KHOTBAH 23 JULI 2023 ; MATIUS 13 : 31 - 35 ( Beriman Dan Bertumbuh Di Dalam Tuhan )

I. Pengantar
Salam sejahtera sahabat BPPPWG MENARA KRISTEN, semoga dimanapun kita berada kita selalu dalam penyertaan Tuhan Yesus Kristus, dan kiranya tak henti-hentinya kita selalu berserah kepadaNYA. Kecil sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak berarti apa-apa atau tidak penting. Kecil sering disamakan dengan lemah. Kecil sering menjadi simbol ketidakberdayaan. Kecil dijadikan sebagai tanda ketiadaan harapan. Orang-orang kecil dipandang sebagai orang-orang lemah, yang selalu dianggap tidak penting. Tapi kita mungkin masih ingat sebuah ungkapan yang menggambarkan sesuatu yang berbeda tentang hal kecil. Ungkapan itu berbunyi : “Kecil, kecil cabe rawit”. Ungkapan kecil-kecil cabe rawit mengandung arti bahwa sesuatu yang kecil jangan dipandang remeh. Cabe yang kecil yaitu cabe rawit justru yang paling pedas. Yang kecil ternyata bisa melakukan hal-hal besar. Sesuatu yang kecil bisa bermakna besar. Sesuatu yang kecil bisa memberi pengaruh yang besar.
Hal ini juga disampaikan Yesus pada bagian nats ini dalam Matius 13:31-35, bagian ini berbicara tentang kerajaan sorga. Ada dua kata “kecil” yang dipakai Yesus untuk menjelaskan tentang hal kerajaan Sorga yaitu biji sesawi yang kecil dan ragi. Dua kata ini adalah kiasan atau simbol. Yesus mengumpamakan kerajaan Sorga seperti biji sesawi dan ragi yang kecil. Biji sesawi dan ragi adalah dua benda yang ukurannya sangat kecil namun jika sudah diolah maka akan menjadi besar. Biji sesawi yang kecil jika ditanam akan tumbuh menjadi pohon yang besar. Begitu juga ragi yang kecil jika diaduk bersama dengan tepung akan berkembang menjadi besar. Dengan mengambil kiasan kedua benda yang kecil itu, Yesus menjelaskan bahwa kerajaan Sorga dimulai dari sesuatu yang kecil dan sederhana namun perlahan-lahan menjadi besar.
II. Keterangan
Nats
Ayat 31-32
Yesus kembali mengatakan perumpamaan kepada orang banyak tentang Kerajaan Sorga dalam aspek yang lain, melalui ilustrasi biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil dari segala jenis biji-bijian yang ada; besarnya 1 mm atau seukuran kepala jarum pentol dan beratnya seperseribu gram. Tetapi jika benih ini tumbuh, maka ketinggiannya dapat mencapai 2m-3m, melebihi tanaman sayuran lainnya, bahkan dapat menjadi pohon, sehingga burung-burung dapat bersarang diatasnya. Demikian pula halnya dengan Kerjaan Sorga. Yesus memulai pengajaran tentang Kerajaan Sorga dari sesuatu yang kecil atau sederhana, dimana Ia memulai pelayanan dari desa yang terpencil, metode pelayanan yang tampak sederhana (berjalan kaki dari desa yang satu ke desa yang lain), Ia berkhotbah ditengah-tengah masyarakat yang beragama Yahudi, tetapi tidak banyak orang yang percaya kepada-Nya. Murid-Nya pun hanya 12 orang. Semuanya itu kelihatan sebagai “suatu biji sesawi” saja. Tetapi pada akhirnya sekalipin pemberitaan tentang kerajaan Sorga itu dimulai dari sesuatu yang kecil atau sederhana, dengan jumlah pengikut-Nya yang masih sedikit, namun dikemudian hari menjadi lebih besar, yang ditandai dengan semakin banyak orang-orang yang tertarik dengan pemberitaan Yesus. Bahkan pemberitaan tersebut membawa orang-orang dari segala bangsa untuk masuk atau ambil bagian dalam Kerjaan Sorga (seperti burung-burung yang datang bertengger di atas pohon sesawi). Pekerjaan Yesus yang dimulai dari pelayanan kecil di kampong Galilea, telah menyebar luas hingga ke seluruh dunia. Dari jaman Yesus hingga masa kini, pengikut Kristus semakin bertambah; sama halnya kekristenan telah berkembang dengan cukup pesat sehingga menjadi salah satu agama besar di dunia saat ini.
Ayat 33
Dalam nats ini ditegaskan dengan perumpamaan seorang perempuan yang memasukkan ragi ke dalam adonan tepung terigu. Ragi adalah sesuatu yang sering dipakai oleh perempuan di Palestina untuk membuat roti, demikian juga perempuan dalam nats ini, dimana dikatakan bahwa ia memasukkan sedikit ragi ke dalam 3 Sukat (1 sukat; 12 liter, 3 sukat berarti 36 liter) tepung sehingga adonan tersebut menjadi Khamir (artinya mengembang) seluruhnya. Walaupun ragi itu “menang” sehingga adonan tersebut menjadi khamir seluruhnya. Demikian pula halnya dengan Kerajaan Sorga, sekalipun pemberitaan-Nya dimulai dari sesuatu yang kecil (dari kampung yang sederhana), namun pada akhirnya pemberitaan itu memberi dampak bagi orang banyak di Palestina bahkan hingga ke kota-kota (Galilea-Yudea dan sekitarnya). Pemberitaan tentang Kerajaan Sorga telah membawa pertobatan bagi banyak orang; ajaran Yesus telah membawa perubahan besar bagi kehidupan orang banyak pada waktu itu hingga saat ini.
Ayat 34-35
Mengapa Yesus menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan tentang Kerajaan Sorga? Supaya genaplah apa yang dikatakan Firman Allah melalui nabi bahwa “Yesus akan menyingkapkan apa yang tersembunyi, hal tentang Kerajaan Sorga dengan suatu perumpamaan.”
Dari
perumpamaan tersebut kita diajarkan bahwa :
1. Sesuatu yang dimulai dari
hal-hal yang kecil atau sederhana, jika dilakukan dalam terang Firman Allah,
maka dikemudian hari ia akan berdampak besar (seperti biji sesawi yang kecil
namun dikemudian hari ia menjadi tanaman yang lebih tinggi dari tanaman
lainnya). Hal ini dapat kita mulai pertama-tama di tengah kehidupan keluarga
kita masing-masing. Ketika suami mau menolong meringankan pekerjaan istri di
rumah, maka pekerjaan istri di rumah tangga menjadi lebih ringan. Demikian pula
sebaliknya, ketika istri dapat menggunakan uang dengan seperlunya, maka akan
meringankan beban suami. Anakpun demikian. Ketika anak tidak banyak menuntut
agar orang tua selalu memenuhi keinginannya, maka itu akan meringankan beban
orang tua.
2. Sesuatu yang kecil, mampu mengubahkan hal-hal disekitar. Misalnya ketika ada sesama kita yang sedang sakit atau sedang susah kita mau mendoakan atau bahkan menolong meringankan beban mereka, maka apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak besar dalam kehidupan mereka.
III.
Refleksi
“Memang
biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah
tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan
menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di
cabang-cabangnya.”…
..“..seumpama
ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan kedalam
tepung terigu..”
“..tetapi
apa bila sudah tumbuh..” ternyata, biji sesawi
itu hanya akan bisa menjadi yang lebih besar dan menjadi tempat burung-burung
bersarang apabila dia sudah tumbuh. Untuk bertumbuh memerlukan proses yang panjang dan lama. Untuk
tumbuh memerlukan tanah yang baik, sinar matahari yang cukup, perawatan yang
intensif dan menjaganya dari serangan hama, air yang cukup dan banyak hal lain
yang dibutuhkan untuk tumbuh.
Mengaduk pun adalah proses membuat roti, terkadang bukan
hanya diaduk, tapi perlu dibanting demi menghasilkan roti yang enak rasanya.
Jadi apapun itu, baik biji sesawi atau ragi yang paling penting dari
perumpamaan diatas adalah proses yang
membawa pertumbuhan & perubahan, dari kecil menjadi
besar dan mengembang.
Jika biji sesawi perlu proses untuk
bertumbuh, diterpa hujan, angin dan hama untuk bisa tumbuh, pun ragi perlu
diaduk dan jika perlu adonannya dibanting untuk mengembang, lalu bagaimana
dengan iman kita sendiri? Apakah sejak kita percaya pada Tuhan Yesus dan
memberi diri dibaptis, ada perubahan dalam diri kita dan semakin bertumbuh?
Ataukah kita menjadi kerdil dan bantet karena berbagai persoalan dan kesulitan?
Beriman
bukan sekedar pergi ke gereja, berdoa rosario, menghafalkan semua doa, rajin
mengaku dosa dan sebagainya. Tetapi bagaimana semua hal itu, melalui proses
yang panjang dan lama dapat diwujudnyatakan dalam tindakan sehari-hari. Dari
rajin kegereja menjadi rajin mengunjungi orang sakit, panti asuhan dsb.
Dari
pendoa menjadi orang yang turun kelapangan membantu orang susah. Dari hanya
membaca Kitab Suci menjadi pelaksana Sabda; dari rajin mengaku dosa menjadi
orang yang memberi pengampunan.
Pada saat itulah kita menghadirkan Kerajaan Allah bukan hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi mereka yang dipercayakan kepada kita dan juga bagi mereka yang belum mengenal Kristus. Hari ini Yesus mengajak kita untuk bertumbuh dan berkembang dalam hal iman, agar kita mampu menghadirkan kerajaan Allah melalui hidup kita. Kerajaan Allah sungguh ada di hati kita ketika kita membiarkan Allah yang menjadi Raja.
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment