KHOTBAH MINGGU 29 OKTOBER 2023; 1 TESALONIKA 2 : 1-8 ( KEBERANIAN MEMBERITAKAN INJIL KARENA PERTOLONGAN ALLAH )
.png)
Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia memberikan satu perintah yang
sangat penting kepada murid-murid-Nya yakni agar mereka memberitakan Injil
(Mat. 28 : 19-20). Karena berharganya perintah ini, sehingga sering disebut
“Amanat Agung”. Perintah inilah yang dasar keberanian Rasul Paulus untuk
memberitakan Injil dalam setiap pelayanannya, salah satunya kepada jemaat yang
ada di Tesalonika.
II. Isi
1 Tesalonika pasal 2 menjelaskan tentang pelayanan
Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika. Kamu sendiri pun memang tahu (ay. 1):
Ini adalah awal dari bagian di mana Paulus membela kepribadian dan pelayanannya
di hadapan jemaat Tesalonika. Ini bukan karena Paulus merasa tidak aman dengan
pelayanannya, tetapi karena ia memiliki banyak musuh di Tesalonika (Kis. 17:5-6
dan 17:13) yang menjelek-jelekkan dia karena tidak hadir di sana, terutama
karena kepergiannya yang tergesa-gesa dari Tesalonika (baca Kis. 17:1-10).
Musuh-musuh Paulus mengatakan bahwa ia meninggalkan kota itu dengan cepat
karena ia adalah seorang pengecut yang mementingkan diri sendiri.
Paulus
menulis surat ini secara pribadi, tetapi sebenarnya ini bukan masalah pribadi
bagi Paulus. Ia tahu bahwa ini penting demi Injil. Jika Paulus dijelekkan, maka
pesan Injil itu sendiri akan dijelekkan. Berikut ini adalah tuduhan palsu yang
dibuat oleh musuh-musuhnya:
·
“Paulus
ditangkap di kota lain dan ia seorang pengacau” (1 Tes. 2:2).
·
“Pelayanan
Paulus didasari oleh motivasi yang tidak murni” (1 Tes. 2:3).
·
“Paulus dengan
sengaja menipu orang lain” (1 Tes. 2:3)
·
“Paulus
berkhotbah untuk menyenangkan manusia, bukan Allah” (1 Tes. 2:4)
·
“Paulus
melakukan pelayanan sebagai tentara bayaran, untuk mendapatkan apa yang ia bisa
dapatkan dari pelayanan itu secara materi” (1 Tes. 2:5)
·
“Paulus hanya
menginginkan kemuliaan pribadi” (1 Tes. 2:6).
Kedatangan
kami di antaramu tidaklah sia-sia (ay. 1): Kata sia-sia berarti
kosong atau hampa. Kedatangan-Nya tidak sia-sia atau hampa, seolah-olah Ia
hanyalah seorang penjual atau pedagang. Ia datang dengan berita Injil yang
paling berharga dan berkuasa (Roma 1:16)
Seperti
kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi (ay. 2):
Paulus mengingatkan jemaat di Tesalonika tentang penderitaannya di Filipi (Kis.
16:22-24). Melalui hal ini, ia menegaskan bahwa ia tidak akan terus menerus menerima
pemukulan dan konflik jika ia melakukannya hanya untuk dirinya sendiri. Ketika
Paulus tiba di Tesalonika, luka-luka di punggungnya akibat cambukan yang diterimanya
di Filipi masih terlihat di punggungnya. Jika Paulus berada di sana hanya untuk
kepentingannya sendiri, ia pasti sudah berhenti berkhotbah dan melakukan hal
lain yang lebih "menguntungkan”.
Kami
beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu (ay. 2):
Terlepas dari apa yang dikatakan oleh para penuduh Paulus, ia tidak hanya
memberitakan Injil ketika ia merasa senang atau nyaman. Ia tahu bagaimana
rasanya berbicara dengan berani bagi Tuhan bahkan di tengah-tengah banyak pertentangan.
Sebab
nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni (ay.
3):
Kemurnian pesan Paulus membuat jelas bahwa tidak ada maksud yang tidak murni
dalam pelayanannya. Di dunia abad pertama di mana Paulus hidup, ada banyak
agama yang saling bersaing, dan banyak pendeta dari agama-agama tersebut
dimotivasi oleh keserakahan dan keuntungan.
Banyak
dari agama-agama ini disebarkan secara agresif melalui para misionaris yang
oportunis, yang mengambil semua yang mereka bisa dari para pengikutnya, dan
kemudian berpindah untuk mencari orang lain untuk mendukung mereka.
Karena
itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk
menyukakan Allah yang menguji hati kita (ay. 4):
Paulus tahu bahwa Injil yang ia sampaikan tidak akan selalu menyenangkan hati
manusia, tetapi ia tahu bahwa Injil itu berkenan kepada Allah. Paulus berusaha
membuat Injil semenarik mungkin, tetapi ia tidak pernah mengubah kebenaran
Injil. Paulus tidak pernah berkompromi dengan isu-isu seperti kebutuhan manusia
akan keselamatan, karya ajaib Yesus di kayu salib, kebangkitan Yesus, dan kehidupan
baru.
Karena
kami tidak pernah bermulut manis … loba yang tersembunyi (ay. 5).
Paulus memahami bahwa ketamakan selalu memiliki dalih. Tetapi Paulus tidak
menggunakan kata-kata sanjungan yang sering kali menjadi dalih untuk
keserakahan. Setiap pelayan harus dengan jujur bertanya pada dirinya sendiri
apakah ia melayani Tuhan dengan tulus atau sebagai cara untuk mendapatkan uang
dan kekuasaan dengan mudah.
Juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia (ay. 6):
Ketika Paulus melayani jemaat di Tesalonika, ia tidak mementingkan kehormatan
pribadinya. Ia tidak membutuhkan perkenalan yang mewah, gelar keagamaan atau
pujian. Paulus tidak mencari kemuliaan dari orang-orang karena ia merasa
kebutuhannya akan rasa aman dan penerimaan terutama berasal dari Yesus. Ini
berarti dia tidak menghabiskan hidupnya untuk mencari dan mendapatkan
penerimaan dari manusia. Dia melayani dari pemahaman akan identitasnya di dalam
Yesus (sebagai seseorang yang berharga bagi Yesus dan seseorang yang akan
mendapatkan pahala dari Yesus). Meskipun kita harus memberikan penghormatan dan
penghargaan kepada hamba-hamba Tuhan, hamba-hamba Tuhan tidak boleh
mencari-carinya.
Sekalipun
kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus (ay. 6):
Paulus berada di tengah-tengah jemaat Tesalonika untuk menyampaikan kebenaran
Injil kepada mereka, bukan untuk mengambil sesuatu dari mereka. Ia tidak datang
untuk menuntut sebagai seorang rasul/uskup.
Tetapi
kami berlaku ramah di antara kamu (ay. 7): Paulus seperti
seorang ibu yang sedang menyusui, yang hanya ingin memberi kepada anaknya.
Meskipun beberapa orang di antara jemaat Tesalonika menuduh Paulus melayani
demi kepentingan pribadi, tetapi Paulus hanya meminta jemaat di Tesalonika
untuk mengingat sifat lemah lembut dalam pelayanannya di tengah-tengah mereka.
Bukan
saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri
dengan kamu (ay. 8): Pengorbanan yang Paulus lakukan demi pelayanan
kepada jemaat Tesalonika bukanlah sebuah beban. Ia senang melakukannya karena Paulus
sangat menyayangi jemaat Tesalonika, karena mereka telah menjadi orang-orang
yang disayangi oleh Paulus dan rekan-rekan sekerjanya.
Tetapi
juga hidup kami sendiri dengan kamu (ay. 8): Pemberitaan Paulus
menjadi efektif karena ia tidak hanya memberikan Injil, tetapi juga memberikan
dirinya (pelayanan dan pengorbanannya) dan ia memberikan karena kasih (kamu telah
menjadi sangat kami kasihi).
III.
Aplikasi
Rasul
Paulus, memberitakan Injil dengan penuh keberanian, meskipun ia menghadapi
banyak perlawanan dari orang-orang Yahudi dan kaum penyembah berhala. Banyak
dari kita yang takut untuk memberitakan Injil meskipun kita tidak menghadapi
perlawanan yang sama kuatnya (ditangkap,dicambuk, dan dipenjara) seperti yang
dihadapi Paulus.
Paulus
memiliki keberanian untuk melakukan hal ini, karena ia tahu bahwa Tuhan akan
menolongnya untuk memberitakan Injil seperti yang dijanjikan-Nya dalam Amanat
Agung ketika Yesus berkata “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.”
Tuhan
Yesus telah berjanji kepada kita bahwa Ia akan selalu menyertai kita, ketika kita
pergi dan memberitahukan kepada dunia bahwa mereka adalah orang-orang berdosa
yang akan masuk neraka, dan bahwa mereka semua membutuhkan Juruselamat yang telah
berjanji untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya bahwa Ia telah mati
untuk dosa-dosa mereka (“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu,
yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor. 15:3). Keberanian untuk
memberitakan Injil didasarkan pada keyakinan akan pertolongan Allah, bukan
pencarian kepuasan diri atau pujian manusia.
Amin.
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment