kiamat besar (kubra).[17]   
2.3.4.      Hari Penghakiman
Doktrin tentang pengadilan akhirat dapat disebut sebagai doktrin terpenting kedua dalam Al’Quran. Pada hakikatnya, ajaran ini merupakan doktrin bahwa pada hari kemudian manusia akan dibangkitkan dan akan dihadapkan kepada Tuhan untuk diadili serta akan diputuskan masuk surga atau neraka selaras dengan perbuatan baik atau buruk mereka. dalam hal tetentu, pengadilan akhirat ini, seperti yang mempengaruhi dunia secara menyeluruh, berhubungan dengan bencana yang menimpa masyarakat-masyarakat kafir tertentu dalam kisah-kisah pengazaban. Dalam pengadilan ini hal yang menjadi perhatian utama disini adalah pengumpulan seluruh manusia dihadapan hakim. Kurban-kurban dilakukan dan seluruh mahluk manusia dari segala zaman, ikut berduyun-duyun dalam sekelompok-kelompok. Aktualitas pengadilan juga dilukiskan, dan berbagai rincian yang ditonjolkan. Kitab-kitab yang berisi rekaman tertulis perbuatan manusia akan dibuka. Laporan itu akan diberikan kepada dia yang diperintahkan membacanya. Dikatakan bahwa orang-orang yang berbuat baik akan diberikan kitabnya pada tangan kanan dan orang-orang berbuat buruk akan diberikan kitabnya dari belakang atau dalam tangan kirinya (QS. 84:7-12;69:19-32).
Hari pengadilan (Yawhm al-qiyamah) atau yawm al-sya’ah (hari yang ditunggu-tunggu kedatangannya). Al’Quran juga menjelaskan bahwasanya saat pengadilan terjadi, secara bersamaan juga dunia akan digulung ibarat suatu gulungan, dan orang-orang yang telah mati dibangkitkan dari kuburnya dan disatukan kembali dengan tubuh mereka. Anggota badan seseorang akan bersaksi atas kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat seseorang selama hidupnya. Pada neraca keadilan Tuhan tidak ada satu perbuatan-pun yang akan terabaikan. Pada saat inilah setiap orang orang akan mempertanggungjawabkan setiap perbuatan selama hidup mereka. Tidak ada satupun perbuatan baik atau buruk terabaikan. Sesuai dengan perbuatan seseorang dan keyakinannya, mereka akan diadili. Bagi setiap orang yang berpegang teguh pada kebenaran, maka akan mendapatkan kebahagiaan surga sedangkan mereka yang tidak berbuat demikian akan mendapat penyiksaan berupa neraka.[18]      
2.3.5.      Keadaan Akhir/ Hari Akhir
                        Hari akhir juga merupakan hari dimana setiap orang akan menerima pembalasan Tuhan. Tentunya bagi orang-orang Mu’min  (orang yang beriman) yang ikhal berbuat amal-amal kebaktian dan kebaikan , dibalas dengan mendapatkan nikmat sorga dan akan kekal di dalamnya. Dan bagi orang-orang kafir, munafik, murtad dan musyrik karena keinginan dan kedurhakaan mereka, maka itu semua akan dibalas dengan mendapatkan azab, siksaan neraka yang dasyat dan mengerikan. Ada dua golongan dalam penentuan keadaan akhir yang diterima umat muslim yaitu:
1.      Keadaan akhir bagi hamba yang Mu’min
Orang-orang Mu’min ini adalah orang yang beruntung dan bahagia karena merekalah yang akan mewarisi surga Firdaus, dan mereka akan kekal didalamnya. [19]Dalam Q.S. 20:111-112, dikatakan bahwa surga hanyalah dimasuki oleh orang-orang yang benar-benar mengerjakan kebaikan dan kemuliaan, disertai dengan sifat-sifat yang mulia dan utama.  
2.      Keadaan akhir bagi hamba yang berdosa
Bagi mereka yang durhaka akan diberikan balasan dengan siksa yakni neraka jahim. Hal ini sebagai hukuman atas mereka karena telah menumpuk dosa besar bahkan kejahatan-kejahatan yang berlebihan. [20] Neraka digambarkan sebagai api yang bahan bakarnya adalah batu dan manusia. Neraka merupupakan manifestasi penolakan terhadap Tuhan, jiwa yang mengalami penderitaan dan mereka merasakan sebagaimana kekejaman dan penghancuran diri sendiri. Dan semua ini karena kekejaman mereka selama kehidupan di dunia ini. [21]

2.4. Implikasi Akhir Zaman Terhadap Cara Hidup Umat Yang Benar Di Indonesia
2.4.1.      Agama Kristen
Beriman pada akhir zaman, bukan berarti membuat setiap umat melupakan kehidupan yang ada pada saat ini, tapi akhir zaman seharusnya mampu mendorong setiap orang untuk dapat melakukan hal-hal yang bermakna secara teologis bukan hanya berdampak secara pribadi namun berdampak pada kehidupan masyarakat secara menyeluruh, karena apa yang dilakukan pada saat ini pada dasarnya menjadi salah satu refleksi dari pemahaman yang benar tentang akhir zaman. Secara teologis dalam menyikapi pemberitaan tentang akhir zaman, umat Kristen dapat saja memberikan dampak yang nyata dari pengimanan akan akhir zaman, yakni menciptakan bagaimana berteologia akhir zaman secara kontekstual di tengah-tengah masyarakat yang ada, yaitu:
Teologi Pengharapan
Maka teologi pengharapan yang ia maksudkan adalah: teologi yang mendasarkan pengharapan Kristen atas salib dan kebangkitan Kristus, yang dimana melalui Teologia ini bermaksud untuk menyediakan sarana-sarana yang dengannya melalui pengharapan ini orang Kristen dapat mengatasi setiap permasalahan mereka tanpa ilusi atau menyerah kalah.[22]
Maka Eskatologi Kristiani bukan hanya bersikap menerima dengan pasif  tetapi harus juga memiliki harapan yang produktif dan yang dapat mengubah bentuk-bentuk bagi masa depan.
Teologi pembebasan
Karya keselamatan untuk manusia yang dilakukan Allah di dalam Yesus Kristus melalui salib, adalah alasan bagi umat Kristen dalam upaya mengupayakan adanya teologi pembebasan. Pembebasan yang dimaksud yang mencakup bukan hanya bidang-bidang rohani tetapi juga bidang-bidang kehidupan yang lain, khususnya bidang social dan politik, yakni pembebasan dari penindasan, penderitaan dan ketidak adilan. Dengan pembebasan ini, zaman yang lama, zaman penindasan dan penderitaan, telah berakhir, dan zaman yang baru, zaman kemerdekaan dan pembangunan dimulai.[23] Kehendak Allah dalam pembebasan ini juga, bukan hanya untuk mengakhiri penindasan dan penderitaan umat-Nya di Mesir, tetapi juga memberikan mereka suatu masa depan yang lebih baik, masa depan di negeri yang baik dan luas, suatu negri yang berlimpah susu dan madunya (Kel. 3:8).[24]
Pembebasan atau penyelamatan Kristus berhubungan dengan apa yang disebut dalam Perjanjian Baru sebagai ciptaan baru atau dengan kata-kata Paulus “ciptaan baru didalam Yesus Kristus” (2 Kor. 5:27; bnd. 6:15). Pekerjaan Kristus  tidaklah terbatas dalam penebusan dan pembebasan dari dosa, penindasan, penderitaan dan ketidak adilan. [25]
Dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa tujuan pembebasan itu belum sepenuhnya terwujud dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Hal ini harus dinantikan sampai datangnya “datangnya yang baru dan bumi baru, dimana terdapat kebenaran” (2 Ptr. 3:13).
Gereja sebagai pembebas merupakan perwujudan dari Allah sebagai pembebas yang diberitakan kitab suci sekaligus menjadi kabar baik (Luk. 4:18-19). Berita pembebasan bukan hanya masalah pemberitaan di atas mimbar, tetapi gereja harus turun ketengah-tengah realitas dunia dan sekaligus berkiprah di sana  secara aktif sebagai manifestasi alat-alat Kristus di tengah masyarakat, dan pembebasan itu harus hadir dalam wujud nyata warga gereja. [26]
2.4.2.      Agama Islam
                     Al’ Quran merupakan jawaban dari setiap masalah-masalah teologia yang ada, termasuk mengenai akhir zaman. Al’quran menjelaskan bahwasanya kedatangan kiamat sangat mendadak sebagaimana disebutkan dalam QS. 16:77. Percaya atau tidak kebenaran tentang dekatnya kedatangan akhir zaman, seharusnya bukan sebagai kenyataan yang harus ditakuti, dan dihindari tetapi harusnya menjadi suatu yang dirindukan oleh umat Muslim. Karena hanya melalui peristiwa itu setiap umat muslim dapat bertemu dengan Allah. Kapan pun datangnya setidaknya Al’quran telah memberikan tanda-tanda yang pasti sebelum kedatangan akhir zaman. Al’quran tidak mengajarkan umat muslim menanti akhir zaman secara pasif, namun Allah juga menginginkan manusia bertindak selama hidupnya  dengan cara:
1.      Selalu iltizam dalam ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala.
2.      Senantiasa berdzikir kepada Allah dan selalu memperbanyaknya.
3.      Selalu memelihara shalat
4.      Memelihara puasa
5.      Berjihad dan melawan nafsu, orang-orang kafir, munafik dan berdakwah di jalan Allah (fi sabilillah).
6.      Senantiasa beristighfar dan bertaubat kepada Allah.
7.      Gemar bersedekah, giat dalam beribadah kepada Allah, terikat dengan Msajid, memelihara diri dari hal-hal yang diharamkan, takut kepada Allah dan adil terhadap rakyat. [27]
Dalam QS. 7:77 dijelaskan “beramallah untuk negri akhiratmu dan jangan melupakan urusan duniamu, niscaya kamu beruntung pada keduanya”.
2.5.Analisa Seminaris
Perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat cara hidup manusia pada zaman post modern ini menjadi berubah terkhusus kita melihat di Indonesia. Terkhusus dalam tingkah laku, sikap hidup masyarakat sudah sangat berubah yang dulunya kita melihat adanya kebersamaan seperti gontong -royong dan sebagainya kini sudah bergeser menjadi individualis, konsumerisme dan sebagainya. Manusia hidup hanya untuk mendapat kenikmatan tanpa peduli akan orang lain. Melalui masalah yang terjadi ini penyeminar mencoba melihat bahwa masyarakat Indonesia yang pada umumnya beragama tidak memakai apa yang telah di ajarkan didalam agama tersebut. Dalam agama Islam dan Kristen khususnya percaya akan yang dinamakan akhir zaman dimana pada saat itu akan terjadi yang namanya kehancuran atas bumi ini dan manusia akan mendapatkan penghakiman atas apa yang telah mereka perbauat selama hidup mereka.
Melihat konteks yang terjadi pada saat ini terkhusus di Indonesia, maka akhir zaman ini dapat memberikan pengertian yang benar kepada umat beragama di Indonesia untuk berbuat yang benar dalam kehidupannya. Karena dalam pengajaran agama telah dipercayai bahwa akan ada akhir zaman akan membuat kesadaran bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara, dan akan ada kehidupan yang akan datang yang lebih kekal yaitu surga dan neraka. Dan dalam ajaran agama Kristen dan Islam telah diajarkan bagaimana seharusnya hidup untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal itu.
Waktu kedatangan akhir zaman ini memang belum bisa dipastikan dan ini artinya bahwa kedatangannya itu tidak kita ketahui dan juga bisa tidak lama lagi akan terjadi yang mengingatkan umat agar tetap mempersiakan diri untuk kedatangannya. Mempersiapkan diri dalam hal ini artinya bahwa umat harus melakukan apa perintah Allah dalam ajarannya dan menjauhi larangannya. Ajaran agama Kristen dan Islam menekankan umat untuk berbuat baik terkhusus agama Islam yang kita lihat bahwa amal baik itu yang menentuan mereka untuk masuk kedalam Kebahagiaan kekal. Kristen juga mengatakan bahwa perbuatan baik itu adalah bukti dari keselamatan yang telah kita terima dari Yesus Kristus. Dalam menanti kedatangan akhir zaman ini umat tidak hanya pasrah dengan keadaan yang ada untuk menanti kehancuran itu tetapi, umat diajak untuk melakukan hal-hal yang berguna dan berarti untuk mendapatkan keselamatan itu.
                     Agama telah memberikan jalan untuk mendapatkan keselamatan atau kebahagiaan itu. Dalam ajaran itu pastinya mengajarkan cara hidup yang benar. Maka dalam hal ini seperti didalam ajran agama Kisten yang menekankan pengharapan dan pembebasan, maka dalam pengharapan akan keselamatan itu umat diajarkan untuk berusaha untuk mampu menyelesaikan semua masalah-masalah yang ada dengan keyakinan, serta pembebasan itu yang artinya menjadi pembebas dalam hal rohani dan juga dalam semua aspek kehidupan.         Maka dari analisa penyeminar ingin menyampaikan bahwa dengan pengertian umat akan akhir zaman ini, mulai dari waktu kedatangannya,penghakiman yang akan teradi, serta keadaan akhir bagi orang-orang yang benar dan durhaka ini akan mejadi motivasi atau suatu peringatan bagi umat untuk mampu mempebaiki cara hidup mereka kearah yang lebih benar dan ini akan mengurangi tindakan-tindakan kekerasan dan Kriminal dan yang lain di Indonesia. Dalam Kis. 17: 31 ” karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang akan ditentukan-Nya sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati . ”  Dan dalam QS 7:77 dijelaskan “beramallah untuk negri akhiratmu dan jangan melupakan urusan duniamu, niscaya kamu beruntung pada keduanya”.
 
III.             Penutup
                   Dari pemaparan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa agama Kristen dan Islam mengenal yang namanya zaman akhir, dimana bumi ini akan hancur dan juga segala isinya. Dan akan ada kehidupan yang baru bagi orang yang benar dan yang durhaka. 
IV.             Daftar Pustaka
Abdullah bin Jarillah, Menyesal Pada Hari Kiamat, Solo: Pustaka Arafah, 2008
Abineno J.L.Ch.,Yesus Kristus Mempersatukan dan Mempersatukan, Jakarta : BPK- GM, 1976
Anasir Sahilun & M.H. Nafi Anshari, Pokok-pokok Pendidikan Agama Islam, Surabaya : Al Ikhlas, 1984
Aritonang Jan S., Belajar Memahami Sejarah di Tengan Realitas, Bandung : Jurnal Info Media, 2007
Berkhof Lois, Teologi Sistematika Akhir Zaman, Surabaya: Lembaga Reformed Injili Indonesia,1997
Browning W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta : BPK-GM, 2010
Fauzi Ikhwan, Isyarat Kiamat, Bandung : Pustaka Madani, 2006
Glasse Cyril, Ensiklopedi Islam,  Jakarta : Raja Grafindo Indonesia, 1996
Guthrie Donald,Teologi Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 1996
Komandoko Gamal, Ensiklopedi Istilah Islam, Yogyakarta: CAKRAWALA, 2009
Lane Tony,Runtut Pijar, Jakarta: BPK-GM, 2003
Lumintang Stevril I.,Teologia Abu-Abu, Malang : Gandum Mas, 2004
Marzuki A.Choiran, Qiamat, Surga, Neraka, Yogyakarta : Mitra Pusaka, 2005
Milne Bruce, Mengenali Kebenaran, Jakarta: BPK-GM, 2003
Munir C.A & Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 1992
Munthe P., Jadilah KehndakMu Di Bumi Seperti Di Surga,  Medan: Jurnal Teologia Tabernakel STT Abdi Sabda, 2008

Pandensolag Welly, Ekskhatologi Biblika, Yogyakarta : Yayasan Andi,2008
Packer J.L., Merril C. Teney & William White, Dunia Perjanjian Baru, Malang : Gandum Mas, 1995
Poerwardarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1996
qazwini Moustafa al, Panggilan Islam: Memahami Agama Kebenaran, Jakarta: Pustaka Zahra 2003
Sholikhim Muhammad, Sambut Kematian Dengan Senyum, Solo : Tga Serangkai, 2009
Soedarmo R., Ikhtisar Dogmatika, Jakarta : BPK-GM, 1985
Wassil Jan Ahmad, Memahami Isi Kandungan Al’Quran, Jakarta : Universitas Indonesia, 2001


[1] Poerwardarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1996, hlm. 438
[2] Gamal Komandoko, Ensiklopedi Istilah Islam, Yogyakarta: CAKRAWALA, 2009, hlm. 220
[3] Welly Pandensolag, Ekskhatologi Biblika, Yogyakarta : Yayasan Andi,2008, hlm. 1
[4] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, Jakarta : BPK-GM, 2010, hlm. 97
[5] Jan S. Aritonang, Belajar Memahami Sejarah di Tengan Realitas, Bandung : Jurnal Info Media, 2007,hlm. 178-179
[6] Bruce Milne, Mengenali Kebenaran, Jakarta: BPK-GM, 2003, hlm. 352
[7] Lois Berkhof, Teologi Sistematika Akhir Zaman, Surabaya: Lembaga Reformed Injili Indonesia,1997, Hlm. 140
[8] R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, Jakarta : BPK-GM, 1985, hlm. 200
[9] Bruce Milne, Op,Cit., hlm.353
[10] Donald Guthrie,Teologi Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 1996hlm. 133
[11] J.L. Packer, Merril C. Teney & William White, Dunia Perjanjian Baru, Malang : Gandum Mas, 1995, hlm. 171
[12] Chiliasme sama dengan istilah kerajaan seribu tahun
[13] Moustafa al qazwini, Panggilan Islam: Memahami Agama Kebenaran, Jakarta: Pustaka Zahra 2003, hlm. 58-59
[14] Sahilun Anasir& M.H. Nafi Anshari, Pokok-pokok Pendidikan Agama Islam, Surabaya : Al Ikhlas, 1984, hlm. 87
[15] Muhammad Sholikhim, Sambut Kematian Dengan Senyum, Solo : Tga Serangkai, 2009,hlm. 105-106
[16] C.A Munir & Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 1992, hlm.28
[17] Ikhwan Fauzi, Isyarat Kiamat, Bandung : Pustaka Madani, 2006, hlm. 13
[18] Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam,  Jakarta : Raja Grafindo Indonesia, 1996, hlm. 438
[19] Jan Ahmad Wassil, Memahami Isi Kandungan Al’Quran, Jakarta : Universitas Indonesia, 2001, hlm. 205-207
[20] A.Choiran Marzuki, Qiamat, Surga, Neraka, Yogyakarta : Mitra Pusaka, 2005, hlm. 198
[21] Cyril Glasse, Op.Cit., hlm. 300
[22] Tony Lane,Runtut Pijar, Jakarta: BPK-GM, 2003, hlm. 204
[23] Stevril I. Lumintang,Teologia Abu-Abu, Malang : Gandum Mas, 2004, hlm. 398
[24] J.L.Ch. Abineno,Yesus Kristus Mempersatukan dan Mempersatukan, Jakarta : BPK- GM, 1976, hlm. 3
[25] Ibid., hlm. 4-5
[26] P. Munthe, Jadilah KehndakMu Di Bumi Seperti Di Surga,  Medan: Jurnal Teologia Tabernakel STT Abdi Sabda, 2008, hlm. 50-57
[27] Abdullah bin Jarillah, Menyesal Pada Hari Kiamat, Solo: Pustaka Arafah, 2008, hlm. 49-50

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim