-->

sosial media

Friday, 16 October 2020

Managemen Kepemimpinan

 




Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai.Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.Hidup yang teratur adalah impian setiap insan.Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk.Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik.Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara  berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.

Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia .Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

 

 

 

II.  Pembahasan

2.1. Kepemimpinan

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.

Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu kerjanya. Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective

 

2.2. Dasar Dalam Managemen Kepemimpinan

a.    Organisasi :

Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan yang sangat mendasar ini perlu dikuasai secara baik oleh semua orang yang memegang tampuk kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa menguasai jawabannya secara baik diragukan apakah mereka akan mampu mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang seharusnya.

 

b.   Visi :

Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi itu di masa depan ? Orang-orang yang memegang kepemimpinan perlu memiliki pandangan jauh ke depan tentang organi-sasinya; mereka ingin mengembangkan organisasinya itu menjadi organisasi yang bagaimana, yang mampu berfungsi apa dan bagaimana, yang mampu memproduksi benda dan jasa apa dan yang bagaimana, serta untuk dapat disajikan kepada siapa ? Visi ini seharusnya berjangka panjang, misalnya 10 tahun atau 25 tahun ke dapan, agar dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan mutu kinerja yang berkelanjutan.

 

c.     Misi :

Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa tugas yang harus kita lakukan ? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di atas. Bagaimana visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang harus dilakukan oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan organisasi tadi dapat diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga seharusnya dapat dikuasai dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan agar mereka dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada orang-orang lain.

 

d.    Nilai-nilai

Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan tugas organisasi, dan ingin agar orang lain dalam organisasi juga mengadopsi prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin, kepelayanan adalah nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan MMT.

 

e.    Kebijakan

Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada orang-orang dalam organisasi sebagai arahan agar mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan barang kepada para pelanggan. Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan mutu seperti yang diinginkan oleh organisasi.

 

f.     Tujuan-tujuan Organisasi

Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara kongkrit dan jelas.

 

 

 

 

g.    Metodologi :

Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam bertindak menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik kerja.

 

2.3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindakdalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Ada tiga pendekatan utama dalam memahami gaya kepemimpinan yaitu, pendekatan sifat, perilaku, dan situasional.

1.      Pendekatan Sifat

Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan pusat kepemimpinan. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengadung lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu.

Pendekatan ini menyarankan beberapa syarat yang harus dimiliki pemimpin yaitu, kekuatan fisik dan susunan syaraf, penghayatan terhadap arah dan tujuan, antusiasme, keramah-tamahan, integritas, keahlian teknis, kemempuan mengambil keputusan, intelegensi, keterampilan memimpin dan kepercayaan (Tead, 1963).

2.      Pendekatan Perilaku

Pendekatan ini memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain. Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin.

 

3.      Pendekatan Situasional

Pendekatan ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu.

 

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan

 

2.5. Hambatan Dalam Manajemen Kepemimpinan

1.    Kegagalan Berkomunikasi

Kerumitan bisnis pada masa sekarang mendesak pemimpin bisnis untuk dapat berkomunikasi pada tiap level dalam perusahaan. Misalnya, Anda harus menyusun sebuah visi dan membujuk agar tim Anda setuju dengan visi Anda tersebut. Anda harus menghubungkan tiap individu dalam perusahaan Anda dan menginspirasi mereka. Anda sebagai pemimpin juga pemilik bisnis dituntut untuk membangun kepercayaan dengan meyakinkan anggota Anda melalui komunikasi verbal dan tindakan nonverbal agar dapat memperkuat antar anggota timnya. Komunikasi efektif sangat sulit karena dibutuhkan komitmen. Anda harus membangun komunikasi yang efektif sebagai prioritas dan perlu adanya kedisplinan, konsistensi, kejelasan pesan dan kemauan untuk menjaga sistem komunikasi itu setiap harinya. Dengan membangun sistem bisnis komunikasi yang terstruktur mampu menghubungkan tiap level dalam perusahaan, Anda juga dapat mengembangkan efektifitas sebagai seorang pemimpin dan mengarahkan perkembangan karyawan baik di level atas maupun bawah.

2.    Kurang Akuntabilitas

Dalam perusahaan, apabila ada pekerjaan besar yang gagal dikerjakan dan beberapa ide tidak berjalan dengan lancar maka Anda kurang memiliki akuntabilitas. Anda memerlukan sebuah papan pencatatan kinerja yang bisa memonitor hasil kerja yang Anda inginkan. Kebanyakan pemimpin mengetahui hal ini, namun menjadikan hal ini sebagai sebagai sebuah sistem membutuhkan disiplin diri dan fokus. Agar sistem dapat terbentuk, Anda membutuhkan dukungan dari karyawan Anda dan tidak mudah terpengaruh hingga hal ini menjadi bagian dari operasional Anda.

3.    Segan untuk melakukan pemecatan

Bahkan pemimpin terbaik masih memiliki ketakutan untuk memecat karyawan atau anggota timnya jika di dalam tim ada ikatan keluarga. Coba Anda pikirkan kapan terakhir kali Anda memecat anggota yang memiliki hubungan keluarga dengan anda? Ini adalah kelemahan dari seorang pemimpin yang masih menggunakan pandangan subjektif. Kita jarang menemukan orang yang mungkin bekerja baik di perusahaan lama namun tidak bisa bekerja dengan baik di perusahaan Anda karena di setiap perusahaan memiliki karakter individu berbeda yang perlu penyesuaian satu sama lain. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan maka anggota tim dan pemimpin memiliki keputusan yang sulit untuk terus mengupgrade kemampuan. Sebagai pemimpin carilah orang yang mau bekerja untuk keberhasilan perusahaan dan bukan orang yang memberatkan anggota timnya.

4.    Kurangnya pemerataan

Sangat sulit bila seluruh anggota tim Anda tidak memiliki kesamaan cara pandang. Anda sebagai pemimpin tentu merasa tidak setuju namun Anda harus memastikan bahwa seluruh anggota Anda berada di belakang Anda dan mengikuti semua arahan Anda untuk mengerjakan segala hal untuk mendukung Anda mencapai tujuan. Lalu hal sederhana tentang pemerataan adalah penting adanya sistem kompensasi yang memastikan seluruh karyawan mendapatkan penghargaan atau komisi atau bonus setelah mereka bekerja giat mewujudkan apa yang menjadi tujuan Anda sebagai seorang pemimpin. Ketika adanya kesetaraan antara hasil kinerja dan reward maka seluruh proses pekerjaan dan karyawan sudah sejajar dan akan berjalan dengan baik.

5.    Kurangnya visi yang jelas

Apakah visi perusahaan Anda? Ketika ditanyakan pada karyawan Anda apa penjelasan mereka tentang visi perusahaan. Apakah mereka dapat menguraikan apa arti visi perusahaan terhadap mereka dan bagaimana pekerjaan mereka mendukung visi dan membawa arti untuk pekerjaan mereka? Nah, beberapa pertanyaan ini mungkin bisa menjadi acuan bagi Anda apabila belum menentukan visi perusahaan Anda. Sebuah visi perusahaan bukan semata uraian kata atau kalimat yang hanya mengandung istilah perusahaan tanpa memiliki makna apa-apa untuk perusahaan tersebut. Seorang pemimpin sejati menciptakan visi untuk masa depan perusahaan yang mampu memberikan semangat untuk karyawan dan membuat mereka bekerja keras dan berbuat baik meski tidak ada yang melihat. Jaman sekarang terutama untuk para milenial, mereka berpendapat bahwa pekerjaan mereka tidak sekedar gaji yang mereka terima namun berkontribusi untuk hal yang lebih baik.

6.    Eksekusi yang tidak berjalan

Ada 3 alasan pemimpin gagal melakukan eksekusi perencanaan kerja. Hal pertama adalah pemimpin tidak mengikut rencananya dengan disiplin. Sering kali, pemimpin merubah rencananya sendiri di pertengahan eksekusi mengakibatkan hasil yang terjadi tidak sesuai harapan. Kedua adalah pemimpin gagal menilai prioritas kepentingan. Banyak pemimpin yang salah membuat penilaian untuk pekerjaan dan hal apa yang sebaiknya dijadikan prioritas terlebih dahulu. Ketiga yakni pemimpin tidak menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan bidang kerjanya. Nah ini yang sering terjadi di perusahaan. Ketidakmampuan pemimpin menganalisa potensi karyawan ini yang menjadikan pekerjaan terhambat atau lama diselesaikan. Jika Anda kurang ahli maka Anda bisa bekerjasama dengan pihak ketiga yakni bisnis coach seperti yang ada di GLC untuk membantu Anda menggali potensi dari karyawan Anda. Dari ketiga alasan tersebut secara garis besar menuntut pemimpin untuk disiplin dengan rencananya, mampu menentukan prioritas dan menganalisa potensi karyawannya. Jika 3 hal ini dilaksanakan maka perusahaan Anda akan cepat berkembang bisnisnya.

7.    Tidak bisa menyusun budaya perusahaan yang kuat

Budaya Perusahaan sebagai fondasi dari sebuah perusahaan. Seperti yang pernah dijelaskan dalam artikel sebelumnya tentang pengaruh kepemimpinan dan budaya perusahaan. Pemimpin yang membuat budaya perusahaan. Jadi sebagai seorang pemimpin harus mampu menyusun budaya perusahaan yang kuat. Budaya perusahaan Anda menjadi sebuah keuntungan kompetitif yang dapat menarik perhatian dan mendatangkan hasil yang baik. Kepemimpinan adalah sebuah bakat yang dapat Anda pelajari. Dengan menghindari ketujuh permasalahan ini, Anda akan mampu memimpin tim Anda dan perusahaan Anda menuju kesuksesan. Menurut Anda, kira-kira apa permasalahan terbesar yang Anda hadapi dalam kepemimpinan Anda di perusahaan Anda? Silakan bagikan pengalaman Anda dan jangan lupa bagikan artikel ini juga agar orang sekitar Anda mengetahui tentang hal yang perlu dihindari dalam memimpin organisasi atau perusahaan.

 

2.6. Struktur Kepemimpinan

Para manajer kontemporer tetap harus mempertimbangkan implikasinya ketika memutuskan bagaimana sebaiknya menyususun struktur organisasi mereka. Rantai komando (chain of command) adalah suatu garis wewenang tanpa putus dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siap bertanggung jawab kepada siapa.

Dua konsep lain yang melengkapi rantai komando, yaitu wewenang dan kesatuan komando.

1.      Wewenang (authority) mengacu pada hak-hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk berharap bahwa pemerintah itu dipatuhi. Untuk memfasilitasi koordinasi, tiap posisi manajerial diberi sebuah tempat dalam rantai komando, dan tiap manajer diberi tingkat wewenang tertentu untuk memenuhi tanggung jawabnya.

2.   Prinsip kesatuan komando (unity of command) membantu melanggengkan konsep garis wewenang yang tidak terputus. Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang hanya mempunyai satu atasan yang kepadanya ia bertanggung jawab secara langsung. Jika kesatuan komando putus, seorang karyawan mungkin harus menghadapi berbagai permintaan atas prioritas yang saling bertentangan dari beberapa atasan.

Konsep rantai komando, wewenang, dan kesatuan komando sudah tidak lagi terlalu relevan saat ini karena:

1. Kemajuan teknologi informasi dan tren ke arah pemberdayaan karyawan

2. Karyawan yang bekerja kini turut  diberdayakan untuk membuat keputusan yang sebelumnya merupakan hak eksklusif manajemen

 

III. 1. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akanarif dan bijaksana.

 

      2. Saran

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin. 

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim