-->

sosial media

Thursday, 10 November 2022

Hal Berdoa (Lukas 11: 1-13)


I.                    Pendahuluan

Alkitab adalah kitab suci agama Kristen. Untuk memahami Alkitab, maka kita perlu menafsirkannya. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami penyaji akan menafsirkan Injil Lukas 11: 1-13. Semoga sajian kali ini dapat menambah pemahaman kita bersama.

II.                  Pembahasan

2.1. Latar Belakang Kitab: Penulis, Waktu, dan Tempat Penulisan

Jika Injil bertumpu pada tradisi yang sehat yang dicatat dengan setia,maka pertanyaan tentang nama penulisnya adalah suatu pertanyaan yang tidak penting lagi. Bahwa Ia adalah Lukas ‘ tabib yang kekasih’ dan teman seperjalanan Paulus.[1] Paulus mengatakan Lukas adalah seorang dokter (kolose 4: 14), dan memang sering dikemukakan bahwa penulis injil Lukas menunjukkan pengetahuan khusus tentang bahasa kedokteran, serta perhatian di dalam diagnosa penyakit.[2] Menurut beberapa petunjuk dalam surat Paulus, Lukas disebut sebagai teman sekerja Paulus yang setia dan yang berasal dari Siria, lingkungan kafir yang berbahasa Yunani. Disebutkan juga bahwa Lukas menemani Paulus dalam perjalanan misinya yang Ketiga.[3] Jadi Lukaslah yang merupakan penulis Injil Lukas, karena Lukas dengan setia mengikuti perjalanan misi Paulus.

            Ada dua batas waktu yang menandai perkiraan masa penulisan Injil Lukas. Yaitu sebelum Kisah Para Rasul dan setelah perkembangan agama kristen. Diduga  Kisah Para Rasul ditulis sebelum akhir masa penahanan Paulus yang pertama di Roma. Tahun penyusunan Injil Lukas tidaklah pasti. Hal ini berhubungan erat dengan persoalan mengenai tanggal-tanggal penulisan Injil Markus dan Kisah Para Rasul. Ada dua kemungkinan yakni suatu tanggal dalam awal sekitar tahun 60-an atau dalam dasawarsa-dasawarsa kemudian di abad pertama. Kami penyaji menyimpulkan bahwa  waktu penulisan Injil Lukas adalah sesudah jatuhnya kota Yerusalem pada tahun 70 M(19: 43; 21:20) yaitu tahun 80-90 M.

Tempat penulisan Injil Lukas juga tidak pasti. Tradisi purba menyarankan bahwa Lukas menulis di Akhaya (Yunani). Namun penulisan Injil Lukas yang lebih tepatnya yaitu di Luar Palestina untuk umat kristen bukan Yahudi. Yang dimana umat ini sudah jauh dari Yesus, hal inilah yang menyebabkan Lukas ingin meyakinkan umatnya bahwa iman mereka ditengah ketidak pastian.[4]

2.2. Ciri-ciri Kitab

Ø  Injil Lukas merupakan injil yang berbeda dari ketiga Injil lainnya. Bahwa Injil Lukas adalah bagian dari suatu karya yang terdiri dari dua jilid, yang pokok uraiannya ialah permulaan kekristenan.[5]

Ø  Injil Lukas merupakan Injil yang memberitakan kabar baik mengenai kehadiran Yesus bagi semua orang.

Ø  Lebih menonjolkan sifat-sifat kemanusiaan Tuhan Yesus dan kemudian dinyatakan dalam ajaran-Nya.[6]

2.3. Isi

Injil Lukas disusun di sekitar konsep utama tentang Yesus sebagai seorang anak manusia yang menjalani kehidupan Anak manusia yang sempurna dan terhormat melalui kekuasaan Roh Kudus. Perkembangan dari konsep ini berakar dari Lukas 2: 11, dimana sang bayi dinyatakan sebagai “ Juruselamat”, yaitu Kristus, Tuhan”. Gelar yang pertama mengungkapkan tujuan dari misi-Nya; yang kedua dan ketiga menyatakan Ia sebagai Mesias dalam Yudaisme. Kalimat pertama dari pembuka Injil Lukas menyatakan bahwa Injil ini ditulis untuk memberikan kepastian batin pada pembacanya mengenai segala sesuatu yang telah diberitakan secara lisan.[7]

 

2.4. Struktur Kitab.[8]

Dalam memaparkan Stuktur Kitab, kami penyaji memakai TAMKI (Tafsiran Alkitab Masa Kini)

1.      Pendahuluan                                                                         1: 1-4

2.      Kelahiran dan Masa Kanak-kanak Yesus                         1: 5-2: 52

Nubuat tentang Kelahiran Yohanes                                        1: 5-25

Nubuat tentang Kelahiran Yesus                                            1: 26-38

Kunjungan Maria Kepada Elisabet                                         1: 39-56

Kelahiran Yohanes                                                                  1: 57-80

Kelahiran Yesus                                                                      2: 1-20

Yesus diserahkan di Bait Suci                                                            2: 21-40

Kunjungan Yesus ke Bait Suci Pada Hari Raya Paska           2: 41-52

3.      Yohanes Pembaptis dan Yesus                                            3: 1-4: 13

Pemberitaan Yohanes                                                             3: 1-20

Yesus dibaptiskan                                                                   3: 21, 22

Silsilah Yesus                                                                          3: 23-38

Yesus dicobai                                                                          4: 1-13

4.      Pelayanan Yesus di Galilea                                                  4: 14-9: 50

Kabar baik tentang Kerajaan Allah                                         4: 14-5: 11

Permulaan Pertikaian dengan Farisi                                        5: 12-6: 11

Ajaran Yesus kepada Murid-murid-Nya                                6: 12-49

Belas kasihan Mesias                                                              7:  1-50

Yesus mengajar dalam bentuk Perumpamaan             8: 1-21

Sekelompok Mujizat                                                               8: 22-56

Yesus dan kedua belas Murid-Nya                                         9: 1-50

5.      Perjalanan Yesus ke Yerusalem                                          9: 51-19: 10

Kewajiban-kewajiban dan hak Istimewa Murid Yesus          9: 51-10: 24

Ciri-ciri khusus seorang Murid                                               10: 25-11: 13

Perlawanan terhadap Yesus                                                    11: 14-54

Persiapan terhadap krisis mendatang                                      12: 1-13: 9

Pemerintahan Allah mempunyai daya Penyelamatan             13: 10-35

Yesus menghadiri Perjamuan                                                  14: 1-24

Injil untuk Orang-orang Paria                                                 15: 1-32

Peringatan kepada Orang Kaya                                              16: 1-31

Ajaran kepada murid-murid Yesus                                         17: 1-19

Kedatangan Anak Manusia                                                    17: 20-18:8

Luasnya Keselamatan                                                             18: 9-19:10

6.      Pelayanan Yesus di Yerusalem                                            19: 11-21:38

Perumpamaan tentang Uang Mina                                          19: 11-27

Yesus mengendarai Anak Keledai                                          19: 28-40

Perusakan Yerusalem                                                              19: 41-48

Bertambahnya Perlawanan                                                     20: 1-21: 4

Perusakan Bait Suci, dan Akhir Zaman                                  21: 5-38

7.      Penderitaan dan kebangkitan                                              22: 1-24: 53

Perjamuan Terakhir                                                                 22: 1-38

Doa dan Penangkapan Yesus                                                 22: 39-53

Pengadilan Yahudi                                                                 22: 54-71

Pengadilan Romawi                                                                23: 1-25

Penyaliban Yesus                                                                    23: 26-49

Penguburan Yesus                                                                  23: 50-56

Kebangkitan Yesus                                                                 24: 1-53

Ayat yang ditafsir:                                11: 1-13                                              Hal Berdoa

Dalam TAMKI terletak di antara:       10: 25-11: 13              Ciri-ciri khusus seorang Murid

Dalam buku The WYCLIFFE Bible Commentary terletak di antara: 10: 25-13: 21  Ajaran Populer

2.5. Tujuan Penulisan Kitab

Ø  Lukas memberi  tahu tentang tujuan penulisan dalam kata pengantar nya (Luk1: 1-4). Ia menulis kepada seorang yang bernama Teofilus. Lukas menulis Injilnya untuk menolong Teofilus dan orang percaya lainnya agar memperoleh keselamatan dari Tuhan.

Ø  Lukas memulai ceritanya tentang Yesus dengan agama Yahudi dan Ia juga memperlihatkan kesinambungan antara agama Kristen dengan agama Yahudi dan Perjanjian Lama

Ø  Ia mengemukakan sesuatu yang hanya tersirat di Matius dan Markus. Roh Kudus terlibat dalam kelahiran, baptisan dan pelayanan Yesus (Lukas 1: 35; 3: 22; 4: 1; 14)

Ø  Suatu ciri yang menonjol dalam Injil Lukas adalah kabar baik tentang Yesus berlaku bagi semua orang.[9]

2.6. Sitz Im Leben

2.6.1.      Konteks Politik

Pada waktu zaman Perjanjian Baru hampir seluruh wilayah Asia dan Eropa dikuasai oleh perpolitikan. Pada tahun 70 terjadilah peristiwa dimana Bait Allah yang berada di Yerusalem dibakar habis oleh para tentara Romawi ketika orang-orang Romawi mengalahkan Yahudi yang telah memberontak pemerintahan Romawi.[10] Penyerangan Bait suci Allah dipimpin oleh Jendral Titus dan sejak saat itu orang Yahudi meghadapi keadaan negara yang benar-benar hancur dan tercerai-berai.[11]

Yerusalem adalah daerah yang berada di bawah pemerintahan Romawi. Kaisar yang terkenal dari sejarah Romawi adalah Julius Caesar, setelah Ia meninggal Romawi dipimpin oleh Kaisar Agustus yaitu pada masa pemerintahan Yesus lahir (Luk 2: 1-6). Namun di antara beberapa kaisar, yang paling kejam dalam memimpin pemerintahan Romawi adalah Kaisar Nero (54-68 M). Ciri khas dari pemerintahan Romawi adalah adanya pembagian-pembagian provinsi. Provinsi itu dipimpin oleh seorang Gubernur yang diangkat oleh pemerintahan Romawi dan gubernur juga merupakan penguasa mutlak di masing-masing daerahnya sendiri, Ia berkuasa terutama dalam menjatuhkan hukuman mati kepada orang yang melawan pemerintahannya.[12] 

2.6.2.      Konteks Budaya

Konteks kebudayaan pada saat itu adalah kebudayaan Helenisme. Kebudayaan ini memberikan konteks cara berfikir manusia pada saat itu dan mengungkapkan Iman Kristen (konsep-konsepnya, cara-caranya, serta perbendaharaan kata-katanya).[13] Bahasa utama yang dipakai adalah bahasa Yunani, Latin, Aram, dan Ibrani.[14]

 

2.6.3.      Konteks Ekonomi

Perkembangan serta pelaksanaan ibadah mereka dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang berlaku pada waktu itu. Pertanian, perindustrian, pengangkutan serta perjalanan, semuanya berpengaruh terhadap penyebaran Injil. Mata uang di negara Romawi adalah Denarius dan uang emas Aurius atau Pound. Satu Pound adalah 10 Denarius.

2.6.4.      Konteks Sosial

Terdapat penggolongan masyarakat yaitu para bangsawan, para pejabat Romawi dan pedagang-pedagang yang berkembang seperti di Anthiokhia. Golongan menengah yaitu para Imam,

2.6.5.      Konteks Keagamaan

Keagamaan pada saat itu yang terkenal adalah agama Yunani Kuno, mereka juga melihat Ilah-ilah dan dewa-dewi sebagai kekuatan. Seperti Zeus adalah pembalas kejahatan dan pasangannya Themis adalah ratu yang memberikan hukum. Apollo adalah dewa keteraturan dan keseimbangan. Dewi Athena adalah dewi kecerdikan.[15] Dan selain itu Agama Negara dianut di Kekaisaran Romawi yaitu penyembahan kepada Kaisar. Penyembahan kepada Kaisar dianggap sebagai tanda bukti kesetiaan kepada negara.[16]

2.7. Kritik Teks

2.7.1.      Kritik Redaksi

Injil Lukas menuntun kita mengenali Lukas sebagai seorang Dokter atau Tabib. Catatannya sudah mengenal usaha penyusunan yang sistematis atas fakta-fakta yang ada (menyusun suatu berita Luk 1: 1). Fakta-fakta ini sudah dikenal baik di kalangan umat Kristen dan diterima secara terpisah dari berita tertulis yang sudah ada. Lukas mengatakan bahwa fakta-fakta ini telah terjadi di antara kita. Penulis merasa setidak-tidaknya dirinya mempunyai pengetahuan  yang sama banyaknya dan mempunyai kemampuan yang sama baiknya dengan yang lainnya untuk membuat laporan atas tanggung jawabnya sendiri.[17]

 

 

2.7.2.      Kritik Sumber

Pengarang Injil Lukas menggunakan Injil Markus sebagai dasar karyanya dan bagian-bagian besar dari bahan tambahan Q dan L. Lukas menggabungkan bahan Q dan L menjadi satu, sesudah itu menggabungkan Proto Injil Lukas dengan Injil Markus.[18] Sumber-sumber yang ada pada Injil Lukas sama sekali bukan sumber-sumber historis, melainkan pemberitaan-pemberitaan.[19] Lukas mengambil kerangka Markus khususnya dari Pasal 1-13, dan bahan ini masih dapat ditelusuri dalam Lukas 3-21.[20]  

2.7.3.      Kritik Bentuk

Gaya dan jenis bahasa Injil Lukas mirip dengan Kitab Kisah Para Rasul. Jika kita membaca dengan cermat dan membandingkan bahan-bahan Injil Matius, Markus, dan Lukas maka kita akan melihat bahwa ketiga Injil ini memiliki sejumlah besar bahan yang sama antara satu dengan yang lain. Kesamaan itu dapat terlihat pada Prikop, alur cerita bahkan kesamaan dalam susunan kalimat.

2.8. Analisa Teks

2.8.1.      Perbandingan Bahasa

Dalam melakukan perbandingan bahasa, kami penyaji memperbandingkan antara bahasa Yunani (NTG), bahasa Inggris (NIV), bahasa Indonesia (LAI), dan bahasa Batak Simalungun (BPH).

Ayat 1: Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 2

LAI     : Jawab

BPH    : Nini (dikatakan)

NIV     : Said (berkata)

NTG    : ὲἶπὲṽ (berkata)

Kesimpulan     : Yang mendekati NTG adalah NIV

Ayat 3

LAI     : Makanan

BPH    : Hagoluhan (kehidupan)

NIV     : Bread (makanan)

NTG    : ἄῤ ᴏ(makanan)

Kesimpulan     : Yang mendekati NTG adalah NIV dan LAI

Ayat 4  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 5  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 6  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 7  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 8  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 9

LAI     : Kepadamu

BPH    : Bannima (kepada kalian)

NIV     : To you (kepadamu)

NTG    : ὑ(kepadamu)

Kesimpulan     : Yang mendekati NTG adalah NIV, LAI

Ayat 10   : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 11  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 12  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

Ayat 13  : Tidak ada perbedaan yang signifikan

 

2.8.2.      Kritik Aparatus

Pada ayat 10 terdapat kata ἀᴏἰ[ή ]ὲ‪ ἀἰ yang artinya dibukakan. Sementara dalam Aparatus dalam surat-surat rasul Paulus dalam Naskah Jenewa: P. Bodmer XIV, XV awal abad ke- III dan versi Sinaitikum Siria pada abad ke-V menawarkan kata ἀᴏἰὲ‪ ἀἰ yang artinya terbukakan. 

Kesimpulan: Kami penafsir menolak tawaran Aparatus karena justru memperkabur teks

2.8.3.      Terjemahan Akhir

Lukas 11: 1-13

1.      Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, datanglah seorang dari murid-murid-Nya datang kepada-Nya: Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.

2.      Berkata Yesus kepada mereka: “ Apabila kamu berdoa katakanlah: bapa, dikuduskanlah nama-Mu: datanglah Kerajaan-Mu.

3.      Berikanlah kami setiap hari makanan yang secukupnya

4.      Dan ampunilah kami akan dosa kami sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami: dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.

5.      Lalu kata-Nya kepada mereka: jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya, saudara pinjamkanlah kepada ku tiga roti.

6.      Sebab seorang sahabat ku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumah ku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan padanya

7.      Masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: jangan ganggu aku, pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur: aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara

8.      Aku berkata kepadamu: sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikannya kepadanya apa yang diperlakukannya

9.      Oleh karena itu aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat; Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu

10.  Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan

11.  Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?

12.  Atau jika ia meminta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?

13.  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapa mu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadanya.

2.8.4.      Tafsiran

Ayat 1-4

Doa Kristen dapat diasalkan kepada contoh dan petunjuk Yesus sendiri. Doa-Nya sendiri merupakan perangsang bagi murid-murid untuk menanyakan kepada-Nya bagaimana berdoa. Ia menjawab dengan memberikan “Doa Bapak Kami” (Doa Tuhan). Tidaklah pasti apakah Yesus memberikan kepada murid-murid-Nya, atau gereja purba menyesuaikan perkataan asli-Nya dengan cara yang berlainan untuk memenuhi kebutuhan gereja. Bentuk yang ada dalam Injil Lukas adalah lebih pendek. Doa itu memuat sapaan dan memuat dua susunan permohonan. Bapak adalah terjemahan kata Aram “Abba” yang digunakan Yesus. Oleh sebab itu di sini Yesus memasukkan murid-murid-Nya ke dalam hubungan mesra dengan bapak, sama dengan hubungan yang dinikmati-Nya dengan Bapak itu. Dikuduskanlah nama-Mu adalah yang pertama dari dua permohonan yang berkenaan dengan Allah sendiri. Semoga nama-Nya, yang mewakili pribadi-Nya, dihormati dan diterima dalam dunia manusia. Pengudusan seperti itu merupakan dasar untuk permohonan yang kedua yaitu: datanglah kerajaan-Mu. Semoga terwujudlah dengan cepat pemerintahan Allah dalam damai sejahtera dan kebenaran. Itu adalah suatu doa supaya Allah bertindak menyegerakan kedatangan hari Tuhan. Hanya sesudah permohonan-permohonan ini disebutkanlah kebutuhan-kebutuhan si Pemohon.[21] Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya: yang dimaksud di ayat ini bukanlah memberikan makanan sebagai jatah atau catu. Melainkan kemampuan atau kesempatan untuk memperoleh makanan yang cukup.[22] Di ayat ini ada doa minta pengampunan sehari-hari, yang hanya diberikan kepada mereka yang mengampuni orang lain, akhirnya sipemohon meminta dilindungi terhadap bencana dan cobaan yang akan melemahkan imannya dan akan mengucilkan dia dari Kerajaan Allah .[23]

Ayat 5-8

Dalam ayat 5 harus dibuat jelas siapa pelaku-pelaku yang terlibat dan apa yang dilakukannya, yaitu:

1.      Yang bercerita adalah Yesus, dan mengumpamakan pengikut-Nya sebagai “ pelaku utama” dalam cerita-Nya

2.      Pelaku utama dalam cerita itu ditandai dengan kalimat “seorang di antara kamu”

3.      Dua orang sahabat dari “Pelaku utama” yaitu seorang sahabat kepada siapa pelaku utama minta bantuan, dan sahabat yang satu lagi ialah orang yang bermalam di rumah pelaku utama.

Dalam ayat ini walaupun sahabat yang mempunyai roti di rumahnya itu sudah tidur dan tidak bersedia bangun, namun karena gigihnya secara tak kenal malu meminta, maka roti itu akan diberikan. Dalam perumpamaan ini tekanan yang sebenarnya tidaklah terletak pada orang yang meminta roti itu, tetapi pada orang yang diminta roti itu. Dengan perkataan lain: maksud utama dari perumpamaan ini sebenarnya bukanlah untuk menolong supaya tetap meminta dengan tak henti-hentinya dan tegas. Melainkan perumpamaan ini menegaskan pertama-tama bahwa pastilah Allah akan mengabulkan doa kita. Meskipun kiasan itu tidak diterangkan. Di ayat 8 boleh dirumuskan: kalau seorang sahabat di kalangan kita manusia pasti menolong sahabatnya sekalipun hari tengah malam buta, terlebih pula Tuhan akan menolong sebagai sahabat sejati orang-orang yang yang meminta pertolongan-Nya.[24]

Ayat 9-10

Dalam ayat ini terdapat kata “Mintalah” maksudnya adalah permintaan ditujukan kepada Allah. Oleh karena itu dalam hal ini dapat dilengkapi menjadi “ Mintalah kepada Allah (apa yang engkau perlukan). “Diberikan kepadamu” maksudnya adalah yang memberikan atau yang mengabulkan permintaan itu ialah Allah. Jadi dapat juga diartikan menjadi Allah akan memberikannya kepadamu. “Carilah” maksudnya adalah berusaha untuk menemukan sesuatu. “Ketoklah” dalam konteks ini ketokan merupakan salah satu cara untuk meminta izin agar diperkenankan masuk. Mintalah, carilah, ketoklah, merupakan perbuatan yang perlu dilakukan berulang-ulang atau terus-menerus. Kata ini merupakan kiasan untuk menggambarkan kegiatan berdoa yang perlu dilakukan secara terus-menerus. Kemudian kata-kata diberikan, mendapat, dan pintu dibukakan, adalah gambaran tentang doa yang didengarkan oleh Allah.[25] Di ayat 9 dan 10 ini terdapat kata pasif yaitu diberikan, dibukakan itu adalah oleh Allah. Dengan perkataan lain dalam ayat ini tekanan yang paling utama adalah terletak pada belas kasihan Allah yang akan meluluskan doa anak-anak-Nya.[26]

Ayat 11-12

Kedua ayat ini merupakan dorongan lebih lanjut agar pengikut-pengikut Tuhan Yesus tekun berdoa, sebagai jawaban atas doa, Allah tidak akan memberikan yang tidak berguna atau yang berbahaya. Dalam konteks ini ular dianggap sebagai binatang berbisa yang berbahaya dan tidak dapat dimakan. Kalajengking adalah sejenis serangga yang sangat berbisa, yang mempunyai sengat pada ekornya. Jadi dalam ayat ini yang ditekankan adalah bahwa sama seperti bapa-bapa duniawi tidak akan menipu anak-anaknya dalam pemberian-pemberian, demikianlah Allah juga memberikan pemberian karunia-Nya berupa Roh Kudus kepada semua orang yang meminta. Dengan jaminan-jaminan ini maka doa yang penuh percaya dapat merupakan kenyataan, dapat terwujud.[27]

Ayat 13

Dalam ayat ini terdapat kalimat atau perkataan “ Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anak mu”: ini dapat juga diterjemahkan “ jadi jika orang yang sejahat kalian tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu”, atau “ jadi jika kalian yang bersifat jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu”.

Terdapat juga kalimat atau perkataan “ Apalagi Bapa mu yang di Sorga”: ungkapan ini dapat juga dilengkapi menjadi: “ Bapa mu yang di Sorga jauh lebih tahu memberikan apa yang baik kepadamu”. Roh Kudus dianggap sebagai pemberian terbesar yang dapat diberikan Allah kepada anak-anak-Nya.[28]

2.8.5.      Perbandingan Injil yang lain

Ø  Tafsiran Untuk Matius 6: 5-13

Dalam Matius Doa Bapa Kami terdapat susunan yang lebih padat. Doa itu mula-mula menyebutkan tentang kehendak Allah dan Kemuliaan-Nya, dan kemudian tentang keperluan manusia. Dalam Injil ini dipakai kata “ Bapa kami yang di sorga”, sedangkan dalam Injil Lukas hanya memakai “ Bapa”. Dalam Injil Matius dipakai kata-kata “ Pada Hari ini” sedangkan di Injil Lukas dipakai kata-kata “ Setiap Hari”

III.                Refleksi Teologis

Dari tafsiran di atas kami menarik suatu refleksi bagi kita yaitu bahwa kita dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam hal berdoa. Sebab dijelaskan bahwa jikalau kita berdoa harus mempunyai aturan. Dan kita juga dituntut untuk selalu berbuat baik kepada sesama baik dalam keadaan bagaimana pun. Upah kita akan besar di Sorga jikalau kita membantu orang-orang yang sedang dalam kesusahan.

IV.               Kesimpulan

Dari pemaparan di atas maka kami penyaji menyimpulkan bahwa Injil Lukas merupakan Injil yang memberitakan kabar baik mengenai kehadiran Yesus bagi semua orang. Dan

lebih menonjolkan sifat-sifat kemanusiaan Tuhan Yesus dan kemudian dinyatakan dalam ajaran-Nya. Terkhusus di dalam ayat Lukas 11 ini Yesus juga memakai perumpamaan-perumpamaan untuk mengajar berita keselamatan kepada murid-murid-Nya

V.                 Daftar Pustaka

Chilton Bruce, Study Perjanjian Baru bagi Pemula, (Jakara: BPK-GM, 1999)

Darmawijaya, Jiwa Semangat Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1992)

De Heer J. J., Tafsiran Alkitab Injil Matius Pasal 1-22, (Jakarta: BPK-GM, 2003)

Drane John, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM,2008)

Groenen C., Penghantar ke dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1993)

Haskin Richard W., Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2009)

Hendrickson William, New Testament The Gospel of Luke, (Michigan: Grand Rapids, 1978)

Kii J. Billim, Panduan Membaca Injil Lukas, (Yogyakarta: Kanisius, 1993)

Morris Leon, Tyndale New Testament Commentaries Luka, (England: Inter-Varsity Leicester, 1986)

Packer J. I., Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid III Matius-Wahyu, (Jakarta: YKBK, 1982)

Pfeiffer Charles F., The Wycliffer bible Commentary, (Bandung: Gandum Mas, 2001)   

Reilling J. & Swellengrebel J. L., Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, (Jakarta: YKBK, 2005)

Sidlow Baxter J., Menggali Isi Alkitab 3, (Jakarta: LAI, 1971), 235

Suharyo I, Dunia Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1991)

Tenney Merill C., Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006),222

Tjanddra, Latar Belakang Perjanjian Baru I, (Malang: Seminar Alkitab Asia Tenggara, 1996)


[1] J. I. Packer, Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid III Matius-Wahyu, (Jakarta: YKBK, 1982), 187

[2] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM,2008), 212

[3] J. Billim Kii, Panduan Membaca Injil Lukas, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 13

[4] ibid, 14

[5] J. I. Packer, Op. Cit, 185

[6] J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 3, (Jakarta: LAI, 1971), 235

[7] Merill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006),222

[8] J. I. Packer, Op. Cit, 189-190

[9] John Drane, Op. Cit, 213-214

[10] J. J. De Heer, Tafsiran Alkitab Injil Matius Pasal 1-22, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 2

[11] Tjanddra, Latar Belakang Perjanjian Baru I, (Malang: Seminar Alkitab Asia Tenggara, 1996),38

[12] I Suharyo, Dunia Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1991) 45

[13] Bruce Chilton, Study Perjanjian Baru bagi Pemula, (Jakara: BPK-GM, 1999), 3-4

[14] Merill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, Op. Cit, 67

[15] C. Groenen, Penghantar ke dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 67-88

[16] Darmawijaya, Jiwa Semangat Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1992),18

[17] Merill C. Tenney, Op. Cit, 213

[18] J. I. Packer, Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid III Matius-Wahyu, (Jakarta: YKBK, 1982), 186

[19] Merill C. Tenney, Op. Cit, 188

[20] Richard W. Haskin, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2009),186

[21] Ibid, 220

[22] J. Reilling & J. L. Swellengrebel, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, (Jakarta: YKBK, 2005), 377

[23] J. I. Packer, Op. Cit 220

[24] William Hendrickson, New Testament The Gospel of Luke, (Michigan: Grand Rapids, 1978), 189

[25] Leon Morris, Tyndale New Testament Commentaries Luka, (England: Inter-Varsity Leicester, 1986),105

[26] Ibid, 106

[27] Charles F. Pfeiffer, The Wycliffer bible Commentary, (Bandung: Gandum Mas, 2001), 253

[28] J. Reilling & J. L. Swellengrebel, Op. Cit, 382 

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim