KHOTBAH 30 JULI 2023 ; KEJADIAN 28 : 10 -22 ( Allah Yang Menyertai Dan Melindungi )
I. Pengantar
Dalam Alkitab (Firman Tuhan), ada beberapa bahagian yang menceritakan tentang perjumpaan seseorang dengan Tuhan dengan berbagai bentuk dan cara yang berbeda-beda. Tentu hal ini mengundang tanya dari kita umat Tuhan saat ini, mungkinkah hal ini juga terjadi dalam kehidupan kita saat ini? Adakah umat Tuhan saat ini yang merasakan perjumpaan dengan Tuhan seperti yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam Alkitab?
Dengan iman percaya kepada Tuhan kita dapat berkata bahwa kita juga saat ini dapat merasakan perjumpaan dengan Tuhan. Melalui Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi kita jalan yang benar tidak ada yang mustahil. Dia yang telah mendamaikan kita dengan Bapa yang di Sorga, membuka jalan bagi kita untuk tetap bersekutu dengan Tuhan. “Di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit” dan itu adalah Tuhan Yesus. Kaki tangga yang di bumi adalah penyataanNya sebagai manusia dan di kaki tangga teratas adalah keilahian dan kekudusanNya sebagai Tuhan yang kita sembah. Sungguh agung perbuatan Tuhan, yang telah membuka kita jalan menuju kemuliaanNya.
Berjumpa dengan Tuhan tidak harus merasakan secara fisik atau penglihatan, sebab ada banyak cara Tuhan untuk kita dapat berjumpa denganNya. Jika dalam nas ini Yakub berjumpa dengan Tuhan melalui mimpi, Tuhan juga punya banyak cara lain dapat berjumpa dengan kita. Pertanyaan kemudian, bagaimana kita tahu bahwa kita telah berjumpa dengan Tuhan? Hal inilah yang akan kita dalami melalui nas ini. Tanda bahwa kita telah berjumpa dengan Tuhan:
II. Keterangan Teks
Dalam Alkitab (Firman Tuhan), ada beberapa bahagian yang menceritakan tentang perjumpaan seseorang dengan Tuhan dengan berbagai bentuk dan cara yang berbeda-beda. Tentu hal ini mengundang tanya dari kita umat Tuhan saat ini, mungkinkah hal ini juga terjadi dalam kehidupan kita saat ini? Adakah umat Tuhan saat ini yang merasakan perjumpaan dengan Tuhan seperti yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam Alkitab?
Dengan iman percaya kepada Tuhan kita dapat berkata bahwa kita juga saat ini dapat merasakan perjumpaan dengan Tuhan. Melalui Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi kita jalan yang benar tidak ada yang mustahil. Dia yang telah mendamaikan kita dengan Bapa yang di Sorga, membuka jalan bagi kita untuk tetap bersekutu dengan Tuhan. “Di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit” dan itu adalah Tuhan Yesus. Kaki tangga yang di bumi adalah penyataanNya sebagai manusia dan di kaki tangga teratas adalah keilahian dan kekudusanNya sebagai Tuhan yang kita sembah. Sungguh agung perbuatan Tuhan, yang telah membuka kita jalan menuju kemuliaanNya.
Berjumpa dengan Tuhan tidak harus merasakan secara fisik atau penglihatan, sebab ada banyak cara Tuhan untuk kita dapat berjumpa denganNya. Jika dalam nas ini Yakub berjumpa dengan Tuhan melalui mimpi, Tuhan juga punya banyak cara lain dapat berjumpa dengan kita. Pertanyaan kemudian, bagaimana kita tahu bahwa kita telah berjumpa dengan Tuhan? Hal inilah yang akan kita dalami melalui nas ini. Tanda bahwa kita telah berjumpa dengan Tuhan:
II. Keterangan Teks
Setelah berhasil melakukan tipu-daya terhadap kakaknya Esau, Yakub merasa terancam. Ia lari ke Haran dan tiba di Betel. Dia takut dan kesepian. Dalam keadaan terancam ini dan tanpa tujuan ini, Tuhan menemuinya di saat ia terbaring tidur. Dalam mimpinya Tuhan menunjukkan siapa diri-Nya bagi Yakub. Dalam mimpi itu pertama-tama Yakub melihat sebuah tangga yang didirikan dari bumi sampai ke langit. Tangga itu menghubungkan sorga dan bumi. Ini berarti bahwa Tuhan tidak berdiam diri di sorga dan melupakan manusia di bumi. Sebaliknya, Ia memperhatikan manusia dan peduli kepada keadaan mereka. Di samping itu, Yakub melihat malaikat yang turun naik di tangga itu. Jelas, bahwa malaikat-malaikat itu diutus Tuhan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Mereka bertindak sebagai pesuruh Tuhan. Tuhan tidak hanya memperhatikan manusia dari surga, tetapi juga bertindak melalui pesuruh-Nya untuk melakukan apa yang Ia kehendaki bagi manusia. Dan bagian terpenting dari mimpi Yakub adalah perkataan Tuhan kepada-Nya. Yakub melihat Tuhan berdiri di sampingnya dan berfirman: “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya; dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Melalui janji itu Yakub dilibatkan dalam rencana Tuhan di dunia ini. Meskipun Yakub dalam ketakutan dan terancam, namun Tuhan memberikan peranan yang besar. Yakub tidak boleh hidup untuk dirinya sendiri saja. Dia harus hidup juga untuk orang lain. Ini adalah cara Allah untuk menolong Yakub mengatasi persoalannya sendiri. Persoalannya harus dihadapi tetapi dengan tetap melibatkan diri dalam rencana Tuhan. inilah cara yang paling indah dalam mengatasi persoalan. Tuhan juga berfirman kepada Yakub: “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” Sebab itu Yakub tidak boleh putus asa. Tuhan akan melindungi Yakub dalam segala keadaannya.
AYAT 16-22
Kehadiran TUHAN tidak hanya menyentuh emosi. Yakub memang tersadar dan takut (28:16-17), namun ia juga meresponi penyertaan Allah dengan tindakan-tindakan konkrit. Perjumpaan dengan TUHAN membawa perubahan nyata. Seluruh keberadaan seseorang digerakkan oleh perjumpaan itu.
Pertama, mengadakan tanda peringatan (28:18-19). Sesudah menyadari kehadiran Allah di tempat itu, Yakub menjadikan batu tempat ia meletakkan kepala sebagai sebuah tugu peringatan. Ia juga meminyaki bagian atas dari batu tersebut sebagai tanda penahbisan. Tidak lupa ia pun memberikan nama yang baru yang lebih sesuai dengan pengalaman tersebut. Lus yang berarti “tempat perlindungan” sekarang diganti dengan Bethel yang berarti “rumah Allah”. Yakub merasakan perlindungan yang pasti dan nyata saat ia berada di rumah Allah. Allah adalah tempat perlindungan sejati.
Kedua, membangun relasi dengan Allah (28:21-22a). Sebagian teolog menganggap bahwa peristiwa di Bethel tidak mengubahkan Yakub. Ia tetap sebagai orang yang mengandalkan usaha sendiri. Dalam hal ini ia menawar Allah (ayat 21 “Jika Engkau…..maka TUHAN akan menjadi Allahku”). Pandangan di atas tampaknya kurang tepat. Apa yang dilakukan Yakub di kisah ini menunjukkan bahwa ia sedang mengadakan perjanjian dengan Allah. Elemen-elemen perjanjian muncul secara cukup eksplisit di bagian ini: inisiatif dari pihak superior, janji-janji dari yang superior, tanda persetujuan (tugu dan pencurahan minyak), dan komitmen dari pihak inferior (nazar). Karena ini sebuah perjanjian, sangat wajar jika ditemukan ungkapan-ungkapan bersyarat (“jika….maka….”). Ungkapan “maka TUHAN akan menjadi Allahku” (28:21b) bukan tanda keraguan, apalagi alat tawar kepada TUHAN. Ungkapan itu berkaitan dengan pembuktian dari pihak Allah. Jika Yakub diberkati dan berhasil pulang ke rumahnya dengan selamat, maka hal itu menunjukkan bahwa TUHAN benar-benar Allah yang sudah mengadakan perjanjian dengan Yakub. Dengan demikian relasi dalam konteks perjanjian telah dikukuhkan. Karena itulah ungkapan ini dihubungkan dengan nazar Yakub untuk mendirikan rumah Allah (28:22a). Ia ingin membangun relasi yang penuh makna dengan TUHAN.
Ketiga, mengambil komitmen untuk memberikan persepuluhan (28:22b). Sebelum peraturan Taurat tentang persepuluhan diberikan, Abraham dan Yakub telah bertekad memberikannya (14:20b; 28:22). Analisa konteks di dua teks ini sama-sama mengaitkan persepuluhan dengan berkat dan perlindungan Allah (14:19-20a). Hal ini mengajarkan beberapa hal penting tentang pemberian persepuluhan. Pemberian persepuluhan lebih didorong oleh ucapan syukur atas kebaikan Allah daripada keterpaksaan yang legalistik dan membebani. Persepuluhan dimulai dengan berkat Allah, bukan alat untuk mendapatkan berkat. Dua poin ini kerap diabaikan oleh orang-orang Kristen modern.
III. Refleksi
Awalnya perjalanan Yakub dipenuhi dengan ketakutan dan ketidak pastian tentang seperti apa masa depan hidupnya, bahkan dia sendiri harus dikejar ketakutannya kepada Esau yang hendak membunuhnya. Walaupun Yakub mendapatkan berkat melalui ayahnya Ishak, namun dia belum dapat menghidupi seperti apa berkat yang dia terima itu. Namun setelah perjumpaan dengan Tuhan, Yakub sudah mulai memahami makna berkat yang diterimanya. Tentu kita dapat merasakan perjumpaan kita dengan Tuhan ketika terjadi ‘titik balik’ dalam diri kita. Kuasa Tuhan yang mengubah dengan sungguh hebat yang membawa pembaharuan dalam kehidupan kita. Diri kita yang lemah menjadi kuat, dari takut menjadi berani, merduka menjadi terhibur, dari khawatir menjadi penuh keyakinan.
2. Bersungguh-sungguh dalam iman
Setelah Yakub berjumpa dengan Tuhan melalui mimpinya, keesokan harinya dia bergegas membuat tempat itu suatu tanda perjumpaannya dengan Tuhan. Dan Yakub bernazar mununjukkan kesungguhannya menghidupi janji Tuhan yang telah diterimanya. Tanda perjumpaan kita dengan Tuhan yang telah menuntun hidup kita tidak hanya kelihatan dari pembaharuan hati namun juga adalah perbuatan untuk memuliakan Tuhan. Bahwa kita mau bersungguh-sungguh menerima janji Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yesus berkata “Mintalah....carilah....ketuklah....” artinya kita tidak pasif menerima janji Tuhan, tetapi haruslah aktif. Walaupun jalan yang kita lalui itu sulit dan kelam, namun kita tetap melangkah didalam sukacita memuliakan Tuhan. Tetaplah kita membuat suatu pertanda dalam hidup kita bahwa kita tetap beserta dengan penyertaan dan dan janji Tuhan.
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment