-->

sosial media

Wednesday, 9 April 2025

PELITA HIDUP KAMIS PUTIH; MATIUS 26 : 26 - 29 ( DARAH PERJAMUAN UNTUK PENGAMPUNAN DOSA )

 


I.               Pendahuluan

Kamis Putih adalah hari suci dalam kalender Gereja, di mana kita mengenang momen ketika Yesus mempersembahkan Perjamuan Kudus bersama para murid-Nya sebelum penderitaan-Nya dimulai. Matius 26: 26–29 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga pewahyuan teologis mendalam tentang kasih Allah dan rencana keselamatan-Nya.

Dalam malam yang dipenuhi dengan ketegangan dan pengkhianatan yang akan segera terjadi, Yesus justru mengangkat roti dan cawan, memberikan kepada murid-murid-Nya sesuatu yang baru, sesuatu yang kekal—darah perjanjian baru untuk pengampunan dosa. 

II.            PenjelasanTeks

1.     Konteks Historis: Paskah dan Eksodus Baru

Yesus merayakan Paskah Yahudi bersama murid-murid-Nya, suatu perayaan yang mengingatkan bangsa Israel akan pembebasan dari perbudakan Mesir (Keluaran 12). Dalam perjamuan Paskah ini, anak domba disembelih dan darahnya dioleskan di ambang pintu sebagai tanda perlindungan dari murka Allah.

Yesus kini memposisikan diri-Nya sebagai Anak Domba yang sejati. Ia tidak hanya memperingati Paskah, tetapi menggenapinya. Ia memimpin suatu eksodus baru, bukan dari Mesir, tetapi dari dosa dan kematian. Dengan demikian, Kamis Putih menandai awal dari penggenapan nubuat dan rencana keselamatan Allah sejak zaman Musa. 

2.     Tubuh yang Diberikan (ayat 26)

“Yesus mengambil roti... memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya.” Roti yang dipecah melambangkan tubuh Kristus yang akan dihancurkan di kayu salib. Ini adalah gambaran konkret dari kasih yang berkorban.

Secara teologis, ini adalah inkarnasi kasih Allah dalam bentuk pengorbanan. Yesus tidak hanya mengajar tentang kasih — Dia menjadi kasih itu sendiri dalam daging dan darah. Dalam tindakan-Nya, Yesus mengundang murid-murid (dan Gereja di segala zaman) untuk menyatu dengan tubuh-Nya, menjadi satu dengan penderitaan dan kemenangan-Nya. 

3.     Darah Perjanjian Baru (ayat 27–28)

Yesus berkata:“Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”

Ini adalah titik kulminasi dari pewahyuan Perjanjian Lama. Dalam Keluaran 24:8, Musa memercikkan darah korban kepada bangsa Israel sambil berkata, “Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu. ”Kini, Yesus menggunakan bahasa yang sama—tetapi bukan lagi darah lembu, melainkan darah-Nya sendiri. Makna teologisnya sangat dalam:

§  "Darah-Ku" menunjukkan bahwa Yesus adalah kurban yang sejati.

§  "Perjanjian" berarti relasi baru antara Allah dan manusia, bukan berdasarkan hokum semata, tetapi berdasarkan kasih karunia.

§  "Ditumpahkan bagi banyak orang" menegaskan universalitas karya penebusan.

§  "Untuk pengampunan dosa" menekankan tujuan salib: rekonsiliasi manusia dengan Allah.

Ini adalah inti Injil: darah Kristus adalah satu-satunya dasar pengampunan dosa (Ibrani 9:22), dan Perjamuan Kudus menjadi sakramen yang menghubungkan kita dengan karya penebusan itu. 

4.     Perjamuan yang Menantikan Kepenuhan (ayat 29)

Yesus berkata bahwa Ia tidak akan minum dari hasil pokok anggur ini lagi, sampai hari Ia meminumnya “baru” dalam Kerajaan Bapa-Nya. Ini menunjukkan bahwa Perjamuan Kudus bukan hanya mengingat kebelakang (salib), tetapi juga menunjuk kedepan (Kerajaan Allah).

Secara historis-eskatologis, ini adalah janji penggenapan: bahwa penderitaan bukan akhir, dan Perjamuan Kudus adalah cicipan dari pesta surgawi. Dalam setiap perjamuan, kita bersaksi tentang kematian Tuhan sampai Ia datang (1 Korintus 11:26).

III.          Penutup

Undangan Abadi ke Meja Kasih pada malam ketika Ia dikhianati, Yesus tidak memilih membalas, melainkan mengundang. Ia tidak menyusun strategi untuk bertahan, tetapi menyerahkan diri-Nya. Ia tidak menutup hati-Nya, tetapi membuka tangan-Nya, membagikan roti dan anggur sebagai lambing kasih sejati.

Perjamuan Kudus adalah liturgy kasih yang hidup. Di dalamnya, kita menerima tubuh dan darah Kristus bukan sebagai symbol kosong, tetapi sebagai sarana kasih karunia di mana darah perjamuan itu terus berbicara tentang pengampunan, rekonsiliasi, dan pengharapan akan Kerajaan yang datang.

Di Kamis Putih ini, mari kita datang kemeja Tuhan dengan iman yang penuh syukur. Sebab darah-Nya telah ditumpahkan bagi kita. Dan dalam darah itu, dosa kita diampuni.

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim