-->

sosial media

Thursday, 17 November 2022

ROH ORANG MATI DITINJAU DARI SUDUT IMAN KRISTEN



I.    Pendahuluan

    Hidup manusia di dunia ini hanyalah dalam jangka waktu yang terbatas, apabila orang mengalami kematian hal itu berarti segala kehidupannya di dunia ini telah lenyap. Kematian adalah perpisahan antara tubuh dengan jiwa/roh. Kematian merupakan suat fakta penting dalam kehidupan -suatu sumber harapan-harapan dan ketakutan-ketakutan kita yang paling besar. Disamping itu, kematian adalah suatu proses yang akan dialami oleh setiap manusia dalam kehidupannya di dunia ini. Kematian menimbulkan perpisahan, di mana keluarga orang yang meninggal itu dikeluarkan dari komunitas. Para anggota keluarga mulai memasuki suatu periode perkabungan ketika jenazah mulai hancur. Jiwa mengembara disekitar jenazah, dan sementara orang-orang hidup berusaha menenangkannya dan mencegahnya agar tidak kembali ke dalam jenazah itu.

    Kematian seseorang pada umumnya dipandang sebagai suatu peristiwa yang sedih bagi sanak keluarga yang ditinggalkannya maupun sebagai suatu kemalangan yang secara potensial membawa konsekuensi-konsekuensi. Roh-roh orang yang meninggal dianggap berbahaya, maka segera sesudah mati, maereka diyakini pergi ke suatu tempat. Karena roh-roh itu dianggap berbahaya maka sebagian besar masyarakat melakukan suatu upacara ritual untuk mengantar mereka menuju tempat terakhir. Pembangunan monumen-monumen pemakaman Batak Toba (tugu) dianggap sebagai cara Batak melaksanakan perintah Allah dalam Kekristenan untuk menghormati ayah dan ibu. 

    Kematian berarti akhir dari segala aktivitas kehidupan, kematian juga dialami oleh jiwa. Kematian adalah tujuan setiap orang, yang merupakan sisi negatif dari hidup ketika kematian itu digambarkan seperti setan atau kejahatan. Kematian adalah akhir dari segala kehidupan. Mati berarti hal yang terakhir dari kemungkinan yang diberikan kepada kita. Walaupun kita dapat membedakan kematian fisik dan metafisik, namun semuanya itu tidak dapat dipisahkan dan yang terjadi adalah berakhirnya segala sesuatu dari keberadaan ciptaan itu, apapun yang terjadi dalam kematian haruslah dianggap sebagai sesuatu yang berbeda dari sifat kesinambungan hidup. Inilah yang merupakan hukuman bagi hidup yaitu bahwa kematian merupakan bagian terpenting dalam hidup

II.    Etimologi

II. a.    Roh

    Dalam Kamus Bahasa Batak-Indonesia, tondi adalah jiwa, roh, sukma manusia, kepribadiannya (tondi) yang terjadi sewaktu manusia masih berada dalam rahim ibu dan menentukan takdir, nasibnya, kemudian manusia menjadi sakit, itulah sebabnya orang memberikan persembahan kepada (tondi) dan berikhtiarkan agar dia berbalik hati.Tondi adalah tenaga yang menghidupkan segala sesuatu yang ada di bumi, termasuk batu, besi atau peralatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tenaga itulah yang membentuk enerji potensial di dalam makhluk yang ditempatinya. Tondi menyertai orang selama hidupnya, jika tondi meninggalkan seseorang buat sementara, maka ornag itu akan jatuh sakit. Jika tondi meninggalkan tubuh seseoranguntuk selama-lamanya maka orang itu akan mati. Tondi dapat keluar dari jasad manusia.Masyarakat Batak memiliki pemahaman tentang tondi. Pemahaman tersebut timbul karena setiap pemahaman manusia diyakini memiliki tondi dalam menopang kehidupannya. Menurut anggapan orang Batak, tondi seseorang itu berada di dalam tubuh serta dianggap sebagai dirinya sendiri. Itu sebabnya, tondi dipahami sebagai suatu pribadi. Tondi menyertai seseorang selama hidupnya. Akan tetapi jika seseorang itu sakit, maka tondi tersebut meninggalkan tubuh selama penyakit seseorang itu belum sembuh. Apabila tondi meninggalkan tubuh, maka diadakan mangalap tondi, artinya memanggil kembali tondi yang ”minggat” atau keluar meninggalkan tubuh. Apabila seseorang itu meninggal maka tondi meninggalkan jasad untuk selama-lamanya.Tondi itu ada di dalam setiap aspek orang termasuk rambut, kutu, keringat, air mata, kencing, kotoran, bayangan dan bahkan dalam nama-namanya. Untuk membersihkan tondi maka diadakanlah upacara.

    Dalam Perjanjian Lama yaitu dalam bahasa Ibrani untuk menyebut kata roh dipakai kata ruakh yang berarti angin dan juga berarti berkuasa, bahkan dapat juga diartikan dengan merusak (Kel. 10:13; Ayub 21:18). Dalam psikologi, ruakh berarti pendorong yang dominan (Kej. 26:35; Bil. 5:14). Kata benda ruakh berasal dari kata kerja yang berarti mengeluarkan nafas dengan kuat dari hidung. Kadang-kdang kata itu mengandung arti pusat hidup yang searti dengan nefesy, yaitu makhluk hidup. Kitab Perjanjian Baru menerjemahkan Roh dalam bahasa Yunani adalah pneuma dan parakletoV. Kata pneuma yang mempunyai arti angin; nafas; hidup dan; jiwa. Roh mempuyai sifat yang kekal dan bersumber dari yang maha kuasa (Allah) yang tidak dapat dikontrol oleh manusia

II.    B. Kematian

    Dalam bahasa Yunani kematian disebut thanatos. Thanatos berarti bentuk kematian atau keadaan mati. Tetapi kata ini juga dipakai untuk mengungkapkan hal berbahaya yang mematikan, bagaimana kematian, ancaman kematian. Thanatoo berarti membuat seseorang mati, membunuh, dan mengakibatkan sesuatu hal berbahaya yang mematikan. Kematian adalah jangka waktu ketika kita melewati dengan sendiri dunia yang tidak kelihatan. Dalam Perjanjian Lama kematian berarti akhir kesudahan dari keberadaan seseorang (2 Sam. 12:15; 14:14). Manusia diciptakan dari tanah dan mereka akan kembali menjadi debu (Kej. 3:19). Jiwa diartikan sebagai sheol (hades) yang tidak ada lagi kehidupan di luar daripadanya. Manusia yang mati pergi ke hades (ruang antara kematian dan penghakiman akhir). Kematian adalah akhir dari segala kehidupan. Mati berarti hal yang terakhir dari kemungkinan yang diberikan kepada kita. Walaupun kita dapat membedakan kematian fisik dan metafisik, namun semuanya itu tidak dapat dipisahkan dan yang terjadi adalah berakhirnya segala sesuatu dari keberadaan ciptaan itu, apapun yang terjadi dalam kematian haruslah dianggap sebagai sesuatu yang berbeda dari sifat kesinambungan hidup. Inilah yang merupakan hukuman bagi hidup yaitu bahwa kematian merupakan bagian terpenting dalam hidup yang tidak terlalu penting untuk dipikirkan

III.    Pandangan Agama Batak tentang Roh orang mati
III.    A. Hakekat Kemanusian dalam agama Batak
    Dalam keyakinan orang Toba, hidup tidaklah buruk tetapi hidup adalah perjuangan. Keyakinan ini membentuk orang Batak ini menjadi orang yang dinamik, optimis dan tegar. Garis hidup memang telah ditentukan oleh Pencipta, tetapi ada keyakinan bahwa emansipasi sesantiasa terbuka bagi manusia untuk meningkatkan mutu hidupnya. Emansipasi itu sendiri merupakan pintu gerbang yang terbuka lebar yang disediakan Maha Pencipta untuk manusia. Pintu gerbang itu adalah jalan menuju Maha Pencipta. Manusia tidak dapat menentukan kapan, di mana dan bagaimana ia mati.

III.    B. Pandangan Agama  Batak tentang Roh orang Mati
    Kepercayaan orang Batak purba disebut juga dengan “agama suku” yang mempunyai hubungan yang sangat erat antara pencipta dengan ciptaannya. Salah satu kepercayaan yang menjadi dasar bagi agama suku, bahwa tidak hanya manusia yang mempunyai jiwa atau roh melainkan semua yang ada di alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan benda mati lainnya. Arwah orang yang sudah meninggal, tetap berhubungan dengan para anggota suku yang masih hidup dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat atas orang yang masih hidup. Pemujaan kepada roh leluhur dan kepada begu jauh lebih meriah daripada pemujaan kepada pada dewata. Sesuai dengan falsafah hidup orang Batak yang animistis, menganggap dirinya sangat tergantung pada kekuatan misterius yang ada pada manusia dan alam, sehingga menjadikannya sebagai objek yang harus dipuja supaya memperoleh berkat dan juga untuk menangkal malapetaka. Dan adakalanya orang berusaha menguasai kekuatan magis tersebut dengan tujuan untuk mencelakakan musuhnya. Kepercayaan animisme sangat erat hubungannya dengan pemujaan roh (bahasa Batak: tondi). Dipercayai bahwa roh atau tondi yang terdapat pada makhluk hidup adalah daya hidup, yang membuat manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dapat bertahan hidup. Tondi adalah tenaga yang menghidupkan segala sesuatu yang ada di bumi, termasuk batu, besi atau peralatan yang digunakan dlam kegiatan sehari-hari. D. Joh. Warneck, tondi mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1.      Tondi sigomgom, yaitu tondi yang tidak pernah meninggalkan tubuh yang ditinggalinya, terkecuali kalau sudah meninggal.

2.      Tondi sijungjung, yaitu tondi pelindung.

3.      Tondi sipalospalos, yaitu roh jahat yang menyebabkan penyakit.

4.      Tondi sibatoha, yaitu tondi yang mempunyai daya cipta.

5.      Tondi sipalilohot, yaitu tondi yang menjadikan seseorang kaya.

6.      Tondi siparorot, yaitu tondi pengasuh.

                 7.    Tondi saudara, yaitu tondi yang tidak menyatu dengan tubuh, tetapi bergabung dengan plasenta dan turut dikuburkan

IV.    Pandangan Kekristenan Tentang Roh Orang Mati

    Dalam Perjanjian Lama, kata yang dipakai untuk menjelaskan dunia orang mati adalah seol (שאול). Seol secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat atau keberadaan orang mati. Dalam terjemahan bahasa Inggris, seol diartikan: dunia orang mati, kubur dan lubang. Israel kuno memahami seol sebagai bagian bawah bumi (Bilangan 16:30-33, Amos 9:2). Mereka menggambarkan seperti memasuki sebuah gerbang, sebuah kegelapan, suatu daerah yang muram, yang keberadaannya tidak aktif. Mereka memandangnya sebagai suatu tempat di mana semua roh manusia yang mati akan pergi kesana tanpa terkecuali. Gambaran yang paling umum dalam perjanjian Lama tentang kehidupan setelah mati adalah kehidupan yang samar-samar. Terkadang keberadaan di sana dikatakan seperti hukuman penjara, orang mati yang terisolasi dari Allah dan sama sekali tidak acuh terhadap apapun (Mazmur 30:9)

    Perjanjian Baru dengan bahasa aslinya bahasa Yunani menggunakan kata hades (άδης) untuk menunjukkan pada konsep dunia orang mati. Hades diterjemahkan sebagai dunia orang mati, dunia yang tidak kelihatan, yang mana semua orang mati akan memasukinya pada saat kematian. Alkitab menjelaskan bahwa roh orang mati akan masuk ke dalam tempat perhentian atau dunia orang mati. Tempat perhentian atau dunia orang mati itu menjadi dua bagian, yaitu: pertama, bagi orang yang tidak percaya bahwa keselamatan hanya di dalam Yesus akan masuk ke dalam tempat perhentian yang disebut dengan hades. Hades adalah tempat perhentian, bukan neraka, tetapi sudah seperti neraka. Di tempat ini ada penderitaam dan kesakitan yang hebat sambil menunggu penghakiman terakhir oleh Yesus Kristus, yang kemudia mereka dimasukkan ke dalam neraka, tempat hukuman yang kekal. Orang yang masuk ke dalam hades pada waktu Yesus datang kedua kali. Kedua, tempat penantian upah sorgawi. Tempat penantian ini berisikan orang-orang yang selama hidupnya sungguh percaya kepada Yesus. Tempat ini disebut dengan Firdaus

    Kematian bagi orang percaya adalah kekuatan dalam hidup persekutuan dengan Tuhan bukan hanya sebagai satu hal akhir dari hidup. Kematian adalah pintu menuju hidup kekal yaitu kelepasan dari segala dosa menuju hidup  kepada kehidupan bersama Allah:

Untuk itu maka kematian menurut pandangan Kristen harus didasarkan pada ciri:

1. Kematian adalah suatu hal yang alamiah yaitu mnusia mengambil bagian dalam struktur 

    kehidupan keseluruhan yang kompleks.

2. Kematian adalah suatu hukuman, ghukuman untuk dosa (Rom 6:21-ff).

kematian adalah panggilan untuk pulang kepada manusia. Bukan hanya sebagi hukum tapi juga kabar sukacita, bukan hanya sebagai pengadilan tapi juga penebusan (Flp 1:23)

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim