-->

sosial media

Saturday, 27 May 2023

KHOTBAH 28 MEI 2023; YOHANES 20 : 19 - 23 (TERIMALAH ROH KUDUS)


I.                   Pembukaan

Saudara yang terkasih, sahabat BPPPWG MENARA KRISTEN, Minggu ini Tema dari Nats Firman Tuhan yang diambil dari Yohanes 20 : 19 – 23 yaitu “ Terimalah Roh Kudus” Roh Kudus tinggal dan menetap pada orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus. Di dalam pekerjaan-Nya, Roh Kudus turun atas diri orang percaya, mengu-bahkan hidup, dan memberikan karunia-karunia rohani. Ia mengubah status manusia yang sebelumnya berdosa di hadapan Allah dan juga mengubah sifat dan kerohanian setiap orang percaya. Perubahan sifat dan kerohanian pada orang percaya ini tidak terjadi secara langsung, karena natur berdosa masih ada dalam diri manusia. Manusia dalam kedagingannya masih dapat berbuat dosa. Namun, perubahan dilakukan perlahan-lahan oleh Roh Kudus, sehingga orang yang percaya dapat bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Bila roh manusia mempunyai hubungan yang benar dengan Roh Allah, maka ia memenuhi kehendak Tuhan atas dirinya. (Dalam PL manusia mempunyai roh atau roh adalah sinonim dari ia mempunyai ‘hati’ atau ia adalah pribadi). Sayang, karena dosa, manusia membuat dirinya menjadi pusat hidupnya. Dalam keadaan ini ia merukas pribadinya sendiri, tidak menghormati Allah dan menghinakan RohNya. Tapi bila kepribadiannya berpusat pada Roh Allah maka ia mempermuliakan Allah.

II.                Penjelasan

Penting untuk kita pahami bahwa Roh Kudus (dalam bahasa Ibrani רוּחַ הַקֹּדֶשׁ - RUAKH HAQODESH). Kata Ibrani רוּחַ – RÛAKH" Berjenis nomina dengan gender (kelamin) feminin. Roh Kudus (Ibrani: רוּחַ הַקֹּדֶשׁ - RUAKH HAQODESH ) adalah Roh Allah yang Kudus. Sesuai gramatik Ibrani, penulisannya dalam bentuk Nomina Feminine. Namun bukan berarti "Allah bergender feminine." Allah lebih sering disebut Bapa kami אָבִינוּ - AVINU bahkan seecara alegoris Allah adalah "Suami bagi jemaat-Nya". Jika kita melihat dalam Naskah bahasa Yunani Roh Kudus - Άγιο Πνεύμα - HAGIO PNEUMA sesuai gramatik Yunani, kata πνευμα – PNEUMA adalah dalam gender netral. Allah itu Roh, dan Dia "beyond gender." Dalam tulisan-tulisan para rabbi, seringkali ketika mereka merujuk Nama Suci יהוה – YHVH, dengan penulisan - הקב"ה - singkatan dari הַקָּדוֹשׁ בָּרוּךְ הוּא - HAQADOSH BARUKH HU.

Ayat 19 - 20 :

Pembacaan kita saat ini, Yohanes memperkenalkan Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dengan tawaran sebuah “Kesukacitaan/Kebahagiaan” dengan cara atau sudut pandang perkataan Yesus dalam diskusi dengan Thomas. Suatu narasi Firman yang menghantar kita semua dalam suatu peristiwa keajaiban yang tidak terpikirkan oleh pengikut Kristus walaupun mereka sudah mendengar berita kebangkitan ini. kehadiran Yesus yang melewati pintu-pintu yang terkunci dapat dimengerti sebagai tindakan pemenuhan atas janji yang telah diucapkan pada peristiwa sebelum kebangkitan-Nya. Dapat dikatakan bahwa post-resurrection events as fulfillment of the promises of the pre-crusifixion Jesus. Secara simbolis, adegan Yesus melewati pintu-pintu ketika sedang dikunci menunjukan bahwa Yesus mampu hadir di setiap tempat. Oleh karena itu, fokus perhatian terhadap adegan ini tidak boleh hanya diarahkan dan ditekankan pada “tubuh” Yesus yang mampu melewati pintu yang sedang terkunci, melainkan mesti juga diarahkan pada “pintu-pintu” itu. Pintu-pintu terkunci menunjuk pada “ketakutan” para murid terhadap orang-orang Yahudi dan kaum penguasa Romawi. Murid-murid sepertinya takut mengalami hal serupa dengan Yesus, Sang Guru mereka, yang telah dibunuh dan disalibkan. Peristiwa pembunuhan dan penyaliban Yesus adalah peristiwa penuh kesedihan, mencekam, menyeramkan, menakutkan dan memberi luka serta trauma yang mendalam bagi komunitas para murid. Oleh karena itu, “pintu-pintu” yang terkunci dapat juga dimaknai secara simbolis sebagai tindakan para murid membangun “tembok pemisah” yang disusun dari luka, trauma, kesedihan, ketakutan bahkan dendam atas peristiwa pembunuhan terhadap Yesus, Sang Guru yang sangat mereka cintai. Dalam suasana itu, Yesus hadir melampaui pintu-pintu yang terkunci, melewati “tembok pemisah” bahkan hadir menembus “tembok pembatas” serta meruntuhkannya dengan menghadirkan damai sejahtera. Dengan demikian, maka dapat dikatakan pula bahwa Yesus yang bangkit adalah Sang Pelintas Batas, pembongkar tembok pemisah. Dalam kehadiranNya di tengah-tengah para murid, Yesus mengucapkan salam damai sejahtera (εἰρήνη ὑμῖν).

Namun, dalam konteks injil Yohanes (konteks cerita penampakan diri Yesus), salam ini mempunyai arti yang lebih mendalam. Jika dibaca secara retrospektif pada episode-episode sebelumnya (khususnya episode Perjamuan Malam) maka apa yang dinyatakan Yesus pada Perjamuan Malam (14:27; 16:33) digenapi oleh-Nya pada waktu Ia menampakkan diri kepada para murid. Penggenapan atas pernyataan Yesus tersebut terjadi melalui salam damai (εἰρήνη ὑμῖν) yang diucapkanNya, dan inilah salam damai yang dijanjikan Yesus sebelumnya

Dalam hal ini, situasi yang mencekam, menakutkan, dan sakit hati yang dirasakan oleh murid-murid-Nya dibuktikan dengan peristiwa atau kisah di mana Yesus menghampiri Thomas. Di sinilah kita bisa melihat kemahakuasaan Yesus yang peduli dengan murid-murid-Nya tanpa batas ruang dan waktu. Yesus rela datang kembali kepada murid-murid-Nya. Bentuk kasih yang luar biasa dari Guru kepada murid-Nya yang datang untuk mengembalikan dan meyakinkan arti kepercayaan yang sebenarnya tanpa ada keraguan diri. Yesus datang dengan kata penuh kedamaian yaitu “Damai Sejahtera bagi kamu.” Namun kita melihat sifat manusia yaitu keraguan. Thomas ragu sehingga menimbulkan ketidakpercayaan tentang berita Kebangkitan Kristus. Ini membuktikan tindakan keraguan walaupun sudah berada dalam suatu “kedekatan” dengan Yesus. Tetapi kasih Kristus menembus batas manusia tentang hal itu. Thomas menampilkan kehidupan orang-orang yang hilang kepercayaannya karena keraguan akan kuasa dan kasih Kristus. Allah tidak pernah berhenti untuk masuk dan mengingatkan kita melalui IMAN.

Ayat 21 – 23 :

Pengulangan salam “damai sejahtera” memberi penegasan betapa pentingnya “damai sejahtera” itu sehingga diulangi dalam episode penampakan diri Yesus kepada para murid. Kemudian, kalimat “sebagaimana Bapa telah mengutusKu begitu juga Aku mengutus kamu sekalian” menekankan bahwa sejak awal, Injil Yohanes telah mengantisipasi pengutusan para murid melalui “pengutusan Yesus oleh Allah Bapa” (13:20; 17: 18). Allah mengutus Yesus untuk mengajar (7:16), memberitakan kehendakNya dan karyaNya (4:34; 5:30; 6:38-39; 9:4) dan untuk menyelamatkan dunia (3:17). Kata καθὼς (sebagaimana) tidak bertujuan untuk membandingkan antara pengutusan Allah kepada Yesus dan pengutusan para murid, tetapi menggemakan karakteristik kenabian, sehingga pengutusan para murid pada bagian ini ialah untuk misi kenabian (prophetic mission). Melalui sabda pengutusan itu Yesus meneguhkan para murid untuk melanjutkan misi keselamatan (salvific mission) dan misi Allah sebagaimana telah dikerjakan oleh Yesus. Dalam hal ini, Yesus sebagai model bagi kelanjutan misi yang akan dikerjakan oleh para murid. “Pengampunan” (Yoh. 20:23). Yesus menganugerahi para murid kuasa untuk mengampuni setelah para murid mengalami tahapan rekonsiliasi dan pengampunan dari Yesus yang bangkit, sehingga para murid mengalami rekonsiliasi total dengan Yesus bahkan menerima pengampunan dariNya. Oleh karena itu, para murid dianugerahi kuasa untuk mengampuni. Dan itulah kekuatan Roh Kudus, Nyatalah bahwa mereka yang hidup mengampuni adalah ciri bahwa Roh Kudus ada padanya.

III.             Penutup

                       Firman Tuhan kali ini membawa kita supaya kita percaya akan rancangan terindah itu. Bawalah hidup ini senantiasa diproses oleh Yesus, maka kita akan menjadi orang yang selalu merasakan sukacita itu yang tak berkesudahan. Kuasa Roh Kudus akan memampukan kita dalam menjalani hidup. Yesus menganugerahi para murid kuasa untuk mengampuni setelah para murid mengalami tahapan rekonsiliasi dan pengampunan dari Yesus yang bangkit, sehingga para murid mengalami rekonsiliasi total dengan Yesus bahkan menerima pengampunan dariNya. Oleh karena itu, para murid dianugerahi kuasa  untuk mengampuni. Dan itulah kekuatan Roh Kudus, Nyatalah bahwa mereka yang hidup  mengampuni adalah ciri bahwa Roh Kudus ada padanya. AMIN

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim