KOTBAH 12 FEBRUARI 2023; Mazmur 119 : 1 - 8 (Kebahagiaan Orang Yang Hidup Menurut Taurat Tuhan)
I. Pembukaan
Salam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, bapak/ibu yang saya cintai, sungguh tentunya kita hari ini memiliki tanggung jawab masing-masing, juga beban yang sangat berat. Ada seorang bapak yang harus berkeringat darah demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya, ada seorang ibu yang harus turut banting tulang demi kasihnya kepada sang suami dan anak-anak, ada pula seorang anak yang mungkin harus menahan cita-citanya yang mulia atau mungkin putus sekolah, hanya karena kasihnya yang terlalu besar tidak mampu melihat orang tuanya kesulitan menanggung lebih banyak lagi derita. Terpujilah Kristus Yesus dengan beban yang bapak/ibu dan saudara pikul sampai detik ini, anda tidak berhenti untuk tetap memuliakan namaNya. Dan masih mau untuk menghadiri kegiatan/peribadahan sermon oikoumene ini.
Nats kita hari ini diambil dari kitab Mazmur 119 : 1 – 8 dengan tema “Kebahagiaan orang yang hidup menurut Taurat Tuhan” tidak ada orang yang mampu benar-benar bahagia kalau bukan karna ia hidup dijalan Kristus, kebahagiaan yang didapat dengan cara jahat, dengan menduakan Tuhan, dan diatas penderitaan orang lain, sungguh itu bukanlah kebahagiaan, wajahnya dan hidupnya mungkin menunjukkan kebahagiaan, namun hatinya hanya Tuhan Yesus yang dapat mengetahuinya. Dan tentu sesuai Firman Tuhan, mereka yang hidup seperti itu, adalah orang-orang yang hidup dalam penderitaan, kemunafikan, dan kejahatan.
II. Penjelasan
Mazmur pasal 119 adalah perikop yang terpanjang di antara seluruh Alkitab. Mazmur ini berisi puji-pujian kepada Firman Allah. Di dalam Alkitab kita bisa melihat bagaimana Pemazmur memuji Allah tetapi dalam Mazmur pasal 119 ini Pemazmur memuji Firman Allah. Mazmur ini mengajarkan kita akan kepenuhan dan kedalaman segala sisi Firman Tuhan bagi manusia dan bagaimana seharusnya manusia berelasi dengan Firman Allah. Ketika kita membaca setiap bagian Mazmur maka kacamata kita adalah Mazmur pasal yang pertama. Hanya ada dua macam orang di dalam Mazmur pasal pertama dari kacamata Allah, orang fasik yang berjalan di jalan orang berdosa dan orang benar yang menyukai Firman Allah dan merenungkan Firman Allah siang dan malam. Mazmur pasal 119 boleh dikatakan adalah elaborasi yang panjang dan luas berkenaan dengan apa Firman Tuhan.
Judul kitab Mazmur dalam Bahasa Inggris “The Psalms.”Septuaginta memakai kata “Psalmos”, dalam Bahasa Ibrani “Mizmor” suatu istilah teknis untuk kidung yang dinyanyikan dengan iringan instrumen musik. Mazmur artinya nyanyian pujian. Menurut hemat penulis, kitab Mazmur merupakan kumpulan pengalaman hidup dan pujian kepada Allah.Pengalaman para pelayan Tuhan yang digambarkan dengan ekspresi hidup, sebuah nyanyian dan pujian. Ada beberapa tokoh yang menulis kitab Mazmur secara keseluruhan. Dalam Mazmur pasal 119 tidak ditulis nama pengarangnya, akan tetapi penulis Mazmur 119 adalah seorang yang percaya kepada Tuhan seorang yang mencintai firman Tuhan dan seorang yang memuji Taurat Tuhan. Matthew Henry berpendapat bahwa: “Mazmur 119 ini adalah kumpulan ucapan raja Daud”. Tradisi Yahudi meyakini raja Daud sebagai penulis Mazmur 119. Mazmur 119 ditulis oleh raja Daud hendak menyatakan kekaguman dan memuji Firman Allah.
Ayat 1 – 2 :
Kita di dunia ini bukan mencari penderitaan dan kekristenan tidak membuat saudara mencari penderitaan. Kekristenan mengajarkan kepada kita bahwa ada jalan yang disangka lurus tetapi ujungnya maut. Alkitab kekristenan mengajarkan kita mencari kebahagiaan, tetapi engkau mencari kebahagiaan dengan berusaha untuk mendapatkan uang yang banyak, menjadi terkenal, menikahi orang yang cantik, atau engkau berhasil dalam hal ini dan hal itu, Alkitab mengatakan dengan jujur engkau akan salah. Bahkan ketika engkau memiliki satu relation yang engkau pikir engkau akan bahagia dengannya engkau akan salah karena ada kehadiran dosa yang tidak terhindarkan, engkau pasti kecewa. Maka ini adalah sesuatu jalan yang engkau pikir adalah lurus tetapi ujungnya adalah maut. Engkau tidak akan bahagia dengan apapun saja yang ada di dunia ini. Apa jalan kebahagiaan menurut Alkitab? Alkitab mengatakan taatlah kepada Firman Allah. Alkitab mengajarkan di luar ketaatan kepada Firman Allah, engkau dan saya tidak akan menemukan kebahagiaan yang sejati. Sehingga di sini dikatakan: “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.”
Ayat 3 - 4 :
Memahami ayat ini, terlebih dahulu kita harus paham, apa yang dimaksud “titah-titah-Mu” dalam ayat 4. Tak seorangpun, kecuali Yesus Kristus, yang dapat mentaati hukum Allah dengan sempurna. Kita akan melihat dalam beberapa alasan berikut ini mengapa manusia tidak bisa menerima keselamatan hanya dengan mentaati hukum Allah:
1. Yesus adalah satu-satunya manusia yang dapat mentaati hukum Allah dengan sempurna.
2. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita semua telah berbuat dosa. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, Roma 3:23
3. Mengatakan bahwa kita tidak pernah berbuat dosa adalah sama dengan mengatakan bahwa Allah adalah pendusta. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan Firman-Nya tidak ada di dalam kita. 1 Yohanes 1:10.
4. Tak seorangpun yang dapat menerima keselamatan dengan mentaati hukum Taurat saja. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Roma 3:20.
5. Iman dalam Kristus merupakan jawaban. Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." Galatia 3:11.
6. Tugas dari hukum Taurat adalah membawa kita kepada Kristus supaya kita dapat menerima keselamatan dari dosa-dosa kita dengan iman. Galatia 3:22-24.
Sehingga bahagia yang dimaksud menurut Taurat Tuhan adalah, “Hidup yang selalu mengandalkan yesus Kristus”
Ayat 5 – 6 :
Allah memberikan atu
ran dasar hidup kepada umat-Nya untuk mengingatkan umat bagaimana hidup dihadapan Allah. Aturan dasar tersebut bersumber dari Allah yang Mahakuasa. Allah mengingatkan umat-Nya dengan memberikan intruksi berdasarkan firman-Nya. Istilah intruksi dalam teks ini digambarkan pada kata “perintah-Mu”. Kata “perintah-Mu” dalam Bahasa Ibrani מׅצְוֹתֶֽיךָ (mis.wo.te.ka). Dalam NIV memakai kata commands, dalam NASB memakai kata commandsments. Dalam konteks orang Yahudi istilah perintah-Mu digunakan untuk instruksi seorang ayah kepada seorang anak.
Kata “perintah-Mu” menggambarkan sebuah instruksi, kemudian menggambarkan pemenuhan perintah Allah Israel. Tuhan menjamin kebenaran firman-Nya dengan perintah-Nya. Istilah govern sendiri menjelaskan sebuah kekuasaan yang memerintah secara keseluruhan. Sehingga kata perintah-Mu mengacu kepada peraturan dan ketetapan yang mengungkapkan peraturan Allah yang berkuasa atas kehidupan yang patut ditaati. Perintah Allah mengandung janji dan otoritas dari semua perintah. Perintah Tuhan adalah dasar kehidupan yang mengandung isi hati Allah dan mengingatkan hidup semua umat Allah. Di dalam perintah Tuhan tersirat semua peraturan dan ketetapan-ketetapan Allah. Maka, makna kata perintah-Mu merupakan ungkapan sebuah keseluruhan aturan dasar hidup sebagai umat Allah.
Ayat 7 – 8 :
119:7 Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil.
119:8 Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.
Demikian Firman Tuhan, dalam nats ini terlihat jelas bagaimana bentuk penyerahan total, yaitu hanya mengandalkan Tuhan Yesus Kristus.
Tanpa Firman Allah kita tidak tahu siapa diri kita, darimana kita datang, juga siapa yang membentuk bumi tempat kita hidup, bergerak dan memperoleh keberadaan kita .
Ketika Roh Firman dari Allah mengilhami seseorang, pikirannya dibuka untuk melihat keindahan, tata tertib dan kemuliaan penciptaan bumi ini dan para penduduknya, tujuan penciptaannya, dan tujuan sang Pencipta dalam mengisi bumi dengan anak-anakNya. Maka kemudian ia dapat mengerti dengan jelas bahwa kehadiran kita di sini adalah untuk tujuan tunggal permuliaan dan pemulihan ke hadirat Bapa dan Allah kita .
Dalam setiap bagian dan porsi dari Firman Allah sebagaimana diberikan kepada anak-anak manusia, atau kepada individu mana pun di surga atau bumi, untuk mengertinya dengan benar, seseorang memerlukan Roh melalui mana wahyu tersebut diberikan—Roh yang menyatakan hal-hal seperti itu pula pemahaman, dan menjadikannya tidak asing bagi pikiran .
Tetapi kita semua harus hidup sedemikian sehingga Roh Firman dapat mendikte dan menuliskan di hati kita dan memberitahu apa yang harus kita lakukan, daripada mengikuti tradisi orangtua dan para guru kita. Tetapi untuk melakukan ini kita harus menjadi seperti anak kecil; dan Yesus berkata jika tidak, kita tidak dapat memasuki kerajaan surga. Betapa sederhananya hal ini; Hiduplah bebas dari perasaan iri, dengki, murka, pertengkaran, perasaan pahit, dan pembicaraan yang tidak baik dalam keluarga kita dan di antara lingkungan tetangga dan teman kita serta semua penduduk bumi, di mana pun kita bertemu dengan mereka. Hiduplah sedemikian sehingga hati nurani kita bebas, bersih dan jemih .
III. Penutup
1. Bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena kita sebagai orang percaya yang ada di era sekarang ini banyak sekali perkembangan, kemajuan dan perubahan dalam bidang kehidupan. Mau menyadarkan kita tentang arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Mari, kita jadikan firman Tuhan sebagai pedoman supaya dapat mengubah, memperbaiki kelakuan tetap bersih dan kudus. Janganlah terpengaruh dengan apapun yang menyimpang, menjerumuskan kita pada dosa. Seperti nasehat rasul Paulus dalam Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
2. Marilah kita mencari Tuhan dengan segenap hati tanpa dinodai dengan motivasi-motivasi lain. Jangan pernah menyimpang dari perintah-perintahNya. Orang percaya harus mampu membuka hati, pikiran, hidup untuk dapat menerima pengajaran firmanNya dan jadilah pembawa kabar baik, Injil Yesus Kristus kepada semua orang. Memang disadari dinamika hidup silih berganti tapi kita harus tetap bergembira karena memiliki sumber kegembiraan, kebahagiaan yang kekal yaitu Allah didalam Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat yang telah memberi jaminan hidup kekal/sorga.
3. Hati adalah jendela mata. Artinya apa yang ada didalam hatimu akan terpancar dari matamu. Kalau hatimu lagi bersukacita maka matamu akan berseri-seri. Suasana hati itu sendiri tergantung dari apa yang ada didalamnya. Seperti Pemazmur mengisi hatinya dengan janji Tuhan maka simpanlah dalam hati janji-janji Tuhan, jangan pernah melupakannya yang senantiasa memberikan pengharapan, keselamatan sehingga kita akan tetap hidup pada kelakuan/ perilaku yang memuliakan Tuhan.
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment