KHOTBAH 06 Agustus 2023 ; MATIUS 14 : 13 - 21 (Makanan dan Minuman Adalah Pemberian Allah)
.png)
I. Pendahuluan
Matius
pasal 14 menggambarkan kuasa Yesus atas alam:
1. Dia
secara ajaib memberi makan 5.000 orang (ayat 13-21)
2. Dia
berjalan di atas air (ayat 22-33)
3. Dia menyembuhkan banyak orang sakit (ayat 34-36)
II. Isi
Melalui
kisah dalam Matius 14 : 13-21 ini, marilah kita perhatikan tafsiran ayat per
ayatnya:
Ayat
13 “Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak
mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak
mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota
mereka.”
Yesus
mendengar tentang kebencian dan kekejaman Herodes terhadap-Nya (ay. 1-11)
sehingga Dia menarik diri dari wilayah kekuasaan Herodes. Hal itu Yesus lakukan
bukan karena kecut hati-Nya, melainkan karena pemahaman-Nya akan waktu Bapa-Nya
bagi pelayanan-Nya.
Ayat
14-15 “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya,
maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan
mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan
berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah hampir malam. Suruhlah orang banyak
itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.”
Belas
kasihan Yesus terhadap orang banyak menggerakkan-Nya untuk menyembuhkan orang
sakit dan mengejar mereka (Mrk. 6:34). Hal itu dilakukan Yesus sampai petang.
Kasih sayang-Nya terhadap orang banyak yang membutuhkan-Nya sangat luar biasa.
Yesus
dan para murid bisa membuat banyak alasan yang masuk akal, seperti: “Ini bukan
tempat yang tepat”, “ini bukan waktu yang tepat” atau “orang-orang ini bisa
menjaga diri mereka sendiri.” Memang tidak ada keharusan untuk memberi makan
orang banyak ini. Orang-orang ini sudah biasa melewatkan makan, dan mereka pun
pasti tidak mengharapkan apa-apa. Meskipun begitu, Yesus menaruh belas kasihan
pada mereka.
Ayat
16 “Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus
memberi mereka makan.”
Dengan
ini, Yesus menguji baik belas kasihan maupun iman para murid. Namun, Dia tidak
menyuruh mereka untuk mengambil tindakan apapun untuk memenuhi kebutuhan, juga
tidak meminta mereka melakukan pekerjaan. Kalau mereka mengingat peristiwa air
berubah menjadi anggur di Kana (Yoh. 2:1-11), mereka harusnya meminta Yesus
untuk memenuhi kebutuhan dan bukan menyuruh orang banyak itu pergi.
Ayat
17-19 “Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.”
Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.” Lalu disuruhnya orang banyak itu
duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus
menengadah ke langit dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu
murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.”
Lima
roti dan dua ikan ini diperoleh dari seorang anak laki-laki di antara orang
banyak itu (Yoh. 6:9). Yesus meminta orang banyak itu duduk di rumput,
menunjukkan bahwa hal ini lebih dari sekedar mengisi perut mereka dengan
makanan (karena bisa juga dilakukan dengan mereka berdiri). Yesus ingin memberi
mereka makan sampai kenyang.
Kemudian
Yesus mengucapkan berkat kepada Bapa-Nya atas makanan yang ada pada-Nya.
Kemudian, Dia menyerahkan makanan itu kepada para murid untuk dibagikan kepada
orang-orang agar mereka juga mendapat bagian dalam pelayanan ini. Makanan yang
porsinya sedikit mampu memberi makan 5.000 pria (ditambah wanita dan
anak-anak). Tidak ada yang tahu dari mana sebenarnya roti itu berasal. Yesus
melalui peristiwa ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah dapat menyediakan
sumber daya yang tidak dapat kita lihat atau ketahui dengan cara apa pun. Lebih
mudah menaruh iman saat kita tahu bagaimana Tuhan menyediakannya, namun Tuhan
juga sering menyediakan dengan cara yang tidak terduga dan tidak dapat
dipahami.
Ayat
20-21 “Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan
kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.”
Bukan
hanya tentang berkat yang melimpah, tapi juga Tuhan tidak mau sisa-sisa makanan
terbuang sia-sia. Oleh karena itu, para murid mengumpulkan makanan yang
tersisa.
Keistimewaan dalam kisah
ini dengan dicatatnya dalam keempat Injil menunjukkan bahwa baik Roh Kudus
maupun gereja mula-mula menganggap kisah ini penting dan bahkan lebih dari
sekedar penting sebagai contoh tentang kuasa ajaib Yesus. Lewat kisah ini ada
beberapa hal yang hendak kita pelajari:
1.
Kisah ini menunjukkan bahwa Yesus dapat
memberi makan umat Allah, sama seperti Israel yang diberi makan saat di padang
gurun. Ada ekspektasi yang muncul yaitu bahwa Mesias akan memulihkan penyediaan
manna.
2.
Kisah ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki
belas kasihan dan kepedulian terhadap umat Allah, bahkan saat kita mengira
mungkin kesabaran-Nya akan habis.
3.
Kisah ini menunjukkan bahwa Yesus
memilih untuk bekerja melalui tangan para murid, bahkan ketika itu tidak
penting untuk hasil langsung.
4. Kisah ini menunjukkan contoh atau gambaran perjamuan mesianik besar yang Mesias akan alami bersama dengan umat-Nya di Surga.
III. Aplikasi
Kisah
“Memberi makan 5.000 orang” ini juga memberi kita tiga prinsip tentang
penyediaan Tuhan:
1. Bersyukurlah
kepada Tuhan dan gunakan dengan bijak apa yang kita miliki
2. Percayalah
pada sumber daya Allah yang tidak terbatas.
3. Jangan
menyianyiakan apa yang Dia berikan kepada kita.
Yang terpenting, Yesus tidak hanya
menyediakan makanan sehari-hari bagi kita, tetapi juga kebutuhan terbesar kita
akan seorang Penyelamat untuk membayar hukuman atas semua dosa kita di kayu
salib! Orang-orang itu menerima makanan dan menikmatinya. Sudahkah saudara
menerima Yesus sebagai Juruslamat pribadi dan menikmati jaminan kekekalan yang
akan saudara habiskan di surga?
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment