KHOTBAH 12 NOVEMBER 2023 ; 1 Tesalonika 5 : 1 -11 ( Saling Membangun Dalam Menantikan Tuhan )
.png)
Dalam pasal sebelumnya, Rasul Paulus menjelaskan bahwa Tuhan Yesus akan
datang kedua kalinya. Paulus juga mengajarkan jemaat Tesalonika untuk saling
menguatkan dengan firman Allah. Sesudah mendengar kabar indah tentang
kedatangan Tuhan Yesus itu di mana Ia akan menyelamatkan mereka yang hidup dan
yang mati, maka Paulus memperdalam pengajarannya tentang: (1) Kapan Yesus akan
datang kembali; (2) Siapa anak-anak terang (siang) dan anak-anak kegelapan
(malam) dan (3) Bagaimana sikap orang percaya di dalam menantikan kedatangan
Tuhan Yesus itu.
II.
Isi
Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara,
tidak perlu dituliskan kepadamu (ay. 1): Jemaat Tesalonika
telah diajari dengan baik akan kedatangan Yesus kedua kali dan hal-hal nubuat
lainnya. Paulus mengajar mereka tentang waktu dan musim mengenai kedatangan
Yesus kedua kali.
Paulus
bersama jemaat Tesalonika hanya tinggal selama beberapa minggu (Kis. 17:2)
tetapi dalam waktu yang singkat itu, ia mengajar mereka tentang waktu dan musim
nubuatan tentang kedatangan Yesus kedua kali. Paulus akan terkejut bahwa
sebagian orang Kristen saat ini menganggap kedatangan Yesus kedua kali sebagai
ajaran yang tidak penting.
Yesus
mengkritik para pemimpin agama pada zaman-Nya karena mereka tidak dapat
memahami tanda-tanda zaman (Mat. 16:1-3). Kita juga harus mempelajari Kitab
Suci, dan melihat dunia di sekitar kita, sehingga kita dapat menyadari waktu
dan musim.
Hari Tuhan akan datang (ay. 2a):
Dengan ungkapan ini, Paulus mengutip sebuah konsep yang sudah tidak asing lagi
dalam Perjanjian Lama. Konsep di balik ungkapan hari Tuhan adalah bahwa ini
adalah waktu Tuhan. Manusia memiliki hari-nya, dan Tuhan memiliki hari-Nya.
Dalam arti yang sesungguhnya, hari Tuhan digenapi dengan Yesus yang menghakimi
bumi dan datang kembali dalam kemuliaan.
Hari
itu tidak berbicara tentang satu hari, tetapi tentang suatu masa ketika Tuhan dengan
cepat memajukan rencana-Nya sampai akhir zaman. Hal ini menunjukkan hari ketika
Tuhan turut campur tangan dalam sejarah untuk menghakimi musuh-musuh-Nya,
membebaskan umat-Nya, dan mendirikan kerajaan-Nya.
Hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam (ay.
2b):
Jemaat Tesalonika tahu, dan telah diajari, bahwa mereka tidak dapat mengetahui
hari kedatangan Yesus yang kedua kali. Hari itu akan tetap tidak diketahui, dan
datang sebagai sebuah kejutan, seperti pencuri di malam hari. Seorang pencuri
tidak mengumumkan waktu kedatangannya secara pasti.
Banyak
orang menganggap bahwa hari Tuhan akan datang seperti pencuri di malam hari
berarti tidak ada yang dapat atau harus diketahui tentang rencana nubuat Allah
untuk masa depan. Namun Paulus menunjukkan bahwa mereka pasti tahu bahwa
waktunya tidak dapat diketahui dengan pasti. Yesus melarang menentukan tanggal
ketika Ia berkata tentang hari dan jam yang tidak seorang pun tahu (Mat.
24:36). Allah ingin hari itu tidak terduga, tetapi Dia ingin umat-Nya bersiap
untuk hal yang tidak terduga.
Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman
maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan (ay. 3a). Hal yang tak
terduga pada hari itu akan menjadi tragedi bagi orang yang tidak percaya.
Mereka akan terbuai oleh kondisi politik dan ekonomi, tetapi mereka akan terbangun
secara kasar. Mereka akan mendengar vonis yang menakutkan "mereka pasti tidak akan luput."
Seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh
sakit bersalin (ay. 3b): Ungkapan nyeri persalinan
menggambarkan rasa sakit ibu yaitu:
1. Pasti
2. Tiba-tiba
3. Tidak terelakkan
Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di
dalam kegelapan (ay.
4a): Dalam menanggapi perilaku mereka, Paulus awalnya hanya mengatakan
kepada orang-orang Kristen Tesalonika bahwa mereka harus menjadi diri mereka
sendiri. Allah telah menjadikan kita adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Masa ketika kita
berasal dari orang-orang malam atau
orang-orang kegelapan telah berlalu. Jadi sekarang kita hanya perlu
hidup sesuai dengan apa yang telah Allah ciptakan untuk kita.
Sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti
pencuri
(ay. 4b). Paulus bermaksud agar hal ini tidak terjadi pada
orang percaya karena mereka harus siap menyambut kedatangan Yesus Kristus.
Dalam
hal tertentu, kedatangan Yesus akan menjadi kejutan bagi semua orang, karena
tidak ada seorang pun yang mengetahui hari atau jamnya (Mat. 24:36), namun bagi
orang Kristen yang mengetahui waktu dan musimnya, hal itu tidak akan menjadi
kejutan yang sepenuhnya mengejutkan. Tidak ada yang tahu kapan pencuri akan
datang, tetapi kita harus hidup dengan mengetahui bahwa pencuri bisa datang
kapan saja. Mereka yang bukan orang-orang
kegelapan, yang hidup sebagai anak-anak terang dan anak-anak siang, mereka ini siap untuk
kedatangan Yesus kembali (ay. 5). Tetapi jika kita berada di dalam kegelapan, maka kita tidak siap
dan perlu membuat diri kita siap untuk kedatangan Yesus kembali.
Sebab itu baiklah jangan kita tidur (ay. 6a):
Karena kita bukan milik malam atau kegelapan, kondisi rohani kita tidak boleh
ditandai dengan tidur. Secara rohani, kita harus aktif dan sadar, untuk
tetap berjaga-jaga dan sadar.
Jangan
kita tidur: Kata tidur di sini digunakan sebagai kiasan
untuk menggambarkan ketidakpedulian terhadap realitas rohani di antara
orang-orang percaya.
Tidur
menunjukkan
begitu banyak hal yang menjadi milik dunia (orang lain), tetapi seharusnya
tidak menjadi milik orang Kristen:
· Tidur
berbicara tentang ketidaktahuan.
· Tidur
berbicara tentang ketidakpekaan.
· Tidur
berbicara tentang tidak adanya pembelaan.
· Tidur
berbicara tentang ketidakaktifan.
Tetapi
berjaga-jaga dan sadar (ay. 6b) bukan berarti tidak
memiliki rasa humor. Sadar berarti seseorang yang mengetahui nilai yang tepat
dari berbagai hal, dan karena itu tidak terlalu bersemangat tentang hal-hal di
dunia ini. Orang yang menjalani hidupnya untuk bersenang-senang dan hiburan
bukanlah orang yang sadar.
Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan
mereka yang mabuk, mabuk waktu malam
(ay. 7): Kebalikan dari berjaga-jaga secara rohani adalah
tidur secara rohani. Kebalikan dari ketenangan rohani adalah mabuk secara
rohani. Sebagai orang Kristen, kita hidup disiang hari, maka kita harus berjaga-jaga dan sadar.
Berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan
pengharapan keselamatan (ay. 8b): Paulus menggunakan
perumpamaan baju zirah seorang prajurit untuk menggambarkan konsep
berjaga-jaga. Seorang prajurit adalah contoh yang baik tentang seseorang yang
harus berjaga-jaga dan sadar, dan ia diperlengkapi untuk melakukannya dengan
perlengkapan perisainya.
Iman dan kasih dilambangkan
sebagai baju zirah karena
baju zirah menutupi organ-organ vital. Tidak ada prajurit yang akan pergi
berperang tanpa baju zirahnya, dan tidak ada orang Kristen yang diperlengkapi
untuk menjalani kehidupan Kristen tanpa iman dan kasih.
Pengharapan keselamatan dilambangkan
sebagai ketopong (helm), karena helm melindungi kepala, yang sama
pentingnya dengan baju zirah. Pengharapan tidak digunakan dalam arti
angan-angan, tetapi dalam arti pengharapan yang penuh keyakinan akan tangan
Tuhan di masa depan.
Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa
murka (ay 9a): Sebelum kita memiliki pengharapan atas
keselamatan (1 Tes. 5:8), kita telah ditetapkan untuk ditimpa murka. Sekarang kita tidak lagi ditentukan
untuk ditimpa murka, tetapi untuk
beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (ay. 9b).
Murka: Perlu dipahami bahwa
yang Paulus maksudkan adalah murka Allah. Kita diselamatkan dari dunia, daging,
dan iblis. Tetapi yang pertama dan terutama, kita diselamatkan dari murka
Allah, murka penderitaan di neraka yang layak kita terima. Seluruh konteks
Paulus di sini adalah penyelamatan orang percaya dari murka Allah. Penetapan
kita untuk menerima murka Allah dilakukan dengan dua cara. Pertama, karena apa
yang Adam lakukan terhadap kita dan seluruh umat manusia, kita ditetapkan untuk
menerima murka (Rm. 5:14-19). Kedua, karena dosa kita sendiri, kita ditetapkan
untuk menerima murka. Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia berdiri menggantikan
kita dalam penunjukan kita untuk menerima murka dan Dia membawa kita kepada penunjukan
untuk memperoleh keselamatan. Sebagai orang percaya, penunjukan kita untuk
dimurkai, dibatalkan oleh Yesus.
Setelah
beroleh keselamatan oleh Yesus
Kristus, kita akan selalu
hidup bersama dengan Dia (ay. 10). Janji persatuan dengan Yesus
tidak dapat diingkari; tidak peduli apakah kita hidup atau mati (entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur),
kita akan selalu bersama dengan-Nya.
Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain (ay. 11a):
Paulus mengatakan kepada kita untuk tidak mencari nasihat tetapi memberi
nasihat. Jika semua orang Kristen memiliki hati untuk saling menasihati seorang
akan yang lain, maka semuanya akan dikuatkan.
Dan saling membangunlah kamu, seperti yang memang
kamu lakukan (ay. 11b): Ketika kita membangun orang
Kristen lainnya, maka Allah akan membangun kita. Idealnya adalah sebuah gereja
yang penuh dengan anggota yang aktif, bukan penonton yang pasif. Di
gereja-gereja mula-mula pada masa Paulus, pemeliharaan jiwa-jiwa tidak
diserahkan kepada seorang pendeta, tetapi merupakan pekerjaan setiap orang
percaya. Mereka sudah saling menasihati, tetapi mereka harus terus menghibur
orang lain, dan melakukannya lebih banyak lagi.
III.
Aplikasi
Kita
melihat dunia di sekitar kita semakin rusak. Iklim semakin gila. Ada perang di
mana-mana. Makanan semakin mahal. Penyakit-penyakit menyebabkan begitu banyak
kesulitan. Tetapi kita sebagai orang Kristen tahu bahwa dunia ini akan segera
dihancurkan dan Tuhan akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru (2
Ptr. 3 : 10-13).
Kita
sebagai orang Kristen, yang telah percaya bahwa Yesus telah membayar hukuman
atas semua dosa kita di kayu salib, menantikan kedatangan Tuhan untuk memerintah
sebagai Raja di langit dan bumi yang baru. Tetapi jika saudara belum percaya
secara pribadi kepada Yesus sebagai Tuhan dan dan Juruselamat, kedatangan Tuhan
akan menjadi teror besar yang tidak dapat saudara hindari (1 Tes. 5:3). Belum
terlambat untuk menerima Yesus sekarang juga, sebagai Juruselamat pribadi saudara
dengan mengakui bahwa saudara adalah orang berdosa, dan percaya bahwa Yesus
telah membayar hukuman atas semua dosa saudara.
Kita
diingatkan bahwa kita tidak ditakdirkan untuk murka Allah, melainkan untuk
keselamatan melalui Yesus Kristus dan untuk mendukung dan membangun satu sama
lain. Terima Yesus sebagai Juruselamat pribadi untuk menghindari kehancuran
yang akan datang.
Jadi,
marilah kita semua memberitahukan kepada semua orang tentang kehancuran yang
akan datang atas bumi ini, dan Injil yang luar biasa yang akan mempersiapkan
mereka untuk langit dan bumi baru yang indah!
Amin.
Tags : BAHAN KHOTBAH
BPPPWG MENARA KRISTEN
KOMITMEN DALAM MELAYANI
PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- PRO DEO ET EIUS CREATURAM
- COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
- ORA ET LABORA
- : Pdt Hendra C Manullang
- : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
- : crisvinh@gmail.com
- : menarakristen@gmail.com
Post a Comment