-->

sosial media

Wednesday, 9 November 2022

BAHAN EVANGGELIUM “ Menjadi Saksi Kristus Sampai Ke Ujung Bumi/ Gabe Sitindangi Kristus Sahat Tu Ujung Ni Portibion” Ev. Kis 1: 6-11




BAHAN EVANGGELIUM 

“ Menjadi Saksi Kristus Sampai Ke Ujung Bumi/ Gabe Sitindangi Kristus Sahat Tu Ujung Ni Portibion”

Ev. Kis 1: 6-11


I.                   Pendahuluan

Yesus Kristus yang bangkit mengalahkan maut sekarang melanjutkan relasi kasih-Nya dengan para murid-Nya. Tuhan Yesus senantiasa mengasihi murid-murid-Nya sampai pada kesudahannya. Kasih ini tidak bisa dihentikan oleh maut. Kristus tidak terhalangi untuk mengasihi para murid karena Dia mati. Dia juga tidak terhalangi untuk mengasihi para murid di dalam tubuh-Nya yang dibangkitkan. Dia tidak mengasihi para murid-Nya sebagai roh yang melayang-layang tanpa wujud fisik. Dia mengasihi murid-murid-Nya setelah Dia bangkit sama seperti Dia mengasihi murid-murid-Nya sebelum Dia mati. Dia mengasihi-Nya di dalam tubuh-Nya yang hidup. Dia menyatakan relasi-Nya dengan manusia hidup dengan keadaan-Nya yang hidup. Tuhan tidak pernah membiarkan dunia fisik dan tubuh kita ditaklukkan oleh dosa dan maut. Tuhan memberikan kemenangan yang sangat dahsyat atas maut melalui kebangkitan Yesus Kristus

II.                Penjelasan

Setelah bangkit Yesus menyatakan diri-Nya kepada para murid. Bukan saja Dia membuktikan kepada mereka bahwa Dia hidup, tetapi Dia juga melanjutkan persekutuan yang penuh kasih dengan mereka dan menyatakan janji penyertaan-Nya yang tidak akan pernah gagal. Dia bersekutu dengan mereka, makan dengan mereka, dan mengingatkan kepada mereka akan karya Allah yang telah Dia genapi dan harus murid-murid lanjutkan. Karya yang sangat berat untuk dijalankan dengan kekuatan manusia. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan kepada mereka untuk menunggu hingga Sang Penghibur, yaitu Roh Kebenaran, tiba pada mereka untuk menyertai dan memimpin mereka (Kis. 1:4-5). Apakah Roh Kebenaran, yaitu Roh Kudus, baru datang menyertai para murid saat itu? Apakah sebelumnya Roh Kudus tidak berkarya melalui para murid? Roh Kudus telah bekerja dan tetap bekerja sejak pertama dunia dijadikan hingga nanti saat dunia dipulihkan oleh Allah.

Ayat 6-8 Menyadari betapa besarnya kuasa yang dipercayakan Tuhan, murid-murid bertanya kapan Tuhan Yesus akan memulihkan kerajaan Israel (ay. 6). Ini adalah pertanyaan yang penuh pengharapan. Yesus sudah menang atas maut, tentu kuasa besar-Nya ini sanggup untuk memulihkan kembali kerajaan Israel. Tetapi para murid tidak sadar bahwa kuasa yang Yesus akan berikan kepada mereka membuat merekalah yang akan memulihkan kerajaan itu, meskipun mereka tidak perlu tahu kapan waktunya pemulihan itu menjadi sempurna. Tuhan Yesus telah berjanji memberikan kuasa kepada para murid karena para murid akan pergi, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Para murid akan memperkenalkan Sang Raja ke seluruh daerah kekuasaan-Nya. Daerah kekuasaan-Nya bukan hanya wilayah Israel yang dikenal pada abad pertama. Daerah kekuasaan-Nya, yaitu kerajaan Israel yang sejati, mencakup wilayah Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai seluruh dunia. Inilah yang mau diberitakan oleh Lukas di dalam kitab ini. Kisah yang diawali dengan pengutusan para murid sebelum Yesus naik, hingga tersebarnya berita Injil Kristus di Yerusalem (Kis. 2:5-11), Yudea (10:44-48), Samaria (8:5-6), sampai ke pusat kota Roma (28:16-31). Inilah catatan sejarah yang begitu menakjubkan tentang karya Allah menyatakan Anak-Nya, yaitu Kristus, dengan berbagai-bagai perbuatan ajaib dan segala kuasa pemberitaan firman. Roh Kudus menggerakkan, menguatkan, mendorong para murid, dan memberikan kuasa yang melampaui dunia ini di dalam pelayanan mereka.

Dari pertanyaan murid-murid di ayat 6, kita bisa menangkap apa yang mereka anggap penting. Dalam terjemahan LAI:TB yang ditekankan dalam pertanyaan tersebut adalah kesediaan Tuhan Yesus (“Maukah Engkau…?”). Kesan ini sedikit melenceng. Dalam teks Yunani, penekanan terletak pada waktu pemulihan, bukan kesediaan Tuhan Yesus untuk memulihkan. Secara hurufiah, ayat 6 berbunyi: “Tuhan, apakah pada masa ini Engkau memulihkan kerajaan Israel?”. Tidak heran, jawaban Tuhan Yesus di ayat selanjutnya juga mengarah pada masalah waktu (1:7 “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya”). Frasa “yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya” merupakan sebuah teguran bagi murid-murid. Mereka terlalu mengurusi apa yang bukan menjadi urusan mereka. Ada hal-hal tertentu yang menjadi kuasa (lit. “otoritas”) Allah. Kita tidak usah mencampuri hal tersebut. Berfokus pada urusan pihak lain akan membuat seseorang mengabaikan urusannya sendiri. Dalam upaya mobilisasi misi di berbagai gereja kesalahan ini sering menjadi persoalan. Sedikitnya jumlah petobat membuat sebagian orang merasa pekerjaan misi sebagai usaha yang sia-sia. Terlalu banyak biaya dan usaha, tetapi hanya mendapat satu atau dua orang jiwa. Mereka merasa tidak sepadan. Pikiran seperti ini merupakan musuh besar dalam upaya penjangkauan. Gereja telah berfokus pada hal-hal yang bukan urusannya.

Ayat 9-11 Setelah menjanjikan Roh Kudus kepada para murid, Yesus Kristus terangkat ke surga. Dia diangkat ke tempat yang mahatinggi, jauh melampaui segala kuasa yang ada di langit dan di bumi. Dia telah dijanjikan tempat di sebelah kanan Allah, jauh melampaui tempat siapa pun di seluruh ciptaan ini (Mzm. 110:1, Ibr. 1:3-4). Kristus naik dengan disaksikan oleh para murid. Merekalah yang pertama-tama harus membawa berita itu. Mereka terlebih dulu, setelah itu dilanjutkan oleh orang-orang lain yang mendengarkan kesaksian mereka, termasuk kita yang juga telah percaya kepada apa yang mereka beritakan. Baik kebangkitan Kristus maupun kenaikan-Nya harus disaksikan oleh para murid. Para muridlah yang melihat kebenaran yang tidak dilihat oleh orang lain. Mereka melihat bahwa Kristus menaklukkan maut. Dia telah menang atas kematian. Lalu mereka juga harus melihat bahwa Kristus ditinggikan oleh Allah, dengan diberikan tempat di sebelah kanan-Nya. Para murid belum diperbolehkan untuk melihat kemuliaan surgawi di dalam segala kepenuhannya, sehingga mereka tidak diizinkan melihat Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah. Tetapi mereka harus tahu bahwa Kristus akan didudukkan di sebelah kanan Allah. Itulah sebabnya mereka harus menyaksikan Dia terangkat hingga terhalang awan. Seperti kemuliaan Tuhan yang tersamar oleh awan dan asap yang pekat di Gunung Sinai (Kel. 19:18), maupun kemuliaan Tuhan yang tersamar oleh asap yang pekat di Bait Suci (1Raj. 8:10-11, 2Taw. 7:1-2), demikian kemuliaan Kristus yang duduk di takhta kemuliaan, di sebelah kanan Allah, terhalang oleh awan pekat (Kis. 1:9). Ketika mereka menunggu-nunggu awan itu lenyap karena mereka ingin melihat Kristus, dua orang malaikat melarang mereka karena satu-satunya cara mereka akan melihat Kristus lagi hanyalah jika Dia kembali kedua kalinya nanti. Awan itu tidak akan hilang dan Kristus tidak akan terlihat lagi. Baik para murid pada waktu itu maupun kita semua pada waktu sekarang belum diperbolehkan untuk memandang Kristus di dalam kemuliaan-Nya di sebelah kanan Allah Bapa. Kita saat ini hanya diizinkan untuk menantikan dengan rindu saat-Nya Kristus datang kembali dan menyatakan diri-Nya pada kedatangan-Nya itu.

III.             Kesimpulan

Pertama,dunia akan dipulihkan melalui kesaksian. Bukan melalui paksaan, apalagi peperangan. Tuhan Yesus berkata: “Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku”. Tugas kita adalah bersaksi, bukan memerangi. Sekadar menceritakan pengalaman bersama Tuhan. Berbagi transformasi diri, bukan Kristenisasi.Perkembangan gereja mula-mula menunjukkan kekuatan tak terelakkan dari sebuah kesaksian. Di tengah tekanan yang berat, para rasul dengan berani berkata: “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar” (4:20). Melihat kehidupan orang-orang Kristen awal, banyak orang menyukai mereka dan akhirnya dimenangkan oleh Tuhan (2:47).  

Kedua, rencana ilahi akan terjadi secara bertahap. Jangkauan pelayanan memang global (“ujung bumi”), tetapi Allah sudah menyiapkan sebuah proses menuju ke sana. One step at a time, only one step at a time.Ketika murid-murid mendengarkan pergerakan Injil dari Yerusalem ke ujung bumi, mereka juga belum mengetahui secara persis bagaimana proses itu akan terjadi. Ada banyak kejutan yang Tuhan sudah siapkan. Perkembangan jumlah petobat yang besar di Yerusalem membuat para pemimpin Yahudi gerah. Tekanan yang mereka lakukan semakin serius. Stefanus dirajam dengan batu. Melalui peristiwa ini, Injil justru tersebar ke berbagai tempat (8:1). Filipus membawa Injil ke Samaria (8:2-13). Sebagian tersebar ke perantauan dan menjadi para pekabar Injil yang efektif di sana (11:19-21). Bahkan Injil dibawa ke ujung bumi (yaitu kota Roma) dengan cara yang tidak terduga juga. Paulus ditangkap di Yerusalem (pasal 21), akhirnya sampai ke Roma (pasal 28). Allah sudah menyiapkan rancangan yang matang. Kita tinggal menjalaninya saja.

Ketiga, Allah sendiri akan memerlengkapi. Sebelum menjadi saksi, murid-murid perlu mengalami sesuatu dulu. Allah bekerja di dalam mereka sebelum Dia bekerja melalui mereka. Mereka harus menantikan kepenuhan Roh Kudus dengan sabar (1:4-5). Tidak perlu buru-buru meninggalkan Yerusalem. Mereka memerlukan kuasa supaya menjadi saksi-saksi yang efektif (1:8)

  

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim