Managemen Kepemimpinan
Manusia
adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.Dalam hidup, manusia
selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.Hidup dalam
kelompok tentulah tidak mudah.Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai.Keteraturan hidup
perlu selalu dijaga.Hidup yang teratur adalah impian setiap insan.Manusia di
anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana
yang baik dan mana yang buruk.Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik.Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola
dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik.Untuk
itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Seiring
perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan
dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang
memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan
tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan
sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah
timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling
melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama
tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok
manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang
dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut,
terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang
ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling
kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama
misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat,
berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang
seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena
pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership merupakan
ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya
diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia .Ada banyak
definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang
masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
II. Pembahasan
2.1. Kepemimpinan
Pemimpin
adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya
jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok
yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang
lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang
yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan
oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi
orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang
tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal semacam itu
kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk
berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi
semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki
mutu kerjanya. Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan,
mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan
orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang
dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya
sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan mutu
kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang
sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk
menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi
pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang
mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang
akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu
pendidikan ini masuk dalam kawasan affective
2.2. Dasar Dalam Managemen Kepemimpinan
a. Organisasi :
Mengapa organisasi yang
dipimpinnya ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan yang sangat
mendasar ini perlu dikuasai secara baik oleh semua orang yang memegang tampuk
kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa menguasai jawabannya secara baik
diragukan apakah mereka akan mampu mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi
itu ke tujuan yang seharusnya.
b. Visi :
Akan menjadi organisasi yang
bagaimanakah organisasi itu di masa depan ? Orang-orang yang memegang
kepemimpinan perlu memiliki pandangan jauh ke depan tentang organi-sasinya;
mereka ingin mengembangkan organisasinya itu menjadi organisasi yang bagaimana,
yang mampu berfungsi apa dan bagaimana, yang mampu memproduksi benda dan jasa
apa dan yang bagaimana, serta untuk dapat disajikan kepada siapa ? Visi ini
seharusnya berjangka panjang, misalnya 10 tahun atau 25 tahun ke dapan, agar
dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan mutu kinerja yang berkelanjutan.
c. Misi :
Mengapa kita ada dalam
organisasi ini ? Apa tugas yang harus kita lakukan ? Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di atas. Bagaimana
visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang harus dilakukan
oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan organisasi tadi dapat
diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga seharusnya dapat dikuasai
dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan agar mereka
dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada orang-orang lain.
d. Nilai-nilai
Prinsip-prinsip apa yang
diyakini sebagai kebenaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan
tugas organisasi, dan ingin agar orang lain dalam organisasi juga mengadopsi
prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin,
kepelayanan adalah nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang
memegang kepemimpinan MMT.
e. Kebijakan
Ialah rumusan-rumusan yang akan
disampaikan kepada orang-orang dalam organisasi sebagai arahan agar mereka
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan barang
kepada para pelanggan. Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus mampu
merumuskan kebijakan-kebijakan semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan
mutu seperti yang diinginkan oleh organisasi.
f. Tujuan-tujuan
Organisasi
Ialah hal-hal yang perlu
dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka pendek agar
memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan mewujudkan visi
mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara kongkrit dan jelas.
g. Metodologi :
Adalah rumusan tentang
cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam bertindak menuju pewujudan visi
dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini terbatas pada
garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik kerja.
2.3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan
adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Menurut Thoha (1995) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
seseorang pada saat orang tersebut mempengaruhi perilaku orang lain seperti
yang ia lihat. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin
yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin
untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindakdalam mempengaruhi anggota kelompok
membentuk gaya kepemimpinannya. Ada tiga pendekatan utama dalam memahami gaya
kepemimpinan yaitu, pendekatan sifat, perilaku, dan situasional.
1. Pendekatan
Sifat
Pendekatan sifat
mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil. Pendekatan ini
bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan pusat kepemimpinan. Kepemimpinan
dipandang sebagai sesuatu yang mengadung lebih banyak unsur individu, terutama
pada sifat-sifat individu.
Pendekatan ini
menyarankan beberapa syarat yang harus dimiliki pemimpin yaitu, kekuatan fisik
dan susunan syaraf, penghayatan terhadap arah dan tujuan, antusiasme,
keramah-tamahan, integritas, keahlian teknis, kemempuan mengambil keputusan,
intelegensi, keterampilan memimpin dan kepercayaan (Tead, 1963).
2. Pendekatan
Perilaku
Pendekatan ini
memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam
kegiatannya mempengaruhi orang lain. Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak
membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin.
3. Pendekatan
Situasional
Pendekatan ini
menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan
dalam situasi tertentu.
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan
tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu
berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan
kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang
kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang,
jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang
mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang
dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi
kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal
yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan
pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan
2.5. Hambatan Dalam Manajemen Kepemimpinan
1.
Kegagalan Berkomunikasi
Kerumitan bisnis pada masa sekarang mendesak pemimpin
bisnis untuk dapat berkomunikasi pada tiap level dalam perusahaan. Misalnya,
Anda harus menyusun sebuah visi dan membujuk agar tim Anda setuju dengan visi
Anda tersebut. Anda harus menghubungkan tiap individu dalam perusahaan Anda dan
menginspirasi mereka. Anda sebagai pemimpin juga pemilik bisnis dituntut untuk
membangun kepercayaan dengan meyakinkan anggota Anda melalui komunikasi verbal
dan tindakan nonverbal agar dapat memperkuat antar anggota timnya. Komunikasi
efektif sangat sulit karena dibutuhkan komitmen. Anda harus membangun
komunikasi yang efektif sebagai prioritas dan perlu adanya kedisplinan,
konsistensi, kejelasan pesan dan kemauan untuk menjaga sistem komunikasi itu
setiap harinya. Dengan membangun sistem bisnis komunikasi yang terstruktur
mampu menghubungkan tiap level dalam perusahaan, Anda juga dapat mengembangkan
efektifitas sebagai seorang pemimpin dan mengarahkan perkembangan karyawan baik
di level atas maupun bawah.
2.
Kurang Akuntabilitas
Dalam perusahaan, apabila ada pekerjaan besar yang gagal
dikerjakan dan beberapa ide tidak berjalan dengan lancar maka Anda kurang
memiliki akuntabilitas. Anda memerlukan sebuah papan pencatatan kinerja yang
bisa memonitor hasil kerja yang Anda inginkan. Kebanyakan pemimpin mengetahui
hal ini, namun menjadikan hal ini sebagai sebagai sebuah sistem membutuhkan
disiplin diri dan fokus. Agar sistem dapat terbentuk, Anda membutuhkan dukungan
dari karyawan Anda dan tidak mudah terpengaruh hingga hal ini menjadi bagian
dari operasional Anda.
3.
Segan untuk melakukan pemecatan
Bahkan pemimpin terbaik masih memiliki ketakutan untuk
memecat karyawan atau anggota timnya jika di dalam tim ada ikatan keluarga.
Coba Anda pikirkan kapan terakhir kali Anda memecat anggota yang memiliki
hubungan keluarga dengan anda? Ini adalah kelemahan dari seorang pemimpin yang
masih menggunakan pandangan subjektif. Kita jarang menemukan orang yang mungkin
bekerja baik di perusahaan lama namun tidak bisa bekerja dengan baik di
perusahaan Anda karena di setiap perusahaan memiliki karakter individu berbeda
yang perlu penyesuaian satu sama lain. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan
maka anggota tim dan pemimpin memiliki keputusan yang sulit untuk terus
mengupgrade kemampuan. Sebagai pemimpin carilah orang yang mau bekerja untuk
keberhasilan perusahaan dan bukan orang yang memberatkan anggota timnya.
4.
Kurangnya pemerataan
Sangat sulit bila seluruh anggota tim Anda tidak memiliki
kesamaan cara pandang. Anda sebagai pemimpin tentu merasa tidak setuju namun
Anda harus memastikan bahwa seluruh anggota Anda berada di belakang Anda dan
mengikuti semua arahan Anda untuk mengerjakan segala hal untuk mendukung Anda
mencapai tujuan. Lalu hal sederhana tentang pemerataan adalah penting adanya
sistem kompensasi yang memastikan seluruh karyawan mendapatkan penghargaan atau
komisi atau bonus setelah mereka bekerja giat mewujudkan apa yang menjadi tujuan
Anda sebagai seorang pemimpin. Ketika adanya kesetaraan antara hasil kinerja
dan reward maka seluruh proses pekerjaan dan karyawan sudah sejajar dan akan
berjalan dengan baik.
5.
Kurangnya visi yang jelas
Apakah visi perusahaan Anda? Ketika ditanyakan pada
karyawan Anda apa penjelasan mereka tentang visi perusahaan. Apakah mereka dapat
menguraikan apa arti visi perusahaan terhadap mereka dan bagaimana pekerjaan
mereka mendukung visi dan membawa arti untuk pekerjaan mereka? Nah, beberapa
pertanyaan ini mungkin bisa menjadi acuan bagi Anda apabila belum menentukan
visi perusahaan Anda. Sebuah visi perusahaan bukan semata uraian kata atau
kalimat yang hanya mengandung istilah perusahaan tanpa memiliki makna apa-apa
untuk perusahaan tersebut. Seorang pemimpin sejati menciptakan visi untuk masa
depan perusahaan yang mampu memberikan semangat untuk karyawan dan membuat
mereka bekerja keras dan berbuat baik meski tidak ada yang melihat. Jaman
sekarang terutama untuk para milenial, mereka berpendapat bahwa pekerjaan
mereka tidak sekedar gaji yang mereka terima namun berkontribusi untuk hal yang
lebih baik.
6.
Eksekusi yang tidak berjalan
Ada 3 alasan pemimpin gagal melakukan eksekusi
perencanaan kerja. Hal pertama adalah pemimpin tidak mengikut rencananya dengan
disiplin. Sering kali, pemimpin merubah rencananya sendiri di pertengahan eksekusi
mengakibatkan hasil yang terjadi tidak sesuai harapan. Kedua adalah pemimpin
gagal menilai prioritas kepentingan. Banyak pemimpin yang salah membuat
penilaian untuk pekerjaan dan hal apa yang sebaiknya dijadikan prioritas
terlebih dahulu. Ketiga yakni pemimpin tidak menempatkan karyawan sesuai dengan
kemampuan bidang kerjanya. Nah ini yang sering terjadi di perusahaan.
Ketidakmampuan pemimpin menganalisa potensi karyawan ini yang menjadikan
pekerjaan terhambat atau lama diselesaikan. Jika Anda kurang ahli maka Anda
bisa bekerjasama dengan pihak ketiga yakni bisnis coach seperti yang ada di GLC
untuk membantu Anda menggali potensi dari karyawan Anda. Dari ketiga alasan
tersebut secara garis besar menuntut pemimpin untuk disiplin dengan rencananya,
mampu menentukan prioritas dan menganalisa potensi karyawannya. Jika 3 hal ini
dilaksanakan maka perusahaan Anda akan cepat berkembang bisnisnya.
7.
Tidak bisa menyusun budaya
perusahaan yang kuat
Budaya Perusahaan sebagai fondasi dari sebuah perusahaan.
Seperti yang pernah dijelaskan dalam artikel sebelumnya tentang pengaruh
kepemimpinan dan budaya perusahaan. Pemimpin yang membuat budaya perusahaan.
Jadi sebagai seorang pemimpin harus mampu menyusun budaya perusahaan yang kuat.
Budaya perusahaan Anda menjadi sebuah keuntungan kompetitif yang dapat menarik
perhatian dan mendatangkan hasil yang baik. Kepemimpinan adalah sebuah bakat
yang dapat Anda pelajari. Dengan menghindari ketujuh permasalahan ini, Anda
akan mampu memimpin tim Anda dan perusahaan Anda menuju kesuksesan. Menurut
Anda, kira-kira apa permasalahan terbesar yang Anda hadapi dalam kepemimpinan
Anda di perusahaan Anda? Silakan bagikan pengalaman Anda dan jangan lupa
bagikan artikel ini juga agar orang sekitar Anda mengetahui tentang hal yang
perlu dihindari dalam memimpin organisasi atau perusahaan.
2.6. Struktur Kepemimpinan
Para manajer kontemporer tetap harus mempertimbangkan
implikasinya ketika memutuskan bagaimana sebaiknya menyususun struktur
organisasi mereka. Rantai komando (chain of command) adalah
suatu garis wewenang tanpa putus dari puncak organisasi ke eselon paling bawah
dan menjelaskan siap bertanggung jawab kepada siapa.
Dua konsep lain yang
melengkapi rantai komando, yaitu wewenang dan kesatuan komando.
1. Wewenang (authority) mengacu
pada hak-hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan
perintah dan untuk berharap bahwa pemerintah itu dipatuhi. Untuk memfasilitasi
koordinasi, tiap posisi manajerial diberi sebuah tempat dalam rantai komando,
dan tiap manajer diberi tingkat wewenang tertentu untuk memenuhi tanggung
jawabnya.
2. Prinsip
kesatuan komando (unity of command) membantu melanggengkan
konsep garis wewenang yang tidak terputus. Prinsip ini menyatakan bahwa
seseorang hanya mempunyai satu atasan yang kepadanya ia bertanggung jawab
secara langsung. Jika kesatuan komando putus, seorang karyawan mungkin harus
menghadapi berbagai permintaan atas prioritas yang saling bertentangan dari
beberapa atasan.
Konsep rantai komando,
wewenang, dan kesatuan komando sudah tidak lagi terlalu relevan saat ini
karena:
1. Kemajuan teknologi
informasi dan tren ke arah pemberdayaan karyawan
2. Karyawan
yang bekerja kini turut diberdayakan untuk membuat keputusan yang
sebelumnya merupakan hak eksklusif manajemen
III. 1. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.Seorang pemimpin yang baik harus
memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi
(spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat
mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila
ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh
seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akanarif dan bijaksana.
2. Saran
Sangat diperlukan sekali
jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu
selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.Jika
saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik,
cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin.
Tags :
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment