-->

sosial media

Friday, 6 May 2022

Perubahan Sosial dan Modernisasi

 

 



I.                   Pendahuluan

                 Dalam kalangan sosiologis masalah perubahan sosial dianggap sebagai topik yang penting. Untuk mengetahui dengan teliti faktor–faktor penyebab, akibat–akibat yang di timbulkan.Sehigga individu maupun kelompok mampu menanggulangi setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat.

II.                Pembahasan

2.1.            Pengertian Perubahan Sosial

                 Perubahan  sosial didefenisikan sebagai perbedaan keadaaan yang berarti dalam unsur masyarakat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.[1] Perubahan sosial merupakan proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur–unsur budaya dan sistem–sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur–unsur eksternal meninggalkan pola–pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola–pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.[2]Perubahan–perunahan bukanlah semata–mata berarti suatu kemajuan namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang–bidang kehidupan tertentu, pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian--bagian dunia berkat adanya komunikasi modern.[3]       

2.1.1.       Aspek Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial

2.1.1.1.            Perubahan Struktural

                    Kedudukan sosial yang semula terususun menurut skema tingkatan–tingkatan, yang dahulu di terima masyarakat, ternyata mengalami perubahan besar dan membawa akibat panjang dalam masyarakat yang bersangkutan.[4]

2.1.1.2.             Perubahan Pola–Pola Kelakuan

                    Pola kelakuan yang dahulu didasarkan pada norma yang mengatur hubungan antara orangtua dengan anak, hubungan atasan dengan bawahan, cara–cara penyampaian perintah dari pemimpin kepada yang dipimpin.[5] Conohnya sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir lama tentang pekerjaan adalah sektor formal dan informal, sehingga dengan demikian, maka bekerja tidak saja bekerja di sektor formal, melainkan dimana saja yang penting yang mampu menghasilkan.[6]

2.1.1.3.             Perubahan Nilai – Nilai Sosial

                    Nilai–nilai sosial disusun secara vertikal, nilai Ketuhanan dan agama yang menduduki tempat tertinggi.Nilai–nilai manusia di tempatkan pada titik sentral dan di jadikan dasar baru bagi relasi yang serba horizontal. Ini berarti manusia dijadikan titik orientasi dalam penyusunan nilai–nilai sosial yang di hargai.[7]

2.1.2.      Jenis–jenis Perubahan Sosial

a.         Perubahan Berulang

b.        Perubahan Pembaharuan

c.         Perubahan Hakiki dan Perubahan Jumlah

d.        Perubahan Siklis

e.         Perubahan Terencana dan Perubahn Tidak Terencana

f.         Perubahan Progresif dan Perubahan Regresif.[8]

2.1.3.      Ciri – Ciri Timbulnya Perubahan Sosial

a.       Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembanganya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.

b.      Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan–perubahan pada lembaga sosial lainya, karena lembaga–lembaga sosial tadi sifatnya interdependent (saling bergantung), maka sulit untuk mengisolasi perubahan pada lembaga–lembaga sosial tertentu. Proses awal dan proses–proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.

c.       Perubahan–perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.

d.      Perubahan–perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena ke dua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.[9]

2.1.4.      Faktor – faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial

a.       Bertambahnya atau berkurangnya penduduk, pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga–lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk mungkin di sebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain. Perpindahan tersebut mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam pembagian kerja dan stratifikasi sosial.

b.      Penemuan–penemuan baru, suatu proses sosial yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalanya unsur kebudayaan baru yang tersebar dalam masyarakat, keinginan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi terciptanya penemuan–penemuan baru. Keinginan untuk mempertinggi kualitas suatu karya merupakan pendorong untuk meneliti kemungkinan–kemungkinan ciptaan baru.

c.       Pertentangan masyarakat, pertentangan–pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok. Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan demikian itu kerap kali terjadi apalagi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern. Generasi muda yang belum terbentuk kepribadianya, lebih mudah menerima unsur–unsur kebudayaan asing, yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian menimbulkan perubahan dalam masyarakat.[10]

 

2.1.5.      Faktor- Faktor Yang Menghambat Perubahan Sosial

a.       Kurangnya hubungan denan masyarakat lain

b.      Perkembanagn ilmu pegetahuan yang terlambat

c.       Sikap masyarakat yang sangat tradisional

d.      Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat

e.       Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

f.         Sikap masyarakat yang tertutup

g.      Rasa takut akan memudarnya nilai luhur sebuah adat dan kebudayaan

h.      Adanya penilain masyarakat bahwa hidup ini pada hakikatnya adalah buruk dan tidak mungkin untuk diperbaki.[11]

2.2.            Pengertian Modernisasi

                 Modernisasi adalah suatu proses transformasi suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek–aspeknya.[12]  Modernisasi merupakan proses dengan mana individu berubaah dari dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup yang lebih kompleks dan menuju secara teknologi serta cepat berubah.[13]

2.3.            Jenis–jenis Modernisasi

2.3.1.      Modernisasi Ekonomi

               Perkembangan prasangka terhadap perubahan atau kemajuan ekonomi yang ditandai oleh tingginya tingkat konsumsi dan standar hidup, revolusi teknologi, intensitas modal yang makin besar dan organisasi birokrasi yang rasional, disamakan dengan modernisasi  ekonomi. Modernisasi ekonomi mencakup pembentukan sistem pertukaran moneter, peningkatan tingkat skill yang dibutuhkan melalui kecanggihan teknologi, mekanisasi, otomasi, dan akibat perpindahan tenaga kerja, estimasi/penghitungan biaya secara rasional, pola-pola tabungan, investasi, perihal bisnis, pemasaran, produksi pabrik, mobilitas tenaga kerja, distribusi barang-barang, dan karakteristik masyarakat untuk bersifat konsumeristik pada era kehidupan yang manusia secara bertahap (step by step).

2.3.1.1.            Tahapan proses modernisasi

1.      Tahap domestik idenpenden (perekonomian rumah tangga).

Peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat masih berada pada sektor dan unit terkecil, yakni rumah tangga, yang menjadi wadah dasar dalam mengembangkan dan memjukan suatu usaha yang masih berkonsentrasi pada sistem ekonomi sederhana, dan usaha-usaha berbau mikro dan makro hanya dalm konteks perseorangan, belum ada menjalin  hubungan secara kelompok dagang.

2.      Perekonomian kota

Beranjak dari kegiatan sektor ekonomi yang berpusat pada kemandirian secara peroranagan, sistem perekonomian kota merupakan sebuah tatanan kemasyarakatan yang bergerak pada bidang investasi secara berkelompok, produksi pabrik, pemasaran yang berkontributif, serta distribusi secara ingroup dilakukan oleh para kelompok dagang yang melakukan kerja sama atau kontrak kerja. Sistem perekonomian perkotaan yang dibangun dan dirancang oleh para pengusaha dan aparat pemerintahan meupakan kerjasama yang membangun dan menata kehupan masyarakat, di segala bidang kehidupan yang dikelola secara sistematis, dalam tata kelola administrasi dan birokrasi perkotaan.

3.      Perekonomian nasional

sistem perekonomian nasional meruapakan lanjutan dari tahap perekonomian perkotaan. Perkonomian ini lebih menuju pada perkembanagan infrastruktur Negara, bahkan kemajuan sebuah negara yang mengedepankan kepentingan publik berdasrkan tata administaratif dan birokratif yang telah dicanangkan negara dengan berbagai program dan rancangan negara tersebut untuk masa depan pubilk secara nasional.[14]

2.3.2.      Modernisasi Sosial

               Modernisasi sosial merupakan perubahan pola hidup masyarakat akibat dari kemajuan, perkembanagan zaman yang bergerak di seluruh kehidupan manusia. Modernisasi sosial meliputi perubahan dalam atribut-atribut sistemik, pola-pola kelembagaan, dan peranan-peranan status dalam struktur sosial masyarakat yang sedang berkembang.[15] Unsur-unsur pokok modernisasi sosial mencakup perubahan sosial yang terencana, sekularisme, perubahan sikap, tingkah lalu, pengeluaran (belanja), pendidikan umum yang berat, revolusi pengetahuan melaui perluasan sarana komunikasi, dan instrument hubungan-hubungan sosial.[16]

 

2.3.2.1. Modernisasi Politik

               Perekonomian yang modern memerlukan adanya masyarakat nasional dengan integrasi yang baik.Hal ini berarti bahwa desa-desa, kota dan daerah-daerah itu terkait dalam suatu hubungan Negara yang memungkinkan adanya lalu lintas orang dan barang secara bebas. Hal ini berarti, bahwa ada satu pusat untuk memlihara keamanan dan ketertiban dan bahwa ada keseragaman yang solid dalam sistem hukum. Integrasi ini dimungkinkan, karena adanya kemajuan teknik, sehingga membawa perluasan yang luar biasa dalam konteks lokal, nasional, regional, bahkan internasional, yang menuntut setiap penduduk terlibat dalam kegiatan politik nasional. Dalam masyarakat modern beban tugas pemerintah pusat itu luas sekali.Untuk melaksanakan tugas-tugas di hampir semua bidang kehidupan itu, diperlukan suatu aparat birokratis yang solid.[17]

2.4.            Relevansi Perubahan Sosial dan Gejala Modernisasi

Pola sikap, pola pikir, tingkah laku dan gaya hidup manusia selalu membaur dalam kehidupan yang semakin lama semakin maju, seiring berjalnnya waktu. Karena setiap kemajuan yang ada di dalam dimensi kehidupan manusia tak lepas dari keterdinamikaan yakni perubahan yang becirikhaskan kemajuan. Hal ini yang memicu manusia agar senantiasa dapat menyesuaikan diri ketika ia diperhadapkan dengan kenyataan hidup yang selalu ada unsur kemajuan. Kemajauan di bidang informasi dan komunikasi yang berbasis teknologi memnungkinkan semakin cepatnya pertukaran data atau informasi yang mempermudah pekerjaan manusia. Keadaan ini memeras daya pikir manusia yang meskipun terbatas agar semaikin berupaya untuk semakin maksimal di dalam mengelola dan menata kehidupan.[18] Dalam bidang industri selalu ada penemuan baru dan peralatan canggih yang menuntut manusai akan bekerja lebih keras dalam memanfaatkan akal dan pikiran guna perubahan tatanan dunia yang diharapkan semakin baik untuk kedepannya. Estimasi biaya dan waktu yang menuntut manusia uantuk semakin bijak dan kritis dalam menghitung dan mengelola nilai output dan input biaya dan waktu kerja sebuah perusahaan, agar tidak kalah saing dengan kongsi dagang lainnya.[19] Namun  sebaliknya modernisasi dalam kalangan masyarakat yang tidak berangkat dari perspektif intelektualitas, tetapi hanya memilki status sebagai konsumeristik merupakan sebuah keadaan dinamis yang mereduksi usaha untuk menjadi lebih produktif.[20]. Menyoroti perilaku manusia yang kerap kali terbuai oleh keadaan yakni hanya menikamati segala sesuatu yang ia miliki, tanpa pernah untuk berpikir maju bagaimana sbuah benda yang canggih itu bisa samapai dalam keadaan yang sedemikian rupa di tangan si pemakai. Dalam masyarakat modern pola konsumsi dan pola pemakaian produk dan jasa anggota masyarakat cenderung tinggi.[21] Proses modernisasi yang disambut dengan demikian akan menyebabkan perilaku manusia lewat perubahan–perubahan di sekitarnya baik dalam bidang ekonomi, politik  industri, menjadi konsumeristik bahkan mengacu pada perilaku hedonisme (hedonism behavior).[22]Hal ini lah yang memicu ketertinggalan proses pembangunan sebuah Negara akibat ulah penduduk yang cenderung demikian apalagi jika sebuah Negara yang dihuni oleh masyarakat yang memiliki tingkat kesadaran untuk menjadikan sebuah Negara menjadi maju dalam proses pembangunan, bukan menjadikan moderinisasi sebagai proses pembodohan dan berakhir pada  suatu situasi ketertinggalan.[23]

III.             Kesimpulan

                 Setiap orang senantiasa berupaya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di segala bidang kehidupan.Partisipasi dalam hal menentukan keputusan politik mempermudah penyesuaian diri itu.Aspek-aspek masyarakat modern tercermn dalam aspek-aspek tata kemasyarakatan yang sifatnya lebih umum, yaitu dalam struktur sosial masyarakat berfugsi ntuk menata kehidupan masyarakat. Serta masyarakat harus mampu menghadapi setiap perubahan yang selalu bergantian datang dalam dunia maupun di lingkungan  sekitar. Mampu menyesuaikan diri dalam setiap perubahan yang datangnya silih berganti, supaya setiap  individu maupun kelompok tidak terjebak dalam proses perubahan tersebut.



[1]D. Hendropuspito, Sosiologi Sistematik, ( Yogyakarta: Kanisius, 1989), 256

[2]H.M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, ( Jakarta: Kencana, 2006), 91

[3]Soerjono Soekanto,  Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), 335

[4]D. Hendropuspito, Sosiologi Sistematik, 259

[5]Ibid, 261

[6]H. M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, 91

                [7]D. Hendropuspito, Sosiologi Sistematik, 261

[8]Ibid, 262-263

[9]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 343-344

[10]ibid, 352-358

[11]ibid, 365-366

[12] J. W. Schoorl, Modernisasi pengantar sosiologi pembangunan Negara – Negara sedang berkembang,( jakarta: Gramedia,1978), 1

[13]M. Francis Abraham, Modernisas di dunia ketiga suatu teori umum pembangunan,( Yogyakarta: PT. TIARA WACANA, 1991),5

[14]ibid,  6

[15]Ibid, 7

[16]Ibid, 8

[17]J.W. Schrool, Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara – negara Sedang Berkembang, 3

[18]Belling dan Totten, Modernisasi Masalah Model Pembangunan, (Jakarta: CV Rajawali, 1980), 33

[19]J.W. Schrool, Modernisasi, 3

[20]Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, 95

[21]J.W. Schrool, Modernisasi, 4

[22] Belling dan Totten, Modernisasi Masalah Model Pembangunan, ,34

[23] Hendropuspito, Sosiologi Sistematik,  294

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim