-->

sosial media

Wednesday, 30 August 2023

KHOTBAH 3 SEPTEMBER 2023 ; 2 KORINTUS 8 : 1-7 ( MELAYANI DENGAN KASIH )

 

I.                   Pendahuluan

Berbagi adalah kata yang mudah diucapkan namun sulit dalam pelaksanaannya. Jika kita ditanya, apakah kita lebih suka memberi atau menerima? Mungkin mayoritas di antara kita akan menjawab “menerima”. Mengapa banyak orang sukar memberi atau melayani dengan kasih kepada orang-orang yang membutuhkan? Apakah karena mereka tidak memiliki apa-apa seperti harta benda? Atau jika mereka memiliki sesuatu, mengapa mereka enggan untuk berbagi? Melalui firman Tuhan ini, kita hendak disadarkan akan pentingnya melayani dengan kasih dan berbagi seorang akan yang lain.

II.                Isi

Pasal ini membahas Paulus sangat mendorong dan mengarahkan orang-orang Korintus untuuk melakukan suatu pekerjaan amal khusus, yaitu membantu orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem dan Yudea, mengikuti teladan yang baik dari jemaat-jemaat di Makedonia (Rm. 15:26). Pada ayat 1 dijelaskan bahwa umat Kristen di jemaat ini merasakan “kasih karunia Tuhan” yang luar biasa ketika mereka telah menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka secara pribadi. Mereka telah merasakan kemurahan hati-an Tuhan melalui Putra Tunggal-Nya, sehingga mereka juga dimampukan untuk dapat memberi dengan pengorbanan dan kemurahhatian kepada mereka yang membutuhkan.

Di ayat 2, orang-orang Makedonia, meski berada dalam ujian penderitaan yang berat dan berada dalam kemiskinan ekstrem, tetap dapat memberi dengan murah hati (dilimpahi kekayaan kemurahan hati). Mengapa Paulus menulis tentang hal memberi? Untuk apa ia mengumpulkan uang? Paulus menggalang dana untuk membantu orang-orang Kristen, di Yerusalem, yang sangat miskin. Upaya ini sebelumnya telah disebutkannya dalam 1 Korintus 16:1-4.

Pada ayat 3, Paulus mengetahui bahwa orang Makedonia memberi dalam dua cara. Pertama, mereka memberi sesuai dengan kemampuannya dalam artian dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, bukan pemberian yang “besar”. Namun, karena tidak punya banyak uang, mereka memberi sesuai dengan sedikit yang mereka punya. Mereka memberi melebihi kemampuan mereka. Kisah persembahan janda dalam Lukas 21:1-4 menggambarkan hal yang sama. Dia hanya memberi dua peser, yang merupakan jumlah uang yang sangat kecil. Dalam artian, dia memberi sesuai dengan kemampuannya. Namun demikian, karena ia memberikan semua kepunyaannya – padahal ia bisa saja menyimpan satu peser untuk dirinya sendiri – artinya ia memberikan melebihi kemampuannya. Prinsip memberi yang sama juga terlihat pada umat Kristen Makedonia.

Di ayat 4 dijelaskan bahwa orang Makedonia-lah yang memohon kepada Paulus agar diberikan hak istimewa untuk memberi, bukan Paulus yang meminta uang itu dari mereka. Jadi, meskipun orang-orang Kristen di Makedonia tidak mempunyai banyak harta untuk dibagikan, mereka sungguh ingin memberi. Mereka memandang hal itu sebagai hak istimewa untuk memberi.

Kemurahan hati umat Kristiani yang benar tidak dapat diukur melalui seberapa banyak jumlah yang harus diberi. Kerap kali, mereka yang memiliki lebih sedikit lebih bermurah hati dengan apa yang mereka miliki. Teladan orang Makedonia adalah bukti nyata bahwa kemurahan hati sejati tidak hanya berlaku bagi mereka yang kaya. Kemurahan hati yang paling tulus sering kali ditunjukkan oleh mereka yang memiliki sedikit. Persembahan orang Kristen diukur bukan berdasarkan kuantitasnya, melainkan pengorbanannya.

Pada ayat 5, orang-orang Kristen di Makedonia memberikan jauh melebihi apa yang Paulus harapkan. Apa yang membuat pemberian mereka begitu spektakuler? Bukan karena banyaknya jumlah pemberian itu. Mereka pertama-tama menyerahkan diri mereka kepada Tuhan, dan kemudian kepada orang-orang kudus atas kehendak Tuhan. Mengapa orang Makedonia merupakan teladan yang baik dalam hal memberi? Karena mereka pertama-tama memberikan diri mereka kepada Tuhan; lalu mempercayakan pemberian mereka kepada Paulus dan rasul-rasul lainnya. Dalam memberi, masalah sebenarnya bukanlah memberi uang. Memberi berarti mempersembahkan diri kita kepada Tuhan. Kalau kita benar-benar mempersembahkan diri kepada Tuhan, maka pemberian berupa materi pun dengan sendirinya akan mengikuti.

Di ayat 6, Rekan Paulus, Titus, sebagai pembawa pesan ini diharapkan mendorong jemaat Kristen di Korintus agar benar-benar mau melakukan pelayanan kasih ini, yang akan ia sampaikan kepada Paulus.

Lalu di ayat 7, Paulus seperti sedang menyindir orang-orang Kristen di Korintus mungkin menganggap diri mereka berlimpah dalam semua hal. Dalam ayat ini, Paulus seolah-olah berkata, “Baiklah, aku akan percaya dengan perkataanmu. Kamu melakukan lebih dari yang kamu bisa dalam semua hal ini. Maka sekarang, berlimpahlah juga dalam pelayanan kasih ini.”

Sekarang, untuk keempat kalinya sejak awal pasal ini, Paulus menyebutkan ‘memberi uang’ sebagai pelayanan kasih (kasih karunia Tuhan… menerima pemberian… melengkapi kasih karunia ini). Kemampuan untuk memberi dan hati yang memberi adalah karunia cuma-cuma (yakni anugerah) dari Tuhan. Memberi adalah karya kasih karunia Tuhan di dalam kita. Saat Anda melihat orang beriman yang benar-benar dermawan, berarti ada pekerjaan Tuhan yang besar yang terjadi di dalam hatinya.

Pemberian kita hendaknya seperti Tuhan yang memberi anugerah kepada kita: memberi dengan cuma-cuma, dengan murah hati, karena mau memberi. Ketika Tuhan memberi kita kasih karunia, motif Tuhan memberi adalah karena kemurahan-Nya, bukan berdasarkan pada orang yang menerima. Begitulah cara kita memberi – karena kasih dan kemurahan Tuhan begitu besar di hati kita makanya kita tergerak untuk memberi.

Pemberian kita, seperti halnya anugerah Tuhan kepada kita, harus diberikan tanpa mengharapkan imbalan sebagai balasannya. Tuhan tidak memberi kepada kita dengan mengharapkan “balas budi.” Kita tidak akan pernah bisa membalas kebaikan Tuhan. Kita hanya bisa melayani dan mengasihi-Nya sebagai balasannya.

III.              Aplikasi

Allah itu kasih dan begitu mengasihi kita, sehingga Ia dengan rela mengaruniakan Putra-Nya Yesus Kristus untuk menderita dan mati karena dosa-dosa kita (Ef. 2:8-9).

Kita semua, yang secara pribadi telah menerima Yesus sebagai Juruselamat kita dan diselamatkan melalui tindakan kasih karunia Allah yang luar biasa ini, harus membuktikan keselamatan kita dengan mau berkorban melayani orang lain dengan kasih, dan dengan memberi kepada orang miskin; dan mau berkorban melayani orang lain yang belum menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka dengan membagikan Injil kepada mereka. Selagi ada kesempatan melayanilah dengan kasih demi kehormatan dan kemuliaan nama Tuhan Yesus.

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

Post a Comment

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim