KHOTBAH 5 MARET 2023 : ROMA 4 : 1 -5, 13 - 17 ( Dibenarkan Karena Iman)
I. Pembukaan
Selamat menjalani ibadah hari minggu bapak/ibu, kiranya selalu dalam penyertaan Tuhan. Begitu banyak pergumulan, beban dan kekhawatiran yang kita lewati dalam minggu ini, namun tetaplah bersyukur karena Tuhan masih memberikan kita nafas kehidupan. Minggu kita hari ini adalah Minggu Reminiscere yang artinya Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya Tuhan. Dalam minggu ini, kita dibawa kembali untuk mengingat bahwa kita begitu lemah dan hanya karena kasih setia Tuhanlah, kita dilayakkan. Sejajar dengan tema kita yaitu “ Dibenarkan Karena Iman” dalam Roma 4 : 1 – 5, 13 -17. Dalam kitab Roma, Paulus memaparkan pemahamannya tentang Injil Kristus kepada jemaat yang belum pernah dia kunjungi tetapi diharapkan mendukung dia dalam misi ke Spanyol. Salah satu konteks dalam suratnya, yang muncul juga dalam perikop kita, adalah budaya yang suka bermegah atau mencari muka. Pencarian itu belum tentu sesat: Paulus menggambarkan orang yang akan dibenarkan oleh Allah dan menerima hidup kekal sebagai mereka yang “mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan” (Roma 2 : 7). Pencarian itu juga berhubungan dengan metafor pengadilan yang menjadi konteks utama konsep pembenaran, karena vonis “benar” menjadi pesan untuk orang banyak, bukan hanya hakim dan terdakwa. Jadi, orang Yahudi mencari kemuliaan dsb melalui hukum Taurat yang memampukan mereka berdiri tegak di depan sesama sebagai penuntun orang buta, terang, pendidik dan pengajar dan juga bermegah dalam Allah karena hukum Taurat itu (2 : 17-20).
II. Penjelasan
Kita pasti pernah mendengar bagaimana kisah kehidupan Abraham yang dikenal sebagai Bapa Orang Beriman. Abraham senantiasa hidup di dalam imannya, dia tidak mempertanyakan banyak hal, dia percaya penuh kepada tuntunan TUHAN. Abraham bersikap demikian, karena dia percaya bagaimana TUHAN akan menuntunnya kepada hal yang baik. Ketika TUHAN memerintahkan Abraham pergi, Dia menghantarnya ke tempat yang baik. Ketika TUHAN memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya, Dia pun rela menyerahkan anaknya, dan pada akhirnya Tuhan melihat kesungguhan hatinya dan TUHAN meminta domba sebagai pengganti anaknya untuk dikorbankan. Oleh karena iman yang kokoh seperti itu, Abraham pun dibenarkan oleh ALLAH.
Paulus dalam pasal 4 dengan memperlihatkan bukti dari argumen tersebut. Dalam hal ini, Paulus memakai tokoh yang paling dijunjung tinggi oleh bangsa Yahudi, yaitu Abraham. Abraham dipandang sebagai bapa leluhur orang Yahudi . Melalui Abraham, Paulus memperlihatkan bahwa keselamatan oleh iman bukan sesuatu yang asing dan baru, melainkan sudah ada pada zaman Abraham. Paulus menegaskan bahwa Abraham sendiri pun beroleh pembenaran dari Allah karena imannya, bukan karena perbuatannya (2-5; bdk. Kej. 15:6). Ayat 4 dan 5 yang menunjukkan bagaimana seseorang dibenarkan oleh karena imannya kepada TUHAN. Apa yang membuat kita dibenarkan oleh iman? Iman memampukan kita menyerahkan diri untuk hidup secara total bergantung kepada TUHAN. Hal itulah yang membuat kita dibenarkan, karena kita tidak memperjuangkan hidup dengan kekuatan diri kita sendiri tapi dengan kekuatan TUHAN. Iman itu bukan soal seberapa banyak saya menghafal perintah Tuhan tapi soal bagaimana saya tunduk dan melibatkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah pergumulan yang kita alami, masihkah kita berjuang dengan kekuatan sendiri? Sudahkah kita hidup bergantung secara total kepada Tuhan?.
Bermegah dalam iman kepada Kristus
Sejatinya, siapakah di antara kita yang belum pernah memegahkan diri? Siapakah di antara kita yang belum pernah membanggakan diri? Dahulu, ketika kita masih belajar di sekolah, kita kadang dengan rasa senang dan bangga menunjukkan nilai kita yang bagus kepada kawan-kawan kita sekelas. Ketika seseorang menjadi dewasa, kadang-kadang ia membanggakan diri atas keberhasilan pendidikan, keberhasilan pekerjaan, atau bahkan kekayaannya. Seseorang boleh jadi bermegah karena rumah mewah, mobil mewah atau harta kekayaannya yang serba mewah. Namun, apalah artinya semua yang serba mewah, tetapi serba fana itu? Apalah artinya kemewahan itu di hadapan Tuhan Pencipta langit dan bumi? Dalam suratnya kepada jemaat orang-orang yang dikuduskan, yaitu mereka yang telah dipanggil menjadi milik Kristus yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus, Rasul Paulus mengingatkan mereka apa dasarnya untuk bermegah. Ia menyatakan bahwa tidak ada dasarnya bagi kita untuk bermegah. Ia juga menyatakan bahwa perbuatan seseorang tidak dapat untuk memegahkan diri. Namun demikian, ia menyatakan bahwa kita boleh bermegah karena iman. Demikianlah bunyi Firman Tuhan dalam Surat Roma 3:27: “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!”
Kita dibenarkan karena iman
Sekaitan dengan itu, Rasul Paulus mengingatkan mereka pada zaman itu, dan kita pada zaman ini, bahwa manusia dibenarkan karena iman. Yaitu iman kepada Yesus Kristus sebagai Mesias dan Juru Selamat manusia berdosa. Bukan karena ia melalukan hukum Taurat. Perhatikanlah Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat Roma 4 : 13 – 16 “Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman. Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji ituKarena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran. Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia , sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua.” Menurut ayat Firman Tuhan ini, Rasul Paulus meyakini bahwa iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, menjadi kunci pengampunan dan penghapusan dosa dan kejahatan manusia. Jadi, oleh karena iman kita kepada-Nya, maka kita dibenarkan. Kalimat Yunani dalam 13a tidak mengandung kata kerja, sehingga 'telah diberikan' merupakan tambahan penerjemah saja. Yunani "η – ê", 'atau', dalam kalimat negatif ('bukan') dapat berarti 'dan' saja. 'Keturunan' merupakan terjemahan "σπερμα – sperma", 'benih', yang banyak terdapat dalam berita tentang janji Allah kepada Abraham dalam terjemahan Yunani (LXX) Kitab Kejadian (12:7; 15:5 dll.). LAI 'merniliki ', Yunani " κληρονομον ειναι ; klêronomon einai", 'menjadi waris', 'mewarisi'. Sebab pada awal ayat ini menandakan kaitan longgar antara ayat ini dan yang berikut dengan ayat-ayat terdahulu. Menurut kesimpulan dalam ayat 11-12, sunat tidak mencegah Abraham menjadi bapak leluhur semua orang percaya. Kini Paulus menerangkan bahwa kesimpulan itu didukung oleh peranan hukum Taurat dalam kehidupan Abraham. Jadi, kita dapat mengartikannya, 'keyakinan kami ini didukung oleh kenyataan bahwa ... ' atau yang sebagainya. Orang Yahudi yakin bahwa Abraham telah memiliki dan memelihara segenap hukum Taurat. Mereka yakin pula bahwa ada hubungan erat antara pemeliharaan hukum Taurat dengan janji yang diberikan kepada Abraham. Tuhan telah berjanji akan memberikan kepadanya keturunan banyak, dan keturunan itu akan mewarisi tanah Kanaan (Kejadian 15:5, 7). Maka tidak kebetulan kalau dalam ayat 13-16 perkataan 'janji' menjadi istilah pokok (tiga kali) di samping perkataan 'hukum' (lima kali). Paulus tentu tidak menyetujui keyakinan Yahudi itu, Ia langsung menangkisnya: bukan karena hukum Taurat telah diberikan janii kepada Abraham ... tetapi karena kebenaran berdasarkan iman. Artinya, Abraham menerima janji itu (bersama pelaksanaannya) bukan karena ia memelihara hukum Taurat, melainkan karena Tuhan membenarkannya berdasarkan imannya. Artinya, Tuhan mendirikan perjanjian dengan Abraham, Tuhan menganggap Abraham layak menerima janji-janji-Nya sebab Abraham menerima janji-janji itu dengan penuh percaya (bandingkan Kejadian 15:6 sesudah 15:5). Begitu, di samping istilah 'hukum' dan 'janji', dalam ayat 13-16 ini muncul istilah pokok ketiga, yaitu 'iman' (empat kali).
Abraham dibenarkan tidak melalui pelaksanaan hukum Taurat, tetapi melalui iman, yang menerima janji dengan penuh percaya. Karena itu, sebagaimana dikatakan dalam ayat 16, janji itu berlaku bagi seluruh keturunan Abraham, bukan hanya keturunannya yang jasmani, melainkan juga keturunannya yang rohani, yakni semua orang percaya.
Allah segala bangsa
Dalam suratnya yang dicatat dalam Surat Roma 3:29, Rasul Paulus mengajukan dua pertanyaan yang mengajar dan mengingatkan mereka dan kita, bahwa Allah bukanlah milik orang Yahudi. Bahwa Allah bukanlah hanya Allahnya orang Yahudi. Tetapi Allah adalah Allah segala bangsa yang percaya kepada-Nya. Demikianlah bunyi Firman Tuhan dalam Surat Roma 3:29: “Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!” Benar! Tuhan adalah Tuhan semua bangsa di bumi. Ia adalah Allah semua orang dari semua bangsa di dunia. Dalam Kitab Injil Lukas 24:47, Alkitab mengatakan: “dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Benar! Mulai dari Yerusalem, Injil Tuhan harus dikabarkan kepada semua bangsa dan suku bangsa sampai ke ujung bumi. Injil Firman Tuhan harus diberitakan kepada semua orang di bawah kolong langit. Berita mengenai pertobatan dan pengampunan dosa manusia harus disampaikan kepada segala bangsa, tidak hanya di Yerusalem, tetapi juga kepada semua orang di seluruh dunia. Supaya mereka mengenal Dia. Yaitu Dia, Tuhan dari segala tuhan. Dia, Allah dari segala allah dan Allah dari semua bangsa.
III. Penutup
Secara implisit, Rasul Paulus mengingatkan bahwa apabila ada satu Allah yang kita sebut, kita puji, kita muliakan, kita sembah dan kita layani dengan iman yang teguh kepada Tuhan Yesus Kristus, maka Dia akan membenarkan baik orang-orang bersunat maupun orang-orang tidak bersunat karena iman. Singkat kata, baik orang-orang bersunat, maupun orang-orang tidak bersunat akan dibenarkan karena iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, apabila orang-orang bersunat dan orang-orang tidak bersunat akan dibenarkan karena iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus, maka kita tidak membatalkan hukum Taurat karena iman. Benar! Sama sekali tidak membatalkannya. Tetapi justru kita meneguhkannya.
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment