-->

sosial media

Friday, 16 October 2020

Teologi Paulus Tentang Gereja Rumah Dalam Gereja Mula-Mula



I.         Pendahuluan

Sebelum Gereja berbentuk gedung dan organisasi ternyata pada masa perkembangannya yaitu pada abad mula-mula tidaklah memiliki konsep yang sama dengan gereja saat ini. Gereja saat ini hanya berbentuk gedung dan organisasi sedangkan konsep intimitas dan rasa saling memiliki serta perduli dengan sesama jemaat yang ada pada konsep gereja mula-mula sudah tidak tampak lagi. Untuk itu kami penyaji akan membahas mengenai gereja rumah dalam gereja mula-mula yang dimana gereja ini merupakan cikal-bakal terbentuknya gereja saat ini. Semoga sajian kita saat ini dapat menjawab dan menambah wawasan kita semua.

 

II.      Pembahasan

2.1.  Pengertian Gereja

Kata “Gereja” berasal dari kata Portugis “igreya”, yang jika mengingat akan cara pemakaiannya sekarang ini, adalah terjemahan dari bahasa Yunani “kyriake”, yang berarti “yang menjadi milik Tuhan”, kata kyriake ini juga dipakai sebagai sebutan bagi persekutuan yang menjadi milik Tuhan, istilah baru dipakai pada zaman sesudah zaman para Rasul, yaitu sebutan Gereja sebagai suatu lembaga dengan segala peraturannya. Adapun yang dimaksud dengan “gereja adalah persekutuan para orang beriman.”[1]

Istilah Yunani ekklesia berarti pertemuan atau sidang. Kata ini umumnya dipakai bagi sidang umum dari penduduk kota yang dikumpulkan secara resmi. Tidaklah jelas apakah pemakaian ekklesia secara Kristiani pada mulanya diambil dari pemakaian non-Yahudi atau dari pemakaian Yahudi, tapi adalah pasti bahwa kata ini lebih mengandung arti “pertemuan” daripada “organisasi” atau “masyarakat”.[2]

 

2.2.  Pengertian Rumah

Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain. Rumah dapat berfungsi sebagai: tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga dan tempat untuk menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat. Selebihnya, rumah berfungsi sebagai tempat beraktivitas antara anggota keluarga atau teman, baik di dalam maupun di luar rumah pekarangan.[3]

Jadi dapat disimpulkan bahwa rumah adalah tempat tinggal  atau tempat berkumpulnya anggota keluarga. Dan secara Alkitabiah rumah itu digunakan untuk pemberitaan Injil (Kis. 5:42; 20:20).

 

2.3.  Pengertian Gereja Rumah

Gereja rumah adalah sebuah istilah tidak resmi untuk suatu kelompok kaum Kristen yang berkumpul atau bersekutu bersama-sama baik reguler maupun spontan di sebuah rumah atau tempat atau lapangan yang biasanya bukan untuk tempat ibadah resmi. Dalam bahasa Inggris istilah ini adalah House Church atau Home Church. Beberapa gereja beribadah di rumah-rumah karena mereka belum atau tidak memiliki gedung gereja konvensional; mereka ini biasanya tidak dianggap sebagai gereja rumah karena pada akhirnya akan berpindah ke tempat yang tetap. Seringkali hal ini dilakukan karena sulitnya mendapatkan izin membangun gedung gereja.

Beberapa lainnya beribadah di rumah-rumah karena mereka lebih suka untuk lebih sering melakukan ibadah secara informal, karena mereka percaya bahwa ini adalah sebuah cara yang efektif untuk membentuk suatu komunitas dan bersekutu di tempat yang belum terjangkau, atau kerena mereka percaya bahwa gereja-gereja yang lebih kecil adalah sebuah pola gereja kerasulan pada abad pertama dan pola inilah yang dimaksudkan oleh Kristus.[4]

 

2.3.1. Latar belakang Gereja Rumah dalam Gereja Mula-mula

Tumbuhnya gereja pada tingkat mula-mula dapat kita baca dalam Kisah Para Rasul yaitu sejarah gereja yang pertama. Kitab ini berisikan tentang pekerjaan Tuhan yang dilakukan melalui manusia yaitu rasul-rasul-Nya.[5] Kisah Para Rasul sebenarnya tidak menceritakan kisah semua rasul hanya beberapa dari mereka saja yang agak sering disebut, yakni Petrus dan Paulus serta mengisahkan beberapa pemimpin Kristen mula-mula, seperti Filipus, Yohanes, Yakobus saudara Yesus dan Stefanus.[6]

Pada abad mula-mula, tempat ibadah gereja purba pada umumnya adalah rumah-rumah warga sendiri. Mereka belum sampai pada pemikiran untuk mendirikan gedung khusus untuk ibadah. Orang  Kristen asal Yahudi memang memakai sinagoge untuk ibadah mereka. Tetapi orang non-Yahudi memakai rumah mereka untuk tempat ibadah bersama. Jadi corak gereja dan peribadahan waktu itu lebih merupakan gereja-rumah daripada gereja-jemaah yang bergedung khusus.  Dan yang menjadi pusat ubadah saat itu adalah jamuan makan bersama, yang membuat kedekatan semakin mantap ketika ibadah diilakukan diruang makan keluarga.[7]

Gereja pada jaman para rasul biasanya bertempat di rumah-rumah atau tempat-tempat tersendiri (privasi) di lingkungan terbuka. Itu adalah sistem yang berlangsung sebelum dunia kemegahan kekristenan mulai mendirikan gedung-gedung besar dengan alasan untuk lebih mudah mengontrol umatnya, kemudian mendoktrinasi mereka dengan penyimpangan. Gereja-gereja rumah didirikan berdekatan satu dengan yang lainnya, seperti gereja yang dibentuk oleh Diakonis Febe dari Kengkrea di rumahnya, dimana dapat dicapai dengan berjalan kaki dari Korintus, tempat gereja-gereja lain berada. Gereja Rumah yang pertama, satu-satunya yang tetap ideal, adalah Gereja Rumah Adam dan Hawa. Mereka menghadap Tuhan untuk beribadah setiap senja dan setiap Sabat. “Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk.” (Kej 3:8).

Berjalan dengan Tuhan adalah dasar dari bentuk peribadatan. Selanjutnya diteruskan oleh Henokh (Kej.5:24) “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.” Pertemuan keluarga harian ini dengan Allah untuk beribadah, berjalan dengan Dia, adalah suatu persiapan untuk diangkat dari dunia ini pada suatu hari dan bertemu dengan Tuhan di awan. Mereka yang hidup pada jaman Henokh, yang meninggalkan bentuk peribadatan yang dimulai sejak Adam dan Hawa, akhirnya musnah dalam banjir besar. Mereka yang selamat adalah mereka yang tetap menjalankannya. (Kej.6:9) “Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela diantara orang-orang sezamannya (inilah Gereja Rumah/Gereja Keluarga), dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.”[8]

 

2.3.2. Prinsip gereja rumah

Gereja mula-mula berkumpul di rumah-rumah, inilah pola Allah bagi gerejaNya. Ini merupakan pola penggembalaan dimana setiap anggota saling memperhatikan, peduli, berkorban, melengkapi, terbuka, belajar dan bertumbuh bersama. Bahkan strategi penginjilan Yesus adalah melalui rumah-rumah. Dalam Matius 10:12-14,” Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.”

Atau dalam Lukas 10:5-7,” Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.”

Dasar yang dipakai orang Kristen Mula-mula untuk melakukan ibadah dirumah ialah:

Kisah Para Rasul 2:46 “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.”

Kisah Para Rasul 5:42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.

Kisah Para Rasul 8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Kisah Para Rasul 12:12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.

Kisah Para Rasul 16:40 Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.

Kisah Para Rasul 20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu.

Roma 16:5 Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.

1 Korintus 16:19 Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.

Kolose 4:15 Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya.

Filemon 1:1-2 Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu.

Pada dasarnya kata jemaat atau gereja selalu menunjuk pada jemaat yang bertemu di rumah dan tidak menunjuk pada denominasi-denominasi atau kelompok-kelompok gereja yang terorganisir ataupun pada bangunan-bangunan gedung gereja. Kelihatannya Alkitab lebih banyak memberikan informasi tentang gereja yang bertemu di rumah dari pada tentang gereja yang kita kenal sekarang ini. Dalam Perjanjian Baru kita mengenal 3 ekspresi gereja yaitu Gereja Universal-Tubuh Kristus (Mat 16:18), Gereja Lokal atau Kota (Wahyu 2:1,8,12, 18 ; 3:1, 7, 14) dan Gereja yang bertemu di rumah-rumah ( Matius 18:15-20, Roma 16:5, dst).[9]

Adapun prinsip gereja rumah pada gereja mula-mula ialah ada beberapa prinsip antara lain :[10]

  • Gereja didirikan atas dasar pengakuan rasul Petrus bahwa Yesus adalah anak Allah. (Mat 16:16-18)
  • Gereja merupakan cermin yang dapat dipercaya dari kerajaan Allah di dunia. (Mat. 16:19)
  • Gereja menjaga kesederhanaan, bahkan pada beberapa waktu dirahasiakan, saat sedang berperang dengan kerajaan setan di dunia ini. (Mat. 16:20)
  • Gereja berlandaskan pada rencana keselamatan dimana kematian dan kebangkitan Yesus menjadi pokok utamanya. (Mat.16:21-23, 17:22-23).
  • Gereja menjadi sarana untuk berlatih penyangkalan diri yang diperlukan untuk keselamatan. (Mat.16:24-26)
  • Gereja berlandaskan pada pengharapan akan kedatangan Yesus yang ke-2 kali. (Mat.16:27-28)
  • Gereja merupakan pemikir dan pemberi pesan nubuatan, membawa kumpulan umatnya terpapar dengan nubuatan wahyu dari surga. (Mat.17:1-9)
  • Gereja sebagai sarana yang digunakan oleh para anggotanya untuk berkomunikasi dengan mereka yang telah diangkat ke surga seperti Henokh, Elia, dan Kristus sendiri. (Mat.17:10-13)
  • Gereja sebagai sarana untuk curahan berkat surgawi kepada dunia melalui pengajaran dan penyembuhan, ditunjang oleh doa dan puasa. (Mat.17:14-21)
  • Gereja bertindak secara bijaksana apa yang harus dilakukan untuk mencegah konflik dengan Roma. (Mat.17:24-27)
  • Prinsip pokok dari suatu gereja adalah menjaga kerendahan hati, dan sikap yang lembut terhadap mereka yang lebih rendah. (Mat.18:1-14)
  • Gereja sebagai sarana untuk mendamaikan perselisihan2, dan sudah menjadi kewajiban untuk mengeluarkan mereka yang terlibat menyakiti saudara seiman mereka.
  • Gereja dibentuk dari kegiatan 2 atau 3 orang yang berkumpul di dalam nama Kristus. (Mat.18:18-20)
  • Kristus tidak nyata terlihat namun Ia secara personal akan hadir di tengah-tengah kumpulan umat. (Mat.18:20)
  • Gereja sebagai sarana untuk pengampunan surgawi, dimana kesetaraannya tergantung dari umatnya yang juga dapat saling mengampuni. (Mat.18:21-35)

Ke-15 prinsip Injil diatas adalah penting bagi kerajaan Allah dimana Injil itu diberitakan. Jika salah satu hilang, suatu institusi berkurang nilainya untuk menjadi gereja yang benar. Gereja bukanlah suatu institusi turunan dari jaman para rasul, namun dibentuk oleh Yesus Kristus sendiri, di mana Ia hadir pada saat pembentukannya dan selalu hadir dalam setiap pertemuannya.

 

2.3.3. Apa yang dilakukan di Gereja rumah?

Dari telah terhadap Perjanjian Baru serta gereja mula-mula dan juga gereja-Gereja Rumah kontemporer, ada empat hal yang menonjol. Keempat hal ini kelihatannya merupakan landasan bagi Gereja Rumah sepanjang zaman.

1.    Meating

Perjanjian Baru mencatat hal ini mengenai orang Kristen mula-mula: "Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati" (Kisah Para Rasul 2:46). Agaknya hal ini merupakan pengalaman sehari-hari. Makan adalah tujuan utama dari pertemuan mereka. Paulus berkata, "Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain" (1 Korintus 11:33). Makan merupakan hal yang penting dalam perluasan Kerajaan Allah. Waktu Yesus mengutus murid-murid-Nya berdua-dua (Lukas 10:1-8), Yesus menasihati mereka untuk mencari orang yang cinta damai, serta "makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu". Pada saat murid-murid itu mengakui kebutuhan dasar mereka ialah makan semeja dengan tuan rumah mereka, mereka membagi hidup dengan cara yang paling intim dan mendasar, dan secara profetis mengakui bahwa mereka semua, sadar atau tidak, bergantung kepada Allah yang memberi makanan setiap hari pada seluruh umat manusia. Sehingga, sebagai gantinya, mereka menghidangkan roti hidup kepada sang tuan rumah.

2.    Saling mengajar untuk taat

Inti dari pengajaran adalah "firman", kisah tentang Allah, Alkitab, apa yang telah Allah tentukan untuk dinyatakan kepada kita tentang diri-Nya, tentang kita, tentang perjalanan sejarah bumi, dan cara hidup (1 Tesalonika 4:1), sehingga kita dapat menyesuaikan kisah kita ke dalam kisah-Nya yang adalah itu sendiri (His-story). Inilah pengajaran sistematis terbaik, yang bukan sebuah paket pembelajaran yang bertujuan menyampaikan dari A sampai Z-nya seperangkat doktrin kekristenan versi sendiri kepada para murid. "Sistem" pengajaran yang asli sifatnya relasional atau berdasarkan hubungan, yang dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan seorang murid yang dewasa di dalam Kristus melalui roh yang cepat taat serta suatu pelayanan yang membangun yang berorientasi pada karunia.

Gaya pengajaran ini dirancang untuk menolong seseorang menjadi "pelaku Firman", mengajar mereka untuk menaati segala sesuaatu yang telah diajarkan Yesus kepada kita (Matius 28:20). Para ilmuwan mengakan bahwa kita dapat mengingat 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita dengar dan lihat 70% dari apa yang kita katakan sendiri dan 90% dari apa yang kita kerjakan sendiri. Hal ini merupakan latihan ilmiah sederhana yang baik, sama baiknya dengan penatalayanan yang memiliki waktu dan tenaga pelaksana, untuk menolong dan membangun orang lain mengekpresikan diri mereka, menjadikan mereka terlibat, mengajar mereka untuk mengajar orang lain bagaimana secara praktis menaati Kristus dalam kehidupan nyata, kehidupan sehari-sehari.

3.    Membagi berkat materi dan rohani

Orang Kristen Perjanjian Baru membagikan kedua hal ini dalam Gereja Rumah-Gereja Rumah mereka: berkat-berkat materi dan berkat rohani: "dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya" (Kis. 4:32-35).

Orang Kristen sadar bahwa mereka bukan lagi milik mereka sendiri, melainkan milik Kristus, termasuk segala kepunyaan mereka. Waktu orang Kristen berkumpul, mereka saling membagikan apa pun yang mereka punyai, baik materi maupun rohani. Dalam prakteknya, masing-masing Gereja Rumah memiliki dana umum, di mana setiap orang dari mereka mendepositokan uang, pakaian dan barang-barang berharga. Setiap orang punya sesuatu untuk dibagikan dan oleh karena itu setiap orang dapat melayani orang lain. Hal ini membuat setiap orang sanggup menghargai dan menghormati saudara seiman yang lain.

4.    Berdoa bersama

"Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kisah Para Rasul 2:42). Doa merupakan detak jantung hubungan antara anak-anak Allah dengan Bapa di sorga. Itu sebabnya, setiap kali orang Kristen berkumpul, mereka akan saling mendoakan, mendoakan pemerintahan, berdoa bagi perdamaian, datang ke hadapan Allah dengan permohonan dan ucapan syukur, berdoa bagi orang-orang yang membenci mereka, melakukan pengusiran setan dan berdoa untuk kesembuhan.

Dalam doa yang diajarkan Yesus kepada kita, Ia mendorong kita untuk berdoa: "Ampunilah kami akan dosa kami" (Lukas 11:4). Dalam sebuah keluarga yang saling membagi kehidupan, tidak ada kesalahan yang disembunyikan dalam waktu lama. Sebuah keluarga memiliki fasilitas untuk memantau dan mempertanggungjawabkan kehidupan masing-masing secara sehat. Seperti itu pula, Gereja Rumah sebagai sebuah keluarga rohani merupakan tempat ideal untuk saling mempertanggungjawabkan tingkah laku, termasuk di dalamnya saling mengaku dosa. Dalam Yakobus 5:16 ditulis: "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh." Pada saat orang saling mengaku dosa di hadapan orang lain dan saling mengampuni (Kolose 3:13), dalam budaya mana pun, mereka berhenti menjadi orang munafik, mematahkan kuasa dosa yang tersembunyi dalam hidup mereka. Mereka mengakui kebutuhan mereka akan kasih karunia dan pengampunan .... Mereka bertobat, bukan karena ingin menghindar dari konsekuensi dosa, melainkan karena merasa malu atas apa yang telah diperbuatnya. Hal ini juga akan menegakkan kembali sebuah disiplin gereja (jemaat) yang sehat dan alamiah, seperti yang dikenal oleh gereja pada masa Perjanjian Baru.[11]

 

2.4.  Teologi Paulus Tentang Gereja Rumah Pada Gereja Mula-Mula

Memang tidak ada ayat dari surat-surat Paulus yang dengan jelas membahas atau menyinggung gereja rumah. Dan Paulus tidak pernah memahami gereja sebagai gedung. Dimana gedung itu dipakai sebagai tempat pertemuan jemaat untuk beribadah. Dan Paulus tidak pernah menggunakan kata gereja. Dia selalu menggambarkan orang-orang yang berkumpul itu sebagai jemaat. Dan istilaah gereja rumah yang digambarkan dalam gereja mula-muka di pandang Paulus sebagai tempat ibadah yang digunakan orang Kristen saat itu yang dimana Paulus juga tidak pernah memikirkan untuk mendirikan bangunan sebagai tempat ibadah. Paulus dalam suratnya I Korintus ia menyatakan bahwa jemaat di Korintus adalah bangunan Allah (IKor. 3:9), dan kemudian ia menyamakan dirinya sebagai seorang ahli bangunan (I Kor. 3: 10), yang  menarik perhatian pada satu-satunya dasar yang diperbolehkan, yaitu Kristus sendiri. Hal ini membawa Paulus untuk memikirkan. Gagasan mengenai rumah Allah (I Kor. 3:16). Keseluruhan orang-orang percaya pada suatu daerah dipandangnya sebagai tempat kediaman Allah.[12]

Pewartaan Paulus di rumah-rumah keluarga memperlihatkan bahwa keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama. Keluarga dilihat sebagai tempat pendidikan bagi anak-anak (Ef. 6:4). Orang tua bertugas sebagai pem-bimbing utama di dalam mengarahkan, menuntun dan memberikan pengertian dan pemahaman yang benar tentang sesuatu hal sesuai kaidah-kaidah iman kristiani. Orang tua sebagai agen utama di dalam menumbuhkan mengembangkan kehidupan anak-anaknya baik secara fisik, psikis, intelektual, dan spiritual.

Strategi misi Paulus melanjutkan babak baru yang dilakukan oleh Roh melalui Petrus, yakni membuka misi kepada orang-orang bukan Yahudi. Orang-orang bukan Yahudi yang terdiri dari satu atau beberapa keluarga itu dianggap sebagai sel yang penting bagi terbentuknya Gereja. Maka, pantaslah kalau kita mencatat beberapa keluarga berikut: keluarga usahawati Lidia, seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, dengan seisi rumahnya dibaptis (Kis. 16:15); keluarga penjaga penjara di Filipi (Kis 16:15, 31-34); Stefanus, Krispus, Gayus di Korintus (1Kor 1:14-16; 16:15; Rom 16:23); keluarga Priskila dan Aquila, keluarga Onesimus di Efesus (1Kor 16:19; 2Tim 1:16; 4:19); Filemon di Kolose (Flm 1 dstnya); keluarga Nimfa di Laodikia (Kol 4:15 dstnya); dan Aristobolus, Narsisus, dan orang-orang lain di Rom (Rom. 16:10 dstnya).

Dari teks-teks itu nampak bahwa Gereja (ekklesia) bertumbuh dan berkembang dari perjumpaan di rumah (oikos) umat itu sendiri. Itu berarti keluarga itu sendiri merupakan sebuah Gereja. Keluarga merupakan sel yang dianggap sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sebuah kelompok umat beriman yang lebih luas. [13]

 

III.             Refleksi Teologi

Bersekutu merupakan salah satu dari beberapa tugas utama orang Kristen, yang untuk saat ini kita lihat dilakukan dalam gedung gereja sebagai wadah atau tempat persekutuannya. Namun perbedaan ini jelas terlihat antara gereja saat ini dan gereja mula-mula, di mana pada masa gereja mula-mula kebiasaan persekutuan dilakukan di rumah-rumah keluaraga bukanlah seperti saat ini yang lebih menekankan bangunan yang besar dan megah. Dalam hal pemaknaan juga telah terlihat berbeda, keintiman terjadi dalam gereja rumah lebih terlihat nilai sosialnya dan pelayanannya seperti yang telah orang Yahudi lakukan berkumpul bersama dan saling melayani satu dengan yang lain. Dalam hal persekutuan yang benar bukanlah permasalahan gedung atau tempat peribadahan yang teduh, megah dan menarik tetapi dasar dari persekutuan itulah yang utama yaitu Yesus Kristus (1 Kor. 3:11). Dan persoalannya adalah bagaimana dalam satau persekutuan kita dapat saling melayani dan melengkapi. Masihkah kita memiliki konsep bersama, saling memiliki dan perduli terhadap sesama yang saling membutuhkan? Oleh sebab itu sebagai jemaat Kristen masa kini kita harus menekankan konsep gereja mula-mula yang lebih terlihat bentuk wujud kasih yaitu dalam hal saling berbagi. Sebab itu merupakan dasar persekutuan yang Alkitabiah yang seharusnya kita terapkan kini dan pada masa yang akan datang, agar kosep persekutuan dan peribadahan kita tetap didasari Alkitabiah seperti yang di inginkan oelh Yesus Kristus sebagai dasar iman dan persekutuan yang benar. Dan tetaplah untuk melakukan persekutuan sebab Yesus pernah mengajarkan pada murid-murid-Nya dalam Matius  18:20 “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."


IV.              Kesimpulan

 

Pada abad mula-mula, tempat ibadah gereja purba pada umumnya adalah rumah-rumah warga sendiri. Mereka belum sampai pada pemikiran untuk mendirikan gedung khusus untuk ibadah. Orang  Kristen asal Yahudi memang memakai sinagoge untuk ibadah mereka. Tetapi orang non-Yahudi memakai rumah mereka untuk tempat ibadah bersama. Jadi corak gereja dan peribadahan waktu itu lebih merupakan gereja-rumah daripada gereja-jemaah yang bergedung khusus.  Dan yang menjadi pusat ubadah saat itu adalah jamuan makan bersama, yang membuat kedekatan semakin mantap ketika ibadah diilakukan diruang makan keluarga.

Dan Paulus sendiri melakukan Pewartaan Injil di rumah-rumah keluarga dimana menurut Paulus hal ini memperlihatkan bahwa keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama.  Dan istilah gereja rumah digunakan untuk menunjukkan bahwa sebelum adanya gedung gereja sebagai tempat ibadah bagi jemaat mula-mula mereka melakukan ibadah di rumah. Itulah sebabnya ada istilah gerja rumah pada gereja mula-mula.

 

V.                 Daftar Pustaka

Bolkestein, Asas-asas Hukum Gereja, Jakarta:BPK-GM, 1956

Drane, John, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM,2001

Guthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 3: Ekklesiologi, Eskatologi, Etika, Jakarta: BPK-GM, 2009

Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009

Hort, F.J.A, “Gereja”dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L, J. Douglas (ed.), Jakarta: YKBK/OMF, 2008

Wahono, Wismoadi, Disini Ku Temukan, Jakarta: BPK-GM, 2010

Sumber Internet

http://www.worldslastchance.com/practical-godliness/home-churches-bahassa.html, diakses tanggal 07 November 2013

https://sites.google.com/site/simplechurchindonesia/apakah-gereja, diakses tanggal 07 November 2013

http://misi.sabda.org/apakah-gereja-rumah-itu, diakses tnggal 07  November 2013

http://biblikaindonesia.blogspot.com/2011/03/keluarga-dalam-perjanjian-baru-alfons.html, diakses tanggal 07 Noember 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah, diakses 7 November 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_rumah, diakses tanggal 7 November 2013



[1] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 362

[2] F.J.A Hort, “Gereja”dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L, J. Douglas (ed.), (Jakarta: YKBK/OMF, 2008), 334

[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah, diakses 7 November 2013

[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_rumah, diakses tanggal 7 November 2013

[5] Bolkestein, Asas-asas Hukum Gereja, (Jakarta:BPK-GM, 1956), 28

[6] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM,2001), 275

[7] Wismoadi Wahono, Disini Ku Temukan, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 460

[11] http://misi.sabda.org/apakah-gereja-rumah-itu, diakses tnggal 07  November 2013

[12] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3: Ekklesiologi, Eskatologi, Etika, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 74



Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim