-->

sosial media

Wednesday, 21 June 2023

KHOTBAH 25 JUNI 2023; MATIUS 10 : 32 - 39 (MENGIKUT YESUS DAN MEMIKUL SALIB)

 



I.     Pendahuluan

Salam sejahtera sahabat BPPPWG MENARA KRISTEN, semoga dimanapun kita berada kita selalu dalam penyertaan Tuhan Yesus Kristus, dan kiranya tak henti-hentinya kita selalu berserah kepadaNYA.  Pada bagian ini Tuhan Yesus memberi peringatan bahwa mengikut Yesus dapat mengakibatkan perpecahan, bahkan antar keluarga sendiri. Seorang yang memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus mungkin akan diusir oleh orang tuanya, atau dibenci oleh anaknya, atau diceraikan istrinya, atau dikucilkan keluarganya sendiri. Semua ini pernah dan masih terjadi hingga sekarang. Setiap orang berdosa akan membenci Tuhan Yesus entah dia sadar atau tidak. Dan setiap kali ada seseorang yang berkomitmen untuk menjadi murid Yesus, maka marah yang sangat besar bisa muncul dari pihak keluarga sendiri, karena kebencian yang mereka tidak sadari ada di dalam diri mereka. Ini akan dipakai oleh Iblis untuk mencegah dia mengikut Tuhan Yesus. Banyak orang Kristen terpaksa menderita, bahkan dibunuh oleh keluarga sendiri karena dia telah memutuskan mengikut Tuhan Yesus. Tetapi, selain aniaya dan penderitaan fisik, penderitaan karena diusir atau dikucilkan oleh keluarga juga merupakan penderitaan yang sangat berat. Jika harus memilih antara Yesus dan keluarga sendiri, akankah kita memilih Yesus? Jika mengikut Yesus berarti dikucilkan, atau dimusuhi, bahkan mungkin dianiaya keluarga sendiri, akankah tetap mengikut Yesus?.

 

II. Penjelasan

Ayat 32 – 33

Dapat kita bandingkan dengan kisah Petrus yang menyangkal Yesus Kristus,  karena takut dianiaya setelah menyesali perbuatannya maka dengan berani dia berkhotbah di serambi Bait Allah dan “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.” (Kis. 2: 41) Kisah Petrus, diakhir hidupnya, ketika hendak di salib karena memberitakan Injil, dia meminta di salib dengan kepala di bawah. Ia mengatakan tidak layak aku di salib seperti Yesus Kristus. Kita masih manusia daging, lemah seperti Petrus. Tidak jarang kita menyangkal Yesus Kristus dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan ketika terpojok, dilecehkan, tidak dihargai, terancam dianiaya, dilengserkan, ditindas, kelaparan, kesakitan dan seterusnya. Firman Tuhan Yesus Kristus hari ini mengingatkan bahwa melalui pertobatan dan Baptisan kita sebagai manusia daging telah menerima Roh Kudus. kita pasti sadar, di area mana saja kita sudah tidak setia dalam hal pengakuan kepada Yesus. Jerat dosa dan kesenangan dunia, perasaan malu dan terintimidasi dengan keadaan atau lingkungan, mungkin membuat kita malu mengakui bahwa kita percaya Yesus. Tapi, ingatlah, dan berhati-hatilah, jangan sampai hal itu membuat kita tidak diakui oleh Tuhan Yesus di hadapan Bapa dan malaikat-malaikat-Nya di sorga. Jika kita tidak diakui oleh Yesus itu sama saja artinya dengan ditolak di sorga. Dengarkanlah dan jadilah bijak. Kalau kita mau taat dan setia, Roh Kudus akan memberikan kepada kita kekuatan untuk selalu berada dalam rel atau jalur kehendak Allah yang indah dan sempurna.

 

Ayat 34 – 37

Selanjutnya bisa kita baca dalam Matius 10:36 adalah kutipan Perjanjian Lama yang berbunyi "musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya" (Mikha 7:6) Satu hal yang sudah pasti : Tuhan Yesus tidak menyokong pertentangan. Ia mengajar pengikutNya untuk jangan melawan atau membalas kalau mereka diserang atau diperlakukan tidak baik. "Berbahagialah orang yang membawa damai", kataNya, "Karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Matius 5:9). Artinya adalah Allah Damai Sejahtera, sehingga orang yang mencari dan meneruskan damai mencerminkan sifat Allah. Berita ini pula yang dikumandangkan pengikut-pengikutNya dalam namaNya setelah kenaikanNya disebut 'Berita Perdamaian' (1 Korintus 5:19). Tetapi dalam Matius 10:34 ini, Tuhan Yesus berbicara mengenai ketegangan dan konflik dalam keluarga. Perlu kita pahami bahwa disini Tuhan Yesus memakai perumpamaan, tentu dengan gaya Yesus yang selalu memakai perumpamaan namun tdk jauh dari kenyataan. Karna pada masa itu bahkan sampai saat ini, tanpa dipungkiri kita lebih menyayangi manusia daripada Allah. Ayat 37 telah mengingatkan kita untuk mengasihi Kristus lebih dari apa pun. Bahkan Lukas 14:26 mengatakan bahwa siapa tidak membenci keluarganya tidak layak bagi Kristus. Apakah kita harus membenci keluarga kita padahal Tuhan sendiri mengajarkan kita untuk mengasihi, bahkan mengasihi musuh sekalipun? Perbandingan di sini adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada keluarga. Kasih kepada Allah begitu besar sehingga kasih kepada keluarga menjadi begitu kecil jika harus dibandingkan. Jika keluarga menjadi halangan untuk mengikut Tuhan Yesus, maka halangan itu tidak boleh membatalkan niat dan kesungguhan kita untuk mengikut Tuhan Yesus.Maksudnya orang yang mau mengikuti Yesus harus lebih mencintai Yesus daripada apapun didunia ini dan jadi janganlah kita mengkompromikan iman kita demi “perdamaian”, bahkan di antara keluarga. Sebaliknya marilah kita selalu mengutamakan Yesus. Hanya dengan melakukan itu kita akan menemukan kedamaian sejati. Kita harus menyadari bahwa Iman kepada Kristus memisahkan orang percaya dari orang berdosa dan dunia.

 

 

Ayat 38 – 39

Salib Kristus merupakan lambang:
- Penderitaan (1 Petrus 2:21; 4:13),
- Kematian (Kisah Para Rasul 10:39),
- Kehinaan (Ibrani 12:2),
- Cemoohan (Matius 27:39),
- Penolakan (1 Petrus 2:4)
- serta Penyangkalan Diri (Matius 16:24).

 

Apabila kita sebagai orang percaya memikul {Yunani: αιρω - airômenatang, mengangkat, mengambil) salib {Yunani: σταυρος - stauros) kita dan mengikut Yesus, maka kita menyangkal diri (Lukas 14:26-27) dan mengabdikan diri kepada pergumulan dan penderitaan.

Berhubung suasana saat itu adalah suasana zaman Romawi yang umum, perkataan Yesus ini tentu kedengarannya jauh lebih mengejutkan di telinga para rasul daripada di telinga kita masa kini. Bagi pengikut Yesus Kristus, hal itu mempunyai arti yang sama dengan arti kata itu bagi Yesus, yaitu: bukan hanya tidak menyenangkan atau menggelisahkan, melainkan kematian. Segala gagasan pengikut Kristus dalam hubungannya dengan dunia harus dilakukan demikian.

 


Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim