PELITA HIDUP KAMIS PUTIH; MATIUS 26 : 26 - 29 ( DARAH PERJAMUAN UNTUK PENGAMPUNAN DOSA )
Kamis
Putih adalah hari suci dalam kalender Gereja, di mana kita mengenang momen ketika
Yesus mempersembahkan Perjamuan Kudus bersama para murid-Nya sebelum penderitaan-Nya
dimulai. Matius 26: 26–29 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga pewahyuan teologis
mendalam tentang kasih Allah dan rencana keselamatan-Nya.
Dalam malam yang dipenuhi dengan ketegangan dan pengkhianatan yang akan segera terjadi, Yesus justru mengangkat roti dan cawan, memberikan kepada murid-murid-Nya sesuatu yang baru, sesuatu yang kekal—darah perjanjian baru untuk pengampunan dosa.
II.
PenjelasanTeks
1.
Konteks
Historis: Paskah dan Eksodus Baru
Yesus
merayakan Paskah Yahudi bersama murid-murid-Nya, suatu perayaan yang
mengingatkan bangsa Israel akan pembebasan dari perbudakan Mesir (Keluaran 12).
Dalam perjamuan Paskah ini, anak domba disembelih dan darahnya dioleskan di
ambang pintu sebagai tanda perlindungan dari murka Allah.
Yesus kini memposisikan diri-Nya sebagai Anak Domba yang sejati. Ia tidak hanya memperingati Paskah, tetapi menggenapinya. Ia memimpin suatu eksodus baru, bukan dari Mesir, tetapi dari dosa dan kematian. Dengan demikian, Kamis Putih menandai awal dari penggenapan nubuat dan rencana keselamatan Allah sejak zaman Musa.
2.
Tubuh
yang Diberikan (ayat 26)
“Yesus
mengambil roti... memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya.”
Roti yang dipecah melambangkan tubuh Kristus yang akan dihancurkan di kayu salib.
Ini adalah gambaran konkret dari kasih yang berkorban.
Secara teologis, ini adalah inkarnasi kasih Allah dalam bentuk pengorbanan. Yesus tidak hanya mengajar tentang kasih — Dia menjadi kasih itu sendiri dalam daging dan darah. Dalam tindakan-Nya, Yesus mengundang murid-murid (dan Gereja di segala zaman) untuk menyatu dengan tubuh-Nya, menjadi satu dengan penderitaan dan kemenangan-Nya.
3.
Darah
Perjanjian Baru (ayat 27–28)
Yesus
berkata:“Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang
untuk pengampunan dosa.”
Ini
adalah titik kulminasi dari pewahyuan Perjanjian Lama. Dalam Keluaran 24:8,
Musa memercikkan darah korban kepada bangsa Israel sambil berkata, “Inilah darah
perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu. ”Kini, Yesus menggunakan bahasa
yang sama—tetapi bukan lagi darah lembu, melainkan darah-Nya sendiri. Makna teologisnya
sangat dalam:
§ "Darah-Ku"
menunjukkan bahwa Yesus adalah kurban yang sejati.
§ "Perjanjian"
berarti relasi baru antara Allah dan manusia, bukan berdasarkan hokum semata,
tetapi berdasarkan kasih karunia.
§ "Ditumpahkan
bagi banyak orang" menegaskan universalitas karya penebusan.
§ "Untuk
pengampunan dosa" menekankan tujuan salib: rekonsiliasi manusia dengan
Allah.
Ini adalah inti Injil: darah Kristus adalah satu-satunya dasar pengampunan dosa (Ibrani 9:22), dan Perjamuan Kudus menjadi sakramen yang menghubungkan kita dengan karya penebusan itu.
4.
Perjamuan
yang Menantikan Kepenuhan (ayat 29)
Yesus
berkata bahwa Ia tidak akan minum dari hasil pokok anggur ini lagi, sampai hari
Ia meminumnya “baru” dalam Kerajaan Bapa-Nya. Ini menunjukkan bahwa Perjamuan
Kudus bukan hanya mengingat kebelakang (salib), tetapi juga menunjuk kedepan
(Kerajaan Allah).
Secara historis-eskatologis, ini adalah janji penggenapan: bahwa penderitaan bukan akhir, dan Perjamuan Kudus adalah cicipan dari pesta surgawi. Dalam setiap perjamuan, kita bersaksi tentang kematian Tuhan sampai Ia datang (1 Korintus 11:26).
III.
Penutup
Undangan Abadi ke Meja Kasih pada malam ketika Ia dikhianati, Yesus tidak memilih membalas, melainkan mengundang. Ia tidak menyusun strategi untuk bertahan, tetapi menyerahkan diri-Nya. Ia tidak menutup hati-Nya, tetapi membuka tangan-Nya, membagikan roti dan anggur sebagai lambing kasih sejati.
Perjamuan Kudus adalah liturgy kasih yang hidup. Di dalamnya, kita menerima tubuh dan darah Kristus bukan sebagai symbol kosong, tetapi sebagai sarana kasih karunia di mana darah perjamuan itu terus berbicara tentang pengampunan, rekonsiliasi, dan pengharapan akan Kerajaan yang datang.
Di Kamis Putih ini,
mari kita datang kemeja Tuhan dengan iman yang penuh syukur. Sebab darah-Nya telah
ditumpahkan bagi kita. Dan dalam darah itu, dosa kita diampuni.
Tags :
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment