KOTBAH 5 FEBRUARI 2023 - YAKOBUS 1 : 22 - 25
WARNA LITURGI : HIJAU
MINGGU : SEPTUAGESIMA
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2023
AYAT : YAKOBUS 1 : 22 - 25 HIDUP BENAR SESUAI HUKUM TUHANI. Pembukaan
Seharusnya yang layak kita terima adalah kebinasaan kekal, terpisah dari Allah yang kudus dan mulia selamanya, karena kita telah memberontak. Bukan hanya itu, kita mati di dalam dosa, kita telah menjadi tulang belulang kering tanpa arti, inilah hakikat kita tanpa Kristus. Jika demikian dapatkah kita bermegah dalam kehidupan kita yang menjadi pelaku Firman. Saya sangat yakin, jika kita sadar dan telah lahir baru, untuk menerima ajakan menjadi pelaku firman adalah kasih karunia. Kita tidak mungkin bermegah, karena pelaku firman sejati akan melihat kebusukan diri sendiri, pikiran yang rusak karena dosa, diri sendiri dan kerusakan-kerusakan lainnya yang melekat pada diri yang berdosa, semua itu semakin nyata. Dan Anda akan bertobat. Pelaku Firman yang sejati akan hanya melihat kemegahan salib, kemegahan Kristus, kemegahan kemuliaan Allah dan semua hal tentang Allah yang mendorong bapak/ibu dan saya untuk bertobat dan tidak ada hentinya untuk memuliakan Allah saja, memuji Allah saja dan mengucap syukur. Sebab bapak/ibu dan saya buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan rancangan Allah dengan sukacita dari Allah sendiri. Hidup dalam pertobatan terus-menerus setiap hari. Mengemban pekerjaan Kristus, mengambil visi Kristus dan berjalan bersama-sama dengan Kristus setiap hari
II. Penjelasan
Surat ini tergolong “surat-surat umum” karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam “kepada kedua belas suku di perantauan” (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini membuktikan :a. Mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12), b. Pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang “terserak” itu, danc. Nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan. Ayat 22 – 23 : Dalam Nats ayat 22 memberikan kita penjelasan bahwa, untuk bisa melakukan Firman, berarti melakukan apa yang Allah inginkan. Untuk melakukan yang Allah inginkan kita memerlukan contah yang hidup. Maka dari itu, lihatlah kepada Yesus yang disalibkan, Yesus yang telah menebus kita, Yesus yang telah menjadi dosa karena dosa-dosa Anda. Yesus yang menjadi hina untuk kita yang hina, agar bapak/ibu dan saya tidak hina dan layak menjadi anak-anak Allah. Tanamkan kebenaran ini dipikiran bapak/ibu, lihatlah kepada Yesus sebagai satu-satunya contoh kehidupan. bapak/ibu harus mengenal Dia dan mengerti visi dari Yesus. Dan pelajarilah Firman. Kita semua membutuhkan contoh yang hidup, untuk bisa menjadi contoh. Mari kita temukanlah gereja-gereja yang cinta pada Yesus, sebuah komunitas yang memuridkan dan bertumbuh. Jika gereja bapak/ibu cinta uang, cinta aktifitas rohani yang tidak membuat bapak/ibu bertumbuh. Saya sangat menyarankan Anda untuk keluar dari sana dan temukan komunita gereja yang benar-benar cinta pada Yesus dan Yesus menjadi pusat mereka, Yesus yang disalibkan, Yesus yang miskin dan hina. Dan Yesus yang tidak segan mendidik para pendosa agar mereka membenci dosa mereka. Temuka Gereja yang demikian, saya berdoa agar bapak-ibu menemukannya
Ayat 24 - 25
Dalam ayat ini ada sebuah tanda agar apa yang kita kerjakan sesuai dengan Firman Tuhan, maka sangat penting bagi kita untuk mengerti apa hukum yang dimaksud dalam ayat 25 “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” Jika kita teliti lebih dalam lagi, maka kita harus memahami Hukum Taurat dan Hukum Kasih, Hukum Taurat itu biasa dipergunakan dalam tiga pengertian: 1. Keseluruhan agama Yahudi yang diberikan melalui Musa; 2. Aturan-aturan moral/kelakuan bagi umat Allah, yakni terutama kesepuluh hukum (Kel. 20:1-17), mengasihi Allah (Ul. 6:5) dan mengasihi sesama (Im.19:18b); dan 3. Ketetapan-ketetapan di bidang sipil, yuridis, dan hukum seremonial. Kita yang telah memilih menjadi Kristen telah bebas dan tidak lagi berada di bawah hukum Taurat,yang mana mengharapkan untuk dibenarkan dan diselamatkan dengan melakukan seluruh hukum Taurat. Namun orang-orang Kristen belum bebas dari hukum Taurat jika yang dimaksud adalah hukum moral, yaitu melakukan apa yang berkenan kepada Allah.Ada orang yang memahami hukum Taurat secara legalis. Artinya, hukum Taurat dianggap sebagai hukum yang wajib dilakukan. Orang yang tidak melakukannya akan dihukum, tetapi orang yang melakukannya akan diselamatkan. Pandangan ini tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, sebab tidak ada seorangpun yang dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna (Rm. 3:19-20). Tetapi karena kasih-Nya, Allah telah menyediakan anugerah keselamatan di dalam Kristus (Rm. 3:21-24; Yoh. 3:16).
III. Penutup
Pahamilah hukum Allah dengan kasih. Sehingga apa yang kita lakukan seturut dengan FirmanNya. Allah mengasihi kita. Kasihnya diwujudkan dalam penciptaan, penebusan, pemeliharaan-Nya. Ia memberikan perintah-Nya adalah karena Ia mengasihi kita dan agar kita hidup di dalam kasih-Nya. Hendaklah kita meresponi perintah Allah dengan hati yang mengasihi Allah. Kita mentaati dan melakukannya karena mengasihi-Nya, dan bukan karena kewajiban semata.
WARNA LITURGI : HIJAU
MINGGU : SEPTUAGESIMA
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2023
AYAT : YAKOBUS 1 : 22 - 25
MINGGU : SEPTUAGESIMA
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2023
AYAT : YAKOBUS 1 : 22 - 25
HIDUP BENAR SESUAI HUKUM TUHAN
I. Pembukaan Seharusnya yang layak kita terima adalah kebinasaan kekal, terpisah dari Allah yang kudus dan mulia selamanya, karena kita telah memberontak. Bukan hanya itu, kita mati di dalam dosa, kita telah menjadi tulang belulang kering tanpa arti, inilah hakikat kita tanpa Kristus. Jika demikian dapatkah kita bermegah dalam kehidupan kita yang menjadi pelaku Firman. Saya sangat yakin, jika kita sadar dan telah lahir baru, untuk menerima ajakan menjadi pelaku firman adalah kasih karunia.
Kita tidak mungkin bermegah, karena pelaku firman sejati akan melihat kebusukan diri sendiri, pikiran yang rusak karena dosa, diri sendiri dan kerusakan-kerusakan lainnya yang melekat pada diri yang berdosa, semua itu semakin nyata. Dan Anda akan bertobat. Pelaku Firman yang sejati akan hanya melihat kemegahan salib, kemegahan Kristus, kemegahan kemuliaan Allah dan semua hal tentang Allah yang mendorong bapak/ibu dan saya untuk bertobat dan tidak ada hentinya untuk memuliakan Allah saja, memuji Allah saja dan mengucap syukur. Sebab bapak/ibu dan saya buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan rancangan Allah dengan sukacita dari Allah sendiri. Hidup dalam pertobatan terus-menerus setiap hari. Mengemban pekerjaan Kristus, mengambil visi Kristus dan berjalan bersama-sama dengan Kristus setiap hari
II. Penjelasan
Surat ini tergolong “surat-surat umum” karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam “kepada kedua belas suku di perantauan” (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini membuktikan :
a. Mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
b. Pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang “terserak” itu, dan
c. Nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Ayat 22 – 23 :
Dalam Nats ayat 22 memberikan kita penjelasan bahwa, untuk bisa melakukan Firman, berarti melakukan apa yang Allah inginkan. Untuk melakukan yang Allah inginkan kita memerlukan contah yang hidup. Maka dari itu, lihatlah kepada Yesus yang disalibkan, Yesus yang telah menebus kita, Yesus yang telah menjadi dosa karena dosa-dosa Anda. Yesus yang menjadi hina untuk kita yang hina, agar bapak/ibu dan saya tidak hina dan layak menjadi anak-anak Allah. Tanamkan kebenaran ini dipikiran bapak/ibu, lihatlah kepada Yesus sebagai satu-satunya contoh kehidupan. bapak/ibu harus mengenal Dia dan mengerti visi dari Yesus. Dan pelajarilah Firman. Kita semua membutuhkan contoh yang hidup, untuk bisa menjadi contoh. Mari kita temukanlah gereja-gereja yang cinta pada Yesus, sebuah komunitas yang memuridkan dan bertumbuh. Jika gereja bapak/ibu cinta uang, cinta aktifitas rohani yang tidak membuat bapak/ibu bertumbuh. Saya sangat menyarankan Anda untuk keluar dari sana dan temukan komunita gereja yang benar-benar cinta pada Yesus dan Yesus menjadi pusat mereka, Yesus yang disalibkan, Yesus yang miskin dan hina. Dan Yesus yang tidak segan mendidik para pendosa agar mereka membenci dosa mereka. Temuka Gereja yang demikian, saya berdoa agar bapak-ibu menemukannya
Ayat 24 - 25
Dalam ayat ini ada sebuah tanda agar apa yang kita kerjakan sesuai dengan Firman Tuhan, maka sangat penting bagi kita untuk mengerti apa hukum yang dimaksud dalam ayat 25 “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” Jika kita teliti lebih dalam lagi, maka kita harus memahami Hukum Taurat dan Hukum Kasih, Hukum Taurat itu biasa dipergunakan dalam tiga pengertian:
1. Keseluruhan agama Yahudi yang diberikan melalui Musa;
2. Aturan-aturan moral/kelakuan bagi umat Allah, yakni terutama kesepuluh hukum (Kel. 20:1-17), mengasihi Allah (Ul. 6:5) dan mengasihi sesama (Im.19:18b); dan
3. Ketetapan-ketetapan di bidang sipil, yuridis, dan hukum seremonial.
Kita yang telah memilih menjadi Kristen telah bebas dan tidak lagi berada di bawah hukum Taurat,yang mana mengharapkan untuk dibenarkan dan diselamatkan dengan melakukan seluruh hukum Taurat. Namun orang-orang Kristen belum bebas dari hukum Taurat jika yang dimaksud adalah hukum moral, yaitu melakukan apa yang berkenan kepada Allah.
Ada orang yang memahami hukum Taurat secara legalis. Artinya, hukum Taurat dianggap sebagai hukum yang wajib dilakukan. Orang yang tidak melakukannya akan dihukum, tetapi orang yang melakukannya akan diselamatkan. Pandangan ini tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, sebab tidak ada seorangpun yang dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna (Rm. 3:19-20). Tetapi karena kasih-Nya, Allah telah menyediakan anugerah keselamatan di dalam Kristus (Rm. 3:21-24; Yoh. 3:16).
III. Penutup
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment