-->

sosial media

slider

PENGABDIAN PENUH

PELAYAN MENARA KRISTEN

MENARA KRISTEN HADIR DENGAN KOMITMEN PELAYANAN YANG KUAT

PERAYAAN GEREJAWI

PERINGATAN KALENDER GEREJAWI

MENARA KRISTEN BERKOMITMEN DALAM MERAYAKAN KALENDER GEREJAWI UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA AKAN GEREJA DAN PERSEKUTUAN KRISTEN

KEGIATAN KASIH

GERAKAN PEMUDA KRISTEN UNTUK INDONESIA

MENARA KRISTEN KONSISTEN DALAM MELAKUKAN GERAKAN-GERAKAN SOSIAL AGAMA YANG HUMANIS

LINTAS AGAMA

SOLIDARITAS ANTAR UMAT BERAGAMA

MENARA KRISTEN MENOLAK SEGALA BENTUK KEKERASAN BAIK SECARA IDEOLOGI YANG BERPOTENSI MERUSAK KEBERSAMAAN ANTAR UMAT BERAGAMA.

moto sekolah

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

Untuk Tuhan dan Untuk CiptaanNya, adalah Visi Menara Kristen.

COGITARE MAGNUM ET SOULFUL MAGNUM

Berpikir besar dan berjiwa besar, Merupakan Motto Organisasi MENARA KRISTEN dalam melakukan kegiatan-kegiatan.

KOLOSE 2:6-7

Berakar, bertumbuh dan berbuah untuk dunia, adalah komitmen yang dihidupi setiap pelayan BPPPWG MENARA KRISTEN.

SOSIAL KEAGAMAAN

Menara Kristen bergerak dalam kegiatan sosial dan keagamaan dalam setiap event dan gerakan yang dilakukan dengan memperhatikan keanekaragaman budaya.

Foto kanan

Selamat Datang

Kata Sambutan Pdt.Hendra C Manullang

GALATIA 6:2. Bertolong-tolonganlah dalam menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Mundurnya suatu karakter manusia sangat ditentukan oleh pemahamannya terhadap Kasih yang dianut seseorang, Sebagai Organisasi yang terus bertumbuh, BPPPWG MENARA KRISTEN terus berupaya untuk meningkatkan pelayanannya sebagai salah satu faktor mendukung kesadaran warga gereja untuk terus berbagi ditengah ujian kehidupan yang datang.

Mari berjalan dalam aksi sosial bersama kami dengan Klik GERAKAN KASIH

PRIORITAS PELAYANAN

Pelayanan Oikoumene

Pelayanan Penginjilan

Pelayanan Panti Asuhan

Pelayanan Ketrampilan

Pelayanan Antar Umat Beragama

Pelayanan Pendidikan

polio

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menara Kristen turut berperan aktif dalam pengembangan SDM, melalui bantuan yang dihimpun dari warga gereja yang diserahkan kepada calon penerima bantuan pendidikan dengan seleksi yang ketat dan didampingi gereja pendukung.

Peningkatan Baca Alkitab

Menara Kristen juga hadir dalam memberikan pembelajaran khusus untuk meningkatkan kecintaan terhadap Alkitab.

Pelatihan Akademik

Menara Kristen turut dalam kegiatan Internasional yang didalamnya termasuk pelatihan-pelatihan Gerejawi, demi meningkatkan Sumber Daya Manusia para pelayan BPPPWG MENARA KRISTEN.

Pembangunan Gereja dan Penginjilan

Menara Kristen memberikan pelayanan penginjilan yang dilakukan dengan cara - cara humanis dan berani dalam mengabarkan kabar akan Kristus Yesus.

Pembinaan Rohani

salah satu program unggulan kami adalah meningkatkan kecintaan terhadap Tuhan Yesus Kristus, maka dari itu kami membuat program kerohanian khusu terhadap warga gereja.

Kaderisasi Pemimpin Kristen

Kegiatan yang diberikan bagi pelayan-pelayan gereja untuk meningkatkan pemahamannya sebagai gembala ditengah-tengah umat.

Update Donatur dan Laporan Kegiatan|BPPPWG MENARA KRISTEN

Berikut ini kami sampaikan Update Donatur Kegiatan-kegiatan dan Laporan BPPPWG MENARA KRISTEN kita :

  • DOKUMENTASI
  • Berikut kami berikan Dokumentasi Kegiatan

KUNJUNGI YOU TUBE BPPPWG MENARA KRISTEN

Permohonan Pelayanan Okultisme
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Tidak dalam Hukum Siasat Gereja
  • Merupakan Warga Gereja
  • Menerima PENDETA yang akan melayani
  • Mengikuti dan menerima Liturgi Ibadah
Permohonan Mengikuti Kegiatan
  • Surat Izin Orang Tua/Pernyataan Pribadi
  • Seluruh biaya ditanggung peserta
  • Mengikuti Seluruh Rangkaian Kegiatan
Permohonan Pelatihan dan Pendidikan
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Mengisi Form Pendaftaran
  • Minimal 17 Tahun
  • Bersedia mematuhi peraturan
  • Surat Persetujuan Orang Tua/ Pernyataan Pribadi
Permohonan Pelayanan Ibadah Meditasi
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Surat Permohonan Pribadi/Gereja
  • Mengisi Form
  • Bersedia mengikuti Liturgi Ibadah
Permohonan Pendampingan Rohani
  • Hubungi Kontak kami BPPPWG MK
  • Mengisi FORM
  • Surat Pernyataan
  • Bersedia mengikuti Liturgi Ibadah

Progress Kegiatan Tahun 2024

Progres merupakan suatu gerakan maju atau gerakan kedepan atau gerakan menuju ke tingkatan yang lebih tinggi dari kondisi awal. Progres dapat di bilang sebagai gerakan kemajuan dalam suatu kegiatan.

Penginjilan
70%
Oikoumene
75%
Lintas Umat Beragama
85%
Gerakan Sosial
75%

Testimonial

KATA MEREKA

Sebagai Donatur Tetap, sungguh sangat bangga dengan berbagi pelayanan kepada warga gereja. BPPPWG Menara KRisten sebagai organisasi sosial keagamaan yang berkomitmen untuk melayani warga gereja.

Wadeymsaar S.Tr.Stat.

Donatur Tetap BPPPWG MK

BPPPWG MENARA KRISTEN sangat luar biasa dalam pelayanan rohaninya,khususnya dalam doa khusus, okultisme, dan ibadah meditasi yang dilakukan dengan penuh kesungguhan, terima kasih.

Irwan L Tungkup

Warga Gereja

Saya sungguh berterima kasih atas kehadiran bapk dan ibu menara kristen, hadir dengan sukacita dan penuh ketulusan!.

Ilham

P. ASUHAN Islamic Center

Awalnya ragu dengan kehadiran dan pelayanan menara kristen. Namun pelayanan yang diberikan sungguh membuat hati bahagia dihari tua. Kiranya Menara kristen tak henti untuk melayani dan semakin menjadi berkat.

Rosidawati

warga gereja

PELAYAN

EVENT

PROGRAM ORGANISASI

PENGHARGAAN

BERITA TERBARU

Kegiatan di Organisasi ini adalah pelayanan Gereja, kami terbuka untuk klarifikasi atas setiap informasi dan berita yang kami terbitkan,kiranya Tuhan Yesus Kristus menyertai kita.

Wednesday, 9 April 2025

PELITA HIDUP JUMAT AGUNG; MARKUS 15 : 33 - 41 ( YESUS MENYERAHKAN NYAWA-NYA )

PELITA HIDUP JUMAT AGUNG; MARKUS 15 : 33 - 41 ( YESUS MENYERAHKAN NYAWA-NYA )

 


I.               Pendahuluan

Jumat Agung adalah momen sentral dalam iman Kristen, di mana Gereja di seluruh dunia memperingati penderitaan dan kematian Yesus Kristus. Teks Markus 15: 33–41 membawa kita menyaksikan langsung peristiwa klimaks dari pengorbanan Anak Allah: penyerahan nyawa-Nya di kayu salib. Dalam narasi yang penuh kesunyian dan penderitaan ini, kita menemukan kedalaman teologi salib dan kekuatan historis yang membentuk dasar keselamatan umat manusia. 

 

II.            PenjelasanTeks

1.     Kegelapan yang Menyelubungi Dunia (ayat 33)

Ketika waktu menunjuk jam 12 siang, tiba-tiba kegelapan menyelimuti seluruh negeri sampai jam 3 sore. Secara historis, ini bukan fenomena alam biasa. Dalam pemahaman Yahudi, kegelapan sering kali menjadi lambing murka Allah atau penghakiman (band. Amos 8:9). Kegelapan ini menjadi tanda bahwa sesuatu yang dahsyat sedang terjadi: Sang Pencipta sedang menghakimi dosa dunia, dan Sang Anak sedang menanggung murka tersebut dalam tubuh-Nya.

Teologisnya, kegelapan ini melambangkan pemisahan antara Yesus dan Bapa. Ia yang tidak mengenal dosa telah dijadikan dosa karena kita (2 Korintus 5:21). Kegelapan menjadi saksi bisu bahwa dosa membawa keterpisahan dari Allah, dan Yesus masuk sepenuhnya kedalam realitas itu demi menebus kita.

 

2.     SeruanKesakitandanPemutusanRelasi (ayat 34–36)

Seruan Yesus, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” adalah kutipan dari Mazmur 22, yang mengungkapkan perasaan ditinggalkan oleh Allah. Ini adalah momen terdalam penderitaan Yesus, bukan karena paku atau cambuk, tetapi karena relasi kekal dengan Bapa diputuskan untuk sesaat. Inilah inti penderitaan-Nya: penyerahan total dalam keterpisahan, agar kita tidak pernah dipisahkan dari kasih Allah.

Secara historis, orang-orang di sekitar-Nya gagal memahami seruan ini, mengira Yesus memanggil Elia. Hal ini menyoroti ketidakpekaan rohani mereka, meskipun mereka menyaksikan langsung karya penebusan yang sedang berlangsung.

 

3.     Kematian yang Membuka Tabir (ayat 37–38)

Yesus bukan sekadar meninggal— Dia menyerahkan nyawa-Nya. Markus dengan tegas mencatat bahwa Yesus “berseru nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.” Ini bukan seruan kekalahan, melainkan deklarasi kemenangan. DalamYohanes 10:18, Yesus berkata: "Tidak seorang pun mengambil nyawa-Ku daripada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri."

Segera setelah itu, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas kebawah. Ini sangat signifikan secara teologis dan historis. Tabir memisahkan ruang kudus dari ruang maha kudus, tempat hadirat Allah bersemayam. Kini, dengan kematianYesus, pemisah itu dihancurkan. Jalan masuk kepada Allah telah terbuka bagi semua orang, bukanhanya imam besar.

 

4.     Pengakuan dari Bangsa Lain (ayat 39)

Perwira Romawi, seorang penyembah berhala, orang non-Yahudi,  wakil dari kekaisaran penjajah—menyatakan iman: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” Ini adalah momen puncak pengakuan iman dalam Injil Markus. Ironisnya, pengakuan ini tidak datang dari murid-murid Yesus, tetapi dari seorang asing.

Secara historis dan teologis, ini memperlihatkan bahwa kematian Kristus adalah untuk seluruh dunia. Dari titik ini, Injil akan bergerak keluar batas Israel, menjangkau bangsa-bangsa, dan membuka jalan bagi gereja untuk menjadi komunitas lintas suku dan bangsa.

 

5.     Kesaksian Para Perempuan (ayat 40–41)

Di tengah kepergian para murid laki-laki, para perempuan tetap hadir: Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome. Mereka menjadi saksi setia di kaki salib. Dalam konteks masyarakat patriarki abad pertama, kesaksian perempuan tidak dianggap sah. Namun, Injil menempatkan mereka sebagai saksi utama kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus.

Ini adalah pesan radikal: Allah memakai yang lemah untuk mempermalukan yang kuat. Kesaksian mereka menjadi penopang historis dan spiritual bagi berita Injil.

 

III.          Penutup

 

Salib Sebagai Takhta Kemuliaan

Markus 15:33–41 mengajak kita melihat bahwa salib bukan hanya tempat penderitaan, tetapi juga tempat penyerahan, penggenapan nubuat, dan pembukaan jalan keselamatan. Yesus tidak menjadi korban keadaan, melainkan Raja yang secara sukarela menyerahkan nyawa-Nya. Di dalam kegelapan salib, ada terang pengharapan. Di dalam seruan penderitaan, ada suara kasih penebusan.

Pada Jumat Agung ini, kita tidak hanya mengenang kematian Yesus, tetapi merenungkan makna terdalam dari pengorbanan-Nya: bahwa dalam penyerahan-Nya, kita memperoleh kehidupan.

PELITA HIDUP KAMIS PUTIH; MATIUS 26 : 26 - 29 ( DARAH PERJAMUAN UNTUK PENGAMPUNAN DOSA )

PELITA HIDUP KAMIS PUTIH; MATIUS 26 : 26 - 29 ( DARAH PERJAMUAN UNTUK PENGAMPUNAN DOSA )

 


I.               Pendahuluan

Kamis Putih adalah hari suci dalam kalender Gereja, di mana kita mengenang momen ketika Yesus mempersembahkan Perjamuan Kudus bersama para murid-Nya sebelum penderitaan-Nya dimulai. Matius 26: 26–29 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga pewahyuan teologis mendalam tentang kasih Allah dan rencana keselamatan-Nya.

Dalam malam yang dipenuhi dengan ketegangan dan pengkhianatan yang akan segera terjadi, Yesus justru mengangkat roti dan cawan, memberikan kepada murid-murid-Nya sesuatu yang baru, sesuatu yang kekal—darah perjanjian baru untuk pengampunan dosa. 

II.            PenjelasanTeks

1.     Konteks Historis: Paskah dan Eksodus Baru

Yesus merayakan Paskah Yahudi bersama murid-murid-Nya, suatu perayaan yang mengingatkan bangsa Israel akan pembebasan dari perbudakan Mesir (Keluaran 12). Dalam perjamuan Paskah ini, anak domba disembelih dan darahnya dioleskan di ambang pintu sebagai tanda perlindungan dari murka Allah.

Yesus kini memposisikan diri-Nya sebagai Anak Domba yang sejati. Ia tidak hanya memperingati Paskah, tetapi menggenapinya. Ia memimpin suatu eksodus baru, bukan dari Mesir, tetapi dari dosa dan kematian. Dengan demikian, Kamis Putih menandai awal dari penggenapan nubuat dan rencana keselamatan Allah sejak zaman Musa. 

2.     Tubuh yang Diberikan (ayat 26)

“Yesus mengambil roti... memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya.” Roti yang dipecah melambangkan tubuh Kristus yang akan dihancurkan di kayu salib. Ini adalah gambaran konkret dari kasih yang berkorban.

Secara teologis, ini adalah inkarnasi kasih Allah dalam bentuk pengorbanan. Yesus tidak hanya mengajar tentang kasih — Dia menjadi kasih itu sendiri dalam daging dan darah. Dalam tindakan-Nya, Yesus mengundang murid-murid (dan Gereja di segala zaman) untuk menyatu dengan tubuh-Nya, menjadi satu dengan penderitaan dan kemenangan-Nya. 

3.     Darah Perjanjian Baru (ayat 27–28)

Yesus berkata:“Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”

Ini adalah titik kulminasi dari pewahyuan Perjanjian Lama. Dalam Keluaran 24:8, Musa memercikkan darah korban kepada bangsa Israel sambil berkata, “Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu. ”Kini, Yesus menggunakan bahasa yang sama—tetapi bukan lagi darah lembu, melainkan darah-Nya sendiri. Makna teologisnya sangat dalam:

§  "Darah-Ku" menunjukkan bahwa Yesus adalah kurban yang sejati.

§  "Perjanjian" berarti relasi baru antara Allah dan manusia, bukan berdasarkan hokum semata, tetapi berdasarkan kasih karunia.

§  "Ditumpahkan bagi banyak orang" menegaskan universalitas karya penebusan.

§  "Untuk pengampunan dosa" menekankan tujuan salib: rekonsiliasi manusia dengan Allah.

Ini adalah inti Injil: darah Kristus adalah satu-satunya dasar pengampunan dosa (Ibrani 9:22), dan Perjamuan Kudus menjadi sakramen yang menghubungkan kita dengan karya penebusan itu. 

4.     Perjamuan yang Menantikan Kepenuhan (ayat 29)

Yesus berkata bahwa Ia tidak akan minum dari hasil pokok anggur ini lagi, sampai hari Ia meminumnya “baru” dalam Kerajaan Bapa-Nya. Ini menunjukkan bahwa Perjamuan Kudus bukan hanya mengingat kebelakang (salib), tetapi juga menunjuk kedepan (Kerajaan Allah).

Secara historis-eskatologis, ini adalah janji penggenapan: bahwa penderitaan bukan akhir, dan Perjamuan Kudus adalah cicipan dari pesta surgawi. Dalam setiap perjamuan, kita bersaksi tentang kematian Tuhan sampai Ia datang (1 Korintus 11:26).

III.          Penutup

Undangan Abadi ke Meja Kasih pada malam ketika Ia dikhianati, Yesus tidak memilih membalas, melainkan mengundang. Ia tidak menyusun strategi untuk bertahan, tetapi menyerahkan diri-Nya. Ia tidak menutup hati-Nya, tetapi membuka tangan-Nya, membagikan roti dan anggur sebagai lambing kasih sejati.

Perjamuan Kudus adalah liturgy kasih yang hidup. Di dalamnya, kita menerima tubuh dan darah Kristus bukan sebagai symbol kosong, tetapi sebagai sarana kasih karunia di mana darah perjamuan itu terus berbicara tentang pengampunan, rekonsiliasi, dan pengharapan akan Kerajaan yang datang.

Di Kamis Putih ini, mari kita datang kemeja Tuhan dengan iman yang penuh syukur. Sebab darah-Nya telah ditumpahkan bagi kita. Dan dalam darah itu, dosa kita diampuni.

Tuesday, 8 April 2025

PELITA HIDUP MINGGU PALMARUM; MAZMUR 68 : 25 - 35 ( Mengakui Kekuasaan Allah )

PELITA HIDUP MINGGU PALMARUM; MAZMUR 68 : 25 - 35 ( Mengakui Kekuasaan Allah )

 


I.               Pendahuluan

Minggu Palmarum, atau Minggu Palma adalah momen yang penuh makna dalam kalender liturgis gereja. Di hari ini, kita mengenang bagaimana Yesus memasuki Yerusalem, dielu-elukan sebagai Raja oleh kerumunan yang menghamparkan ranting dan pakaian mereka di jalan, sambil berseru, "Hosana bagi Anak Daud!" (Mat. 21:9). Peristiwa ini bukan hanya tindakan simbolis, tetapi pernyataan kekuasaan Allah dalam bentuk yang mengejutkan dan radikal.

Untuk membantu kita menggali makna kekuasaan Allah yang diungkapkan dalam peristiwa ini, kita diundang membaca dan memahami Mazmur 68:25–36 sebuah pujian kerajaan yang memuliakan Allah sebagai Raja semesta alam. Meski mazmur ini berasal dari zaman Daud, namun secara profetis dan teologis, ia menunjuk kepada peristiwa yang jauh lebih besar: kedatangan Raja Mesias ke Yerusalem, bukan dengan kereta perang, tetapi dengan keledai pinjaman.

 

II.            Penjelasan Teks

1.     Liturgi dan Kekuasaan: Allah Hadir dalam Ibadah Umat-Nya (25-27)

Dalam ayat mazmur ini menggambarkan suatu perarakan kudus: penyanyi berjalan di depan, para pemusik dan dayang-dayang mengiringi dengan rebana, umat berkumpul memuji Allah. Ini adalah liturgy perayaan, kemungkinan besar menggambarkan perarakan Tabut Perjanjian menuju Yerusalem (2 Sam. 6). Di sana, kekuasaan Allah tidak hanya dirayakan secara teoretis, tetapi dinyatakan dalam keteraturan ibadah, nyanyian, dan kehadiran-Nya yang kudus.

Peristiwa ini menggemakan peristiwa Palmarum.Yesus pun memasuki Yerusalem diiringi arak-arakan pujian. Tapi, berbeda dengan Daud, Yesus tidak membawa symbol kekuasaan duniawi, melainkan menghadirkan kerendahan dan kelembutan (Zak. 9:9).Ia adalah Raja yang datang bukan untuk dihormati dalam istana, tetapi untuk naik kesalib.

 

2.     Yerusalem: Pusat Pewahyuan dan Penghakiman (28-31)

Mazmur menunjukkan Yerusalem sebagai pusat pengaruh spiritual: dari Bait Allah akan datang kekuatan, dan bangsa-bangsa akan datang membawa persembahan. Ini mencerminkan visi misiologis Perjanjian Lama, bahwa Israel dan Bait Suci menjadi mercusuar bagi bangsa-bangsa.

Namun dalam terang Minggu Palmarum, kita melihat bahwa Yerusalem bukan hanya pusat ibadah, tetapi juga lokasi penderitaan dan penolakan terhadap Raja sejati. Ironisnya, Raja yang datang dengan damai justru akan disalibkan di luar kota yang seharusnya menyambut-Nya.

Di sinilah sejarah dan teologi saling bertemu: Yerusalem sebagai symbol penolakan dan sekaligus penggenapan. Sejarah bangsa Allah bukanlah cerita kemenangan gemilang manusia, tetapi sejarah karya Allah yang terus-menerus menebus kegagalan umat-Nya.

 

3.     Allah yang Kosmis: Dari Langit Purbakala ke Segala Bangsa (32-35)

Ayat 32–35 memperluas cakrawala mazmur: Allah bukan hanya Allah Israel, tetapi Penguasa atas langit purbakala dan seluruh kerajaan dunia. Ini adalah pernyataan kekuasaan kosmis dan universal bahwa tidak ada tempat, bangsa, atau kekuasaan yang lepas dari otoritas-Nya.

Dalam terang Kristus, ini digenapi dalam Injil: Yesus bukan hanya Raja orang Yahudi, tetapi Raja segala bangsa (Why. 19:16). Ia datang untuk menaklukkan, bukan dengan pedang, tetapi melalui pengorbanan dan kasih. Salib menjadi takhta-Nya; mahkota duri menjadi lambing kekuasaan-Nya.

 

4.     Allah Memberi Kekuatan kepadaUmat-Nya (36)

Mazmur ditutup dengan pernyataan yang indah dan penuh pengharapan:

"Ia memberikan kekuatan dan keperkasaan kepadaumat-Nya.Terpujilah Allah!" (ay. 36)

Kekuasaan Allah tidak pernah menjadi ancaman bagi umat-Nya, melainkan sumber kekuatan dan penghiburan. Dalam Kristus, kita menerima kuasa untuk menjadi saksi-Nya (Kis. 1:8), hidup dalam kebenaran, dan memikul salib setiap hari. Kekuasaan Allah tidak mematikan, melainkan menghidupkan.

 

III.          Penutup

Mazmur 68 mengarahkan pandangan kita dari perarakan di masa Daud, keperarakan Yesus di Minggu Palma, dan akhirnya ke Yerusalem surgawi, tempat segala bangsa dan bahasa akan sujud menyembah Anak Domba.Minggu Palmarum menantang kita:

-       Apakah kita benar-benar mengakui kekuasaan Allah?

-       Apakah kita siap menyambut Raja yang rendah hati?

-       Apakah kita akan ikut arak-arakan menuju salib dan bukan hanya kepesta?

Mengakui kekuasaan Allah berarti menyerahkan seluruh hidup kepada Sang Raja yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya bagi kita


C.PDT. BOIMA H BANUREA, S.TH

Monday, 7 April 2025

PERIZINAN - BPPPWG MENARA KRISTEN

PERIZINAN - BPPPWG MENARA KRISTEN

 

Silahkan Klik Tautan dibawah ini :

                1. Surat Kelurahan Nagahuta - Pematang Siantar       

                                                           

                2. Surat Kementrian Agama Pematang Siantar

                                                           

                3. Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia

                                                           
                
                4. Surat Nomor Induk Berusaha BPPPWG - MENARA KRISTEN
                      
                                                           

                5. Surat Perizinan Berusaha Sertifikat Standart  

                                                            



Guru yang mengajar

PELAYAN BPPPWG MENARA KRISTEN

Pdt Hendra C Manullang, S.Th

KEPALA BPPPWG MK

"Setiap orang memiliki hak, tanggung jawab, dan kemampuan untuk melayani Kristus." - Pdt. Hendra C manullang.

C.Pdt.Boima H Banurea,S.Th

Ka.bid Keuangan

"Melayani bukan untuk dilayani, meski nyawa taruhannya. Tetaplah melayani gerejanya dan seluruh umat." - C.Pdt. Boima H Banurea

Pdt. Reynold Sitorus, S.Th

Ka.Bag Pengawas Keuangan

Seorang pelayan Gereja mempengaruhi keabadian; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." - Pdt. Reynold Sitorus

C.Pdt. Fajar Panggabean, S.Th

Ka.Bid.Marturia

Nafas seorang Kristen adalah Doa; dan setiap tindakannya dibawah kuasa Roh Kudus." - C.Pdt.Fajar Panggabean

Delima R Br. Saragih, S.Th.

Ka.Bid Sekretariat Umum

"Pelayanan Gereja yang berkarakter akan menciptakan banyak mental Kristus ."- Delima R Br Saragih

Christianto Tambunan, M.Th

Ka.Bid Diakonia

""Pelayanan Gerejawi bukan hanya menjadikan manusia berhikmat dan bijaksana, tapi upaya Allah sendiri." - Christianto Tambunan

Pdt. Peniel Hutauruk, S.Th

Ka.Bid. Koinonia

"Membuat sebuah tindakan yang positif, kita harus mengembangkan sebuah pandangan positif." – - Pdt. Peniel Hutauruk

Tri R D Damanik, A.Md.Bns

Volunter

"Jika Anda berpikir positif, Anda menarik hal positif masuk ke hidup Anda. Begitu juga sebaliknya." – - Tri R D Damanik.

Wadeymsaar Manullang,S.Tr.Stat

DONATUR TETAP

"Pendidikan adalah Pilar Kehidupan, tanpa pendidikan kehidupan ini menjadi lebih sulit."

Peta Lokasi dan Kontak

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

JAM OPERASIONAL SEKOLAH

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim