-->

sosial media

Thursday, 7 December 2023

KHOTBAH 10 DESEMBER 2023 ; ZAKARIA 9 : 9 - 10 ( MENYAMBUT RAJA YANG ADIL DAN JAYA )

KHOTBAH 10 DESEMBER 2023 ; ZAKARIA 9 : 9 - 10 ( MENYAMBUT RAJA YANG ADIL DAN JAYA )


 

I.       Pendahuluan

Zakharia adalah seorang imam yang diangkat oleh Allah untuk menjadi nabi bagi bangsa Israel, ketika mereka kembali ke Israel setelah pembuangan di Babel. Kitab Zakharia adalah kitab yang sangat sulit untuk dibaca/dipahami karena ada banyak puisi dan banyak penglihatan bersifat apokaliptik. Penglihatan apokaliptik adalah penglihatan yang berbicara tentang kejadian di masa depan yang sangat sulit untuk dibayangkan. Dua ayat hari ini (Zakharia 9:9-10) berbicara tentang kedatangan Yesus yang pertama (sebagai Juruselamat yang sederhana), dan kedatangan-Nya yang kedua (sebagai raja yang memerintah).

II.  Isi

Pada ayat 9, digambarkan Yesus sebagai raja yang sederhana yang memasuki Yerusalem. Lihat, rajamu datang kepadamu… seekor keledai beban yang muda. Raja Mesias ini rendah hati. Dia tidak sedang mencoba untuk terlihat rendah hati dengan menunggang keledai.Pada masa hidup Yesus, sudah menjadi tradisi bagi seorang raja yang datang dengan damai (bukan perang) untuk duduk di atas seekor keledai.

Banyak orang yang sombong mencoba untuk bersikap/tampak rendah hati melalui penampilan luar mereka, tetapi Yesus benar-benar rendah hati.

Bersorak-soraklah dengan nyaring… bersorak-sorailah,… Lihat, rajamu datang kepadamu. Hal ini dengan jelas menubuatkan apa yang dikenal sebagai kedatangan Yesus yang penuh kemenangan (yang dikutip oleh Matius "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." (Matius 21:5) ketika Ia memperkenalkan diri-Nya sebagai Mesias kepada Yerusalem dan bangsa Israel.

Meskipun pawai kemenangan adalah perayaan yang penuh sukacita, penonton Romawi akan penasaran dengan apa yang begitu penuh dengan sukacita dari pawai ini. Sama sekali tidak sebanding dengan parade yang dilakukan Julius Caesar ketika dia kembali ke Roma dari negara yang ditaklukkannya. Parade Caesar berlangsung selama tiga hari saat ia memamerkan semua tawanan dan barang rampasan yang dibawanya kembali. Berbeda dengan hal ini, arak-arakan Yesus pasti terlihat sangat sederhana, dan ini menunjukkan bahwa Yesus adalah raja yang berbeda. Yesus datang untuk menaklukkan musuh terbesar kita, yaitu dosa-dosa kita dengan naik ke kayu salib dan mati untuk membayar hukuman atas dosa-dosa kita. Di kayu salib, Dia memenangkan kemenangan terbesar (yaitu, kehidupan kekal) bagi kita semua!

Masuknya Yesus ke dalam kemenangan dijelaskan secara rinci dalam keempat catatan Injil (Matius 21:1-11; Markus 11:1-11; Lukas 19:29-44; dan Yohanes 12:12-19).

Ayat 10 berbicara tentang kekuatan dan kekuasaan pemerintahan Yesus ketika Ia datang kembali. Busur perang akan dilenyapkan. Zakharia 9:9 berbicara tentang kedatangan Yesus yang pertama kali sebagai juruselamat yang rendah hati yang datang untuk mati di kayusalib bagi dosa-dosa kita. Tetapi Zakharia 9:10 berbicaratentang kedatangan Yesus yang kedua kali sebagai rajayang berkuasa.

Kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai kelaut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. Ketika Yesus memerintah di bumi ini, pemerintahan-Nyaakan bersifat universal. Seluruh bumi akan berada dibawah kekuasaan-Nya.

Ketika Yesus datang untuk pertama kalinya, Ia membatasi pelayanan-Nya hanya di tanah Israel. Ketika Yesus datang untuk kedua kalinya untukmendirikan Kerajaan-Nya, Ia "akan menyampaikan damaisejahtera kepada bangsa-bangsa" dan tidak akan ada lagi peperangan ("akan melenyapkan kereta-kereta... kuda-kuda... busur perang ").

III.   Aplikasi

Kita tidak berada di Yerusalem 2000 tahun yang lalu untuk menyambut Yesus sebagai Juruselamat kita. Tetapi setiap orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya menantikan kedatangan Yesus sebagai raja kita yang adil dan mulia ketika Ia datang kembali sebagai raja atas seluruh alam semesta. Tetapi jika Anda belum menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi Anda, kedatangan-Nya yang kedua kali akan menjadi sesuatu yang menakutkan, karena Yesus datang untuk menghakimi dunia sebagai raja yang berkuasa (bukan untuk menawarkan keselamatan sebagai Juruselamat yang rendah hati).Jika Anda belum menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi Anda, lakukanlah sekarang juga dengan mengakui bahwa Anda adalah orang berdosa yang layak masuk neraka, dan menerima Yesus di dalam hati Anda, sebagai juruselamat yang telah mati untuk semua dosa Anda.

Thursday, 16 November 2023

KHOTBAH 19 NOVEMBER 2023; Ulangan 8 : 7-18 ( JANGAN MELUPAKAN TUHAN )

KHOTBAH 19 NOVEMBER 2023; Ulangan 8 : 7-18 ( JANGAN MELUPAKAN TUHAN )

 

I.       Pendahuluan

Kitab Ulangan menjelaskan apa yang dilakukan bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah perjanjian (setelah 40 tahun mengembara di padang gurun). Musa memberikan tiga khotbah kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian.

Ulangan pasal 1-4 mencatat khotbah pertama yang ia sampaikan. Ulangan 5-26 mencatat khotbah kedua yang ia sampaikan. Tema dari Ulangan pasal 8 adalah: Janganlah engkau melupakan Allahmu.

II.  Isi

Ayat sebelumnya (ayat 6) sangat penting untuk memahami ayat berikut ini, “Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.”

Jika orang Israel mau berfokus untuk menaati Firman Tuhan (ayat 6), maka Tuhan akan memelihara segala sesuatu yang bersifat materi dengan membawa mereka ke dalam negeri yang berkelimpahan.

Dari ayat 7-10, kita belajar bahwa Tuhan tidak membenci hal-hal yang bersifat materi. Allah ingin memberkati Israel yang taat secara rohani. Namun, kita harus selalu sadar bahwa kelimpahan materi sering kali membuat kita lupa akan Tuhan.

Karena lokasi Israel yang berada di Hilal Subur, daerah yang memiliki tanah yang subur karena dilalui oleh sungai Tigris dan Efrat, Israel menghasilkan tanaman seperti gandum, jelai, anggur, dan kurma, serta juga beternak domba dan kambing, yang diperdagangkan dengan bangsa-bangsa tetangga.

Referensi tentang besi dan tembaga di perbukitan itu sangat tepat. Tambang dan peleburan tembaga kuno telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir di Israel da nsurvei geologi telah menunjukkan keberadaan bijih tembaga dan besi yang melimpah di perbukitan Israel.

Dan haruslah engkau bersyukur kepada TUHAN, Allahmu, atas tanah yang baik yang diberikan-Nya kepadamu, sebab jika orang Israel taat kepada-Nya, Ia akan memberkati mereka. Inilah prinsip sederhana dari Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya (ay. 7): Ketika semuanya baik-baik saja dan hidup kita dipenuhi dengan kelimpahan, maka tidak sulit untuk menjadi sombong dan lupa bahwa Tuhanlah yang menolong/menuntun kita pada saat-saat sulit dan yang memberikan segala sesuatu (pikiran kita, kekuatan kita, hujan, sinar matahari, dan sebagainya) yang kita perlukan untuk meraih kesuksesan. Kita dapat dengan mudah melupakan TUHAN sendiri dan lupa bahwa semua itu adalah karya-Nya.

“Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini (ay. 17).” Orang Kristen jarang sekali mengucapkan hal ini di bibir, meskipun kita sering mengucapkannya di dalam hati. Kebanyakan orang Kristen akan mengatakan “Tuhan yang melakukannya” atau “Ini semua berkat TUHAN” tetapi jauh di dalam hati mereka, mereka percaya bahwa merekalah yang telah mencapai kesuksesan!

Ingatlah akan Tuhan, Allahmu, yang telah memberikan kekuatan untuk mendapatkan kekayaan (ay. 18a). Ini adalah kebenaran paling baik untuk diingat setiap kali kita diberkati dengan kehidupan yang baik

Pada saat berkelimpahan, mudah sekali untuk melupakan TUHAN, atau minimal tidak lagi mencari Dia dengan dorongan yang dulu kita miliki. Allahlah yang memberikan kekuatan untuk mendapatkan kekayaan, namun kita harus melihat bahwa Allah yang memberi kita tubuh, pikiran, dan talenta. Itu semua adalah milik Allah.

Dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu (ay. 18b): Hal ini mengingatkan kita mengapa Allah memberkati kita. Rencana-Nya adalah agar pada akhirnya hal ini akan memajukan tujuan kekal-Nya untuk membawa Injil-Nya ke seluruh dunia (dengan menggunakan sarana-sarana yang Dia berikan kepada kita). Oleh karena itu, kita tidak memiliki hak untuk menggunakan berkat materi untuk memajukan tujuan-tujuan egois kita; sebaliknya, kita menggunakan sumber daya kita untuk memajukan kerajaan-Nya.

III.   Aplikasi

Sangat mudah untuk melupakan Allah setiap kali Ia memberkati kita. Inilah salah satu alasan mengapa Tuhan sering tidak memberkati kita setiap saat, tetapi sering kali mengizinkan kita melewati masa-masa sulit, agar kita tidak melupakan-Nya. Maka setiap kali Tuhan memberkati kita, jangan lupa bahwa Tuhanlah yang memberikan berkat-berkat tersebut. Jika tidak, kita mungkin harus mendapatkan pelajaran (penderitaan) darinya!

Dengan mengingat kebaikan dan berkat Tuhan yang telah kita terima, juga semakin mengajar kita untuk selalu rendah hati di hadapan-Nya. Sebab, semua yang kita miliki saat ini berasal dari Tuhan, bukanlah dari kekuatan atau kehebatan kita. Maka, mari ktia merendahkan hati kita di hadapan Tuhan dan sesama.

Yang paling penting, jangan lupa bahwa keselamatan kita adalah anugerah dari Tuhan, bukan karena perbuatan kita sendiri (“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 2:8-9)

Amin.

Thursday, 9 November 2023

KHOTBAH 12 NOVEMBER 2023 ; 1 Tesalonika 5 : 1 -11 ( Saling Membangun Dalam Menantikan Tuhan )

KHOTBAH 12 NOVEMBER 2023 ; 1 Tesalonika 5 : 1 -11 ( Saling Membangun Dalam Menantikan Tuhan )

 


I.       Pendahuluan

Dalam pasal sebelumnya, Rasul Paulus menjelaskan bahwa Tuhan Yesus akan datang kedua kalinya. Paulus juga mengajarkan jemaat Tesalonika untuk saling menguatkan dengan firman Allah. Sesudah mendengar kabar indah tentang kedatangan Tuhan Yesus itu di mana Ia akan menyelamatkan mereka yang hidup dan yang mati, maka Paulus memperdalam pengajarannya tentang: (1) Kapan Yesus akan datang kembali; (2) Siapa anak-anak terang (siang) dan anak-anak kegelapan (malam) dan (3) Bagaimana sikap orang percaya di dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus itu.

 

II.  Isi

Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu (ay. 1): Jemaat Tesalonika telah diajari dengan baik akan kedatangan Yesus kedua kali dan hal-hal nubuat lainnya. Paulus mengajar mereka tentang waktu dan musim mengenai kedatangan Yesus kedua kali.

Paulus bersama jemaat Tesalonika hanya tinggal selama beberapa minggu (Kis. 17:2) tetapi dalam waktu yang singkat itu, ia mengajar mereka tentang waktu dan musim nubuatan tentang kedatangan Yesus kedua kali. Paulus akan terkejut bahwa sebagian orang Kristen saat ini menganggap kedatangan Yesus kedua kali sebagai ajaran yang tidak penting.

Yesus mengkritik para pemimpin agama pada zaman-Nya karena mereka tidak dapat memahami tanda-tanda zaman (Mat. 16:1-3). Kita juga harus mempelajari Kitab Suci, dan melihat dunia di sekitar kita, sehingga kita dapat menyadari waktu dan musim.

Hari Tuhan akan datang (ay. 2a): Dengan ungkapan ini, Paulus mengutip sebuah konsep yang sudah tidak asing lagi dalam Perjanjian Lama. Konsep di balik ungkapan hari Tuhan adalah bahwa ini adalah waktu Tuhan. Manusia memiliki hari-nya, dan Tuhan memiliki hari-Nya. Dalam arti yang sesungguhnya, hari Tuhan digenapi dengan Yesus yang menghakimi bumi dan datang kembali dalam kemuliaan.

Hari itu tidak berbicara tentang satu hari, tetapi tentang suatu masa ketika Tuhan dengan cepat memajukan rencana-Nya sampai akhir zaman. Hal ini menunjukkan hari ketika Tuhan turut campur tangan dalam sejarah untuk menghakimi musuh-musuh-Nya, membebaskan umat-Nya, dan mendirikan kerajaan-Nya.

Hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam (ay. 2b): Jemaat Tesalonika tahu, dan telah diajari, bahwa mereka tidak dapat mengetahui hari kedatangan Yesus yang kedua kali. Hari itu akan tetap tidak diketahui, dan datang sebagai sebuah kejutan, seperti pencuri di malam hari. Seorang pencuri tidak mengumumkan waktu kedatangannya secara pasti.

Banyak orang menganggap bahwa hari Tuhan akan datang seperti pencuri di malam hari berarti tidak ada yang dapat atau harus diketahui tentang rencana nubuat Allah untuk masa depan. Namun Paulus menunjukkan bahwa mereka pasti tahu bahwa waktunya tidak dapat diketahui dengan pasti. Yesus melarang menentukan tanggal ketika Ia berkata tentang hari dan jam yang tidak seorang pun tahu (Mat. 24:36). Allah ingin hari itu tidak terduga, tetapi Dia ingin umat-Nya bersiap untuk hal yang tidak terduga.

Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan (ay. 3a). Hal yang tak terduga pada hari itu akan menjadi tragedi bagi orang yang tidak percaya. Mereka akan terbuai oleh kondisi politik dan ekonomi, tetapi mereka akan terbangun secara kasar. Mereka akan mendengar vonis yang menakutkan "mereka pasti tidak akan luput."

Seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin (ay. 3b): Ungkapan nyeri persalinan menggambarkan rasa sakit ibu yaitu:

1.      Pasti

2.      Tiba-tiba

3.      Tidak terelakkan

Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan (ay. 4a): Dalam menanggapi perilaku mereka, Paulus awalnya hanya mengatakan kepada orang-orang Kristen Tesalonika bahwa mereka harus menjadi diri mereka sendiri. Allah telah menjadikan kita adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Masa ketika kita berasal dari orang-orang malam atau orang-orang kegelapan telah berlalu. Jadi sekarang kita hanya perlu hidup sesuai dengan apa yang telah Allah ciptakan untuk kita.

Sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri (ay. 4b). Paulus bermaksud agar hal ini tidak terjadi pada orang percaya karena mereka harus siap menyambut kedatangan Yesus Kristus.

Dalam hal tertentu, kedatangan Yesus akan menjadi kejutan bagi semua orang, karena tidak ada seorang pun yang mengetahui hari atau jamnya (Mat. 24:36), namun bagi orang Kristen yang mengetahui waktu dan musimnya, hal itu tidak akan menjadi kejutan yang sepenuhnya mengejutkan. Tidak ada yang tahu kapan pencuri akan datang, tetapi kita harus hidup dengan mengetahui bahwa pencuri bisa datang kapan saja. Mereka yang bukan orang-orang kegelapan, yang hidup sebagai anak-anak terang dan anak-anak siang, mereka ini siap untuk kedatangan Yesus kembali (ay. 5). Tetapi jika kita berada di dalam kegelapan, maka kita tidak siap dan perlu membuat diri kita siap untuk kedatangan Yesus kembali.

Sebab itu baiklah jangan kita tidur (ay. 6a): Karena kita bukan milik malam atau kegelapan, kondisi rohani kita tidak boleh ditandai dengan tidur. Secara rohani, kita harus aktif dan sadar, untuk tetap berjaga-jaga dan sadar.

Jangan kita tidur: Kata tidur di sini digunakan sebagai kiasan untuk menggambarkan ketidakpedulian terhadap realitas rohani di antara orang-orang percaya.

Tidur menunjukkan begitu banyak hal yang menjadi milik dunia (orang lain), tetapi seharusnya tidak menjadi milik orang Kristen:

·      Tidur berbicara tentang ketidaktahuan.

·      Tidur berbicara tentang ketidakpekaan.

·      Tidur berbicara tentang tidak adanya pembelaan.

·      Tidur berbicara tentang ketidakaktifan.

Tetapi berjaga-jaga dan sadar (ay. 6b) bukan berarti tidak memiliki rasa humor. Sadar berarti seseorang yang mengetahui nilai yang tepat dari berbagai hal, dan karena itu tidak terlalu bersemangat tentang hal-hal di dunia ini. Orang yang menjalani hidupnya untuk bersenang-senang dan hiburan bukanlah orang yang sadar.

Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam (ay. 7): Kebalikan dari berjaga-jaga secara rohani adalah tidur secara rohani. Kebalikan dari ketenangan rohani adalah mabuk secara rohani. Sebagai orang Kristen, kita hidup disiang hari, maka kita harus berjaga-jaga dan sadar.

Berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan (ay. 8b): Paulus menggunakan perumpamaan baju zirah seorang prajurit untuk menggambarkan konsep berjaga-jaga. Seorang prajurit adalah contoh yang baik tentang seseorang yang harus berjaga-jaga dan sadar, dan ia diperlengkapi untuk melakukannya dengan perlengkapan perisainya.

Iman dan kasih dilambangkan sebagai baju zirah karena baju zirah menutupi organ-organ vital. Tidak ada prajurit yang akan pergi berperang tanpa baju zirahnya, dan tidak ada orang Kristen yang diperlengkapi untuk menjalani kehidupan Kristen tanpa iman dan kasih.

Pengharapan keselamatan dilambangkan sebagai ketopong (helm), karena helm melindungi kepala, yang sama pentingnya dengan baju zirah. Pengharapan tidak digunakan dalam arti angan-angan, tetapi dalam arti pengharapan yang penuh keyakinan akan tangan Tuhan di masa depan.

Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka (ay 9a): Sebelum kita memiliki pengharapan atas keselamatan (1 Tes. 5:8), kita telah ditetapkan untuk ditimpa murka. Sekarang kita tidak lagi ditentukan untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (ay. 9b).

Murka: Perlu dipahami bahwa yang Paulus maksudkan adalah murka Allah. Kita diselamatkan dari dunia, daging, dan iblis. Tetapi yang pertama dan terutama, kita diselamatkan dari murka Allah, murka penderitaan di neraka yang layak kita terima. Seluruh konteks Paulus di sini adalah penyelamatan orang percaya dari murka Allah. Penetapan kita untuk menerima murka Allah dilakukan dengan dua cara. Pertama, karena apa yang Adam lakukan terhadap kita dan seluruh umat manusia, kita ditetapkan untuk menerima murka (Rm. 5:14-19). Kedua, karena dosa kita sendiri, kita ditetapkan untuk menerima murka. Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia berdiri menggantikan kita dalam penunjukan kita untuk menerima murka dan Dia membawa kita kepada penunjukan untuk memperoleh keselamatan. Sebagai orang percaya, penunjukan kita untuk dimurkai, dibatalkan oleh Yesus.

Setelah beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, kita akan selalu hidup bersama dengan Dia (ay. 10). Janji persatuan dengan Yesus tidak dapat diingkari; tidak peduli apakah kita hidup atau mati (entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur), kita akan selalu bersama dengan-Nya.

Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain (ay. 11a): Paulus mengatakan kepada kita untuk tidak mencari nasihat tetapi memberi nasihat. Jika semua orang Kristen memiliki hati untuk saling menasihati seorang akan yang lain, maka semuanya akan dikuatkan.

Dan saling membangunlah kamu, seperti yang memang kamu lakukan (ay. 11b): Ketika kita membangun orang Kristen lainnya, maka Allah akan membangun kita. Idealnya adalah sebuah gereja yang penuh dengan anggota yang aktif, bukan penonton yang pasif. Di gereja-gereja mula-mula pada masa Paulus, pemeliharaan jiwa-jiwa tidak diserahkan kepada seorang pendeta, tetapi merupakan pekerjaan setiap orang percaya. Mereka sudah saling menasihati, tetapi mereka harus terus menghibur orang lain, dan melakukannya lebih banyak lagi.

III.   Aplikasi

Kita melihat dunia di sekitar kita semakin rusak. Iklim semakin gila. Ada perang di mana-mana. Makanan semakin mahal. Penyakit-penyakit menyebabkan begitu banyak kesulitan. Tetapi kita sebagai orang Kristen tahu bahwa dunia ini akan segera dihancurkan dan Tuhan akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru (2 Ptr. 3 : 10-13).

Kita sebagai orang Kristen, yang telah percaya bahwa Yesus telah membayar hukuman atas semua dosa kita di kayu salib, menantikan kedatangan Tuhan untuk memerintah sebagai Raja di langit dan bumi yang baru. Tetapi jika saudara belum percaya secara pribadi kepada Yesus sebagai Tuhan dan dan Juruselamat, kedatangan Tuhan akan menjadi teror besar yang tidak dapat saudara hindari (1 Tes. 5:3). Belum terlambat untuk menerima Yesus sekarang juga, sebagai Juruselamat pribadi saudara dengan mengakui bahwa saudara adalah orang berdosa, dan percaya bahwa Yesus telah membayar hukuman atas semua dosa saudara.

Kita diingatkan bahwa kita tidak ditakdirkan untuk murka Allah, melainkan untuk keselamatan melalui Yesus Kristus dan untuk mendukung dan membangun satu sama lain. Terima Yesus sebagai Juruselamat pribadi untuk menghindari kehancuran yang akan datang.

Jadi, marilah kita semua memberitahukan kepada semua orang tentang kehancuran yang akan datang atas bumi ini, dan Injil yang luar biasa yang akan mempersiapkan mereka untuk langit dan bumi baru yang indah!

Amin.

Tuesday, 24 October 2023

KHOTBAH MINGGU 29 OKTOBER 2023; 1 TESALONIKA 2 : 1-8 ( KEBERANIAN MEMBERITAKAN INJIL KARENA PERTOLONGAN ALLAH )

KHOTBAH MINGGU 29 OKTOBER 2023; 1 TESALONIKA 2 : 1-8 ( KEBERANIAN MEMBERITAKAN INJIL KARENA PERTOLONGAN ALLAH )

 


I.       Pendahuluan
Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia memberikan satu perintah yang sangat penting kepada murid-murid-Nya yakni agar mereka memberitakan Injil (Mat. 28 : 19-20). Karena berharganya perintah ini, sehingga sering disebut “Amanat Agung”. Perintah inilah yang dasar keberanian Rasul Paulus untuk memberitakan Injil dalam setiap pelayanannya, salah satunya kepada jemaat yang ada di Tesalonika.
 
II.  Isi
1 Tesalonika pasal 2 menjelaskan tentang pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika. Kamu sendiri pun memang tahu (ay. 1): Ini adalah awal dari bagian di mana Paulus membela kepribadian dan pelayanannya di hadapan jemaat Tesalonika. Ini bukan karena Paulus merasa tidak aman dengan pelayanannya, tetapi karena ia memiliki banyak musuh di Tesalonika (Kis. 17:5-6 dan 17:13) yang menjelek-jelekkan dia karena tidak hadir di sana, terutama karena kepergiannya yang tergesa-gesa dari Tesalonika (baca Kis. 17:1-10). Musuh-musuh Paulus mengatakan bahwa ia meninggalkan kota itu dengan cepat karena ia adalah seorang pengecut yang mementingkan diri sendiri.
Paulus menulis surat ini secara pribadi, tetapi sebenarnya ini bukan masalah pribadi bagi Paulus. Ia tahu bahwa ini penting demi Injil. Jika Paulus dijelekkan, maka pesan Injil itu sendiri akan dijelekkan. Berikut ini adalah tuduhan palsu yang dibuat oleh musuh-musuhnya:
·         “Paulus ditangkap di kota lain dan ia seorang pengacau” (1 Tes. 2:2).
·         “Pelayanan Paulus didasari oleh motivasi yang tidak murni” (1 Tes. 2:3).
·         “Paulus dengan sengaja menipu orang lain” (1 Tes. 2:3)
·         “Paulus berkhotbah untuk menyenangkan manusia, bukan Allah” (1 Tes. 2:4)
·         “Paulus melakukan pelayanan sebagai tentara bayaran, untuk mendapatkan apa yang ia bisa dapatkan dari pelayanan itu secara materi” (1 Tes. 2:5)
·         “Paulus hanya menginginkan kemuliaan pribadi” (1 Tes. 2:6).
Kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia (ay. 1): Kata sia-sia berarti kosong atau hampa. Kedatangan-Nya tidak sia-sia atau hampa, seolah-olah Ia hanyalah seorang penjual atau pedagang. Ia datang dengan berita Injil yang paling berharga dan berkuasa (Roma 1:16)
Seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi (ay. 2): Paulus mengingatkan jemaat di Tesalonika tentang penderitaannya di Filipi (Kis. 16:22-24). Melalui hal ini, ia menegaskan bahwa ia tidak akan terus menerus menerima pemukulan dan konflik jika ia melakukannya hanya untuk dirinya sendiri. Ketika Paulus tiba di Tesalonika, luka-luka di punggungnya akibat cambukan yang diterimanya di Filipi masih terlihat di punggungnya. Jika Paulus berada di sana hanya untuk kepentingannya sendiri, ia pasti sudah berhenti berkhotbah dan melakukan hal lain yang lebih "menguntungkan”.
Kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu (ay. 2): Terlepas dari apa yang dikatakan oleh para penuduh Paulus, ia tidak hanya memberitakan Injil ketika ia merasa senang atau nyaman. Ia tahu bagaimana rasanya berbicara dengan berani bagi Tuhan bahkan di tengah-tengah banyak pertentangan.
Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni (ay. 3): Kemurnian pesan Paulus membuat jelas bahwa tidak ada maksud yang tidak murni dalam pelayanannya. Di dunia abad pertama di mana Paulus hidup, ada banyak agama yang saling bersaing, dan banyak pendeta dari agama-agama tersebut dimotivasi oleh keserakahan dan keuntungan.
Banyak dari agama-agama ini disebarkan secara agresif melalui para misionaris yang oportunis, yang mengambil semua yang mereka bisa dari para pengikutnya, dan kemudian berpindah untuk mencari orang lain untuk mendukung mereka.
Karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita (ay. 4): Paulus tahu bahwa Injil yang ia sampaikan tidak akan selalu menyenangkan hati manusia, tetapi ia tahu bahwa Injil itu berkenan kepada Allah. Paulus berusaha membuat Injil semenarik mungkin, tetapi ia tidak pernah mengubah kebenaran Injil. Paulus tidak pernah berkompromi dengan isu-isu seperti kebutuhan manusia akan keselamatan, karya ajaib Yesus di kayu salib, kebangkitan Yesus, dan kehidupan baru.
Karena kami tidak pernah bermulut manis … loba yang tersembunyi (ay. 5). Paulus memahami bahwa ketamakan selalu memiliki dalih. Tetapi Paulus tidak menggunakan kata-kata sanjungan yang sering kali menjadi dalih untuk keserakahan. Setiap pelayan harus dengan jujur bertanya pada dirinya sendiri apakah ia melayani Tuhan dengan tulus atau sebagai cara untuk mendapatkan uang dan kekuasaan dengan mudah.
Juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia (ay. 6): Ketika Paulus melayani jemaat di Tesalonika, ia tidak mementingkan kehormatan pribadinya. Ia tidak membutuhkan perkenalan yang mewah, gelar keagamaan atau pujian. Paulus tidak mencari kemuliaan dari orang-orang karena ia merasa kebutuhannya akan rasa aman dan penerimaan terutama berasal dari Yesus. Ini berarti dia tidak menghabiskan hidupnya untuk mencari dan mendapatkan penerimaan dari manusia. Dia melayani dari pemahaman akan identitasnya di dalam Yesus (sebagai seseorang yang berharga bagi Yesus dan seseorang yang akan mendapatkan pahala dari Yesus). Meskipun kita harus memberikan penghormatan dan penghargaan kepada hamba-hamba Tuhan, hamba-hamba Tuhan tidak boleh mencari-carinya.
Sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus (ay. 6): Paulus berada di tengah-tengah jemaat Tesalonika untuk menyampaikan kebenaran Injil kepada mereka, bukan untuk mengambil sesuatu dari mereka. Ia tidak datang untuk menuntut sebagai seorang rasul/uskup.
Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu (ay. 7): Paulus seperti seorang ibu yang sedang menyusui, yang hanya ingin memberi kepada anaknya. Meskipun beberapa orang di antara jemaat Tesalonika menuduh Paulus melayani demi kepentingan pribadi, tetapi Paulus hanya meminta jemaat di Tesalonika untuk mengingat sifat lemah lembut dalam pelayanannya di tengah-tengah mereka.
Bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu (ay. 8): Pengorbanan yang Paulus lakukan demi pelayanan kepada jemaat Tesalonika bukanlah sebuah beban. Ia senang melakukannya karena Paulus sangat menyayangi jemaat Tesalonika, karena mereka telah menjadi orang-orang yang disayangi oleh Paulus dan rekan-rekan sekerjanya.
Tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu (ay. 8): Pemberitaan Paulus menjadi efektif karena ia tidak hanya memberikan Injil, tetapi juga memberikan dirinya (pelayanan dan pengorbanannya) dan ia memberikan karena kasih (kamu telah menjadi sangat kami kasihi).

III.   Aplikasi
Rasul Paulus, memberitakan Injil dengan penuh keberanian, meskipun ia menghadapi banyak perlawanan dari orang-orang Yahudi dan kaum penyembah berhala. Banyak dari kita yang takut untuk memberitakan Injil meskipun kita tidak menghadapi perlawanan yang sama kuatnya (ditangkap,dicambuk, dan dipenjara) seperti yang dihadapi Paulus.
Paulus memiliki keberanian untuk melakukan hal ini, karena ia tahu bahwa Tuhan akan menolongnya untuk memberitakan Injil seperti yang dijanjikan-Nya dalam Amanat Agung ketika Yesus berkata “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Tuhan Yesus telah berjanji kepada kita bahwa Ia akan selalu menyertai kita, ketika kita pergi dan memberitahukan kepada dunia bahwa mereka adalah orang-orang berdosa yang akan masuk neraka, dan bahwa mereka semua membutuhkan Juruselamat yang telah berjanji untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya bahwa Ia telah mati untuk dosa-dosa mereka (“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor. 15:3). Keberanian untuk memberitakan Injil didasarkan pada keyakinan akan pertolongan Allah, bukan pencarian kepuasan diri atau pujian manusia.
Amin.

Saturday, 14 October 2023

KHOTBAH 15 OKTOBER 2023; MATIUS 22 : 1 -14 ( Banyak Yang Terpanggil Tetapi Sedikit Yang Terpilih )

KHOTBAH 15 OKTOBER 2023; MATIUS 22 : 1 -14 ( Banyak Yang Terpanggil Tetapi Sedikit Yang Terpilih )


I.       Pendahuluan

Ayat-ayat ini menggambarkan perumpamaan Yesus tentang pesta pernikahan.  Ke-14 ayat ini dapat dibagi menjadi: Ayat 1-3 - undangan pertama ditolak. Ayat 4-7 - undangan kedua ditolak, dan raja pun bereaksi. Ayat 8-10 - undangan ketiga. Ayat 11-14 - seseorang yang tidak mengenakan pakaian pesta. Matius pasal 21 menjelaskan bagaimana Yesus masuk ke Yerusalem dengan penuh kemuliaan, dan bagaimana Ia ditolak oleh para imam dan tua-tua Yahudi. Maka Yesus memperingatkan mereka akan bahaya menolak Dia melalui perumpamaan tentang dua anak laki-laki (Matius 21 : 28- 32) dan perumpamaan tentang talenta (Matius 21: 33-46).

II.  Isi

Perumpamaan tentang pesta perkawinan ini terus memperingatkan orang-orang Yahudi akan bahaya menolak Yesus. Pernikahan adalah (dan masih sampai sekarang) acara sosial yang paling penting dalam kehidupan seseorang. Pernikahan seorang pangeran akan menjadi acara yang meriah, dan undangan biasanya sangat bernilai. Aneh rasanya jika mereka yang diundang menolak undangan pernikahan kerajaan. Ini menggambarkan bahwa tidak ada alasan yang logis mengapa orang menolak anugerah Allah yang luar biasa (Anak-Nya).

Pada ayat 4-7, sang raja bersikeras untuk membuat undangan yang semenarik mungkin. Dia benar-benar ingin mereka yang diundang untuk hadir. Dalam budaya Yahudi pada masa itu, ketika ada acara sosial yang besar, orang-orang diundang tetapi tanpa waktu yang pasti. Pada hari yang tepat, ketika tuan rumah sudah siap untuk menerima para tamu, mereka mengirim utusan untuk mengatakan bahwa semua persiapan telah siap dan sudah waktunya untuk datang ke pesta. Semuanya telah tersedia - para tamu hanya perlu datang dan menikmati pesta besar yang telah disiapkan untuk mereka.

Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya… menangkap hamba-hambanya itu… dan membunuhnya - reaksi mereka yang diundang tidak masuk akal, tetapi hal ini memberikan gambaran yang tepat tentang reaksi banyak orang terhadap Injil. Mereka tidak hanya menolak Injil, tetapi mereka juga menyerang hamba-hamba Allah yang menyampaikan Injil kepada mereka.

Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya… untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu. - Raja berhak menjatuhkan hukuman kepada para pelanggar. Mereka tidak hanya menolak undangannya, tetapi mereka juga membunuh para utusannya. Ini adalah nubuat tentang apa yang akan terjadi pada Yerusalem. Yerusalem dihancurkan oleh bangsa Romawi sekitar 30 tahun setelah mereka menolak Yesus sebagai Mesias dan menganiaya para murid-Nya.

Pada ayat 8-10, sang Raja kemudian menyampaikan undangan yang lebih luas. Undanglah setiap orang yang kamu jumpai: Raja memutuskan bahwa ia tidak ingin ada ruang perjamuan yang kosong, jadi undangan diberikan kepada semua orang yang mau mendengar.

Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik: Ketika undangan pertama dan kedua ditolak secara dramatis, undangan ketiga disampaikan secara lebih luas. Semua orang diundang, termasuk yang baik maupun yang jahat. Di sini, kita dapat mengatakan bahwa ini adalah sebuah perumpamaan tentang kasih karunia. Mereka yang diundang -dan mereka yang datang - sebenarnya tidak layak menerima undangan tersebut.

Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu: Raja dengan hati-hati memeriksa para tamunya untuk melihat apakah mereka semua mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh mereka yang menghadiri pesta pernikahan.

Seorang yang tidak berpakaian pesta: Orang yang tidak memakai jubah itu sangat mencolok karena perbedaannya. Ia datang dengan pakaian yang tidak pantas dan raja memperhatikannya. Pada masa itu, sudah menjadi kebiasaan bagi seorang raja atau bangsawan untuk menawarkan kepada para tamunya sebuah pakaian untuk dikenakan pada kesempatan semacam itu. Orang itu mungkin datang dengan pakaian yang sangat lusuh sehingga membuat raja merasa tidak nyaman. Tetapi orang itu diam saja - dia tidak punya jawaban mengapa dia harus datang dengan pakaian seperti itu yang mempermalukan raja. Campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi: Orang yang berbuat semaunya pada pesta perkawinan itu, bukannya menghormati raja dan menyesuaikan diri dengan keinginannya, malah mendapat nasib yang buruk.

Perumpamaan ini menunjukkan bahwa mereka yang bersikap abai terhadap Injil, mereka yang menentang Injil, dan mereka yang tidak diubahkan oleh Injil akan mengalami nasib yang sama. Tidak ada satu pun dari mereka yang menikmati perjamuan raja, tetapi semuanya akan berakhir dalam "kegelapan yang paling gelap" di neraka untuk selama-lamanya (lih. Matius 8:12, Matius 13:50, Matius 24:31, Matius 25:30).

Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih: Banyak orang telah mendengar Injil (yang merupakan kabar baik), yang mengundang mereka untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, tetapi hanya sedikit yang sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus Kristus telah membayar hukuman atas semua dosa mereka di kayu salib. Mereka yang "sedikit" ini adalah orang-orang "terpilih" yang akan kekal di surga. Tetapi "banyak" orang akan berada di "kegelapan yang paling gelap" neraka.

III.   Aplikasi

Tuhan telah mengundang kita dengan undangan yang terhebat dari apapun! Segala sesuatunya telah dipersiapkan oleh Yesus Kristus di kayu salib ketika Dia membayar penuh hukuman untuk semua dosa kita dan berkata "Sudah selesai" (Yohanes 19:30). Yang harus kita lakukan adalah menerima undangan yang luar biasa ini dengan mempercayai kebenaran ini di dalam hati kita (Yohanes 3:16).

Saat ini, ada banyak orang di dalam gereja yang perilakunya sangat memalukan di hadapan Tuhan! Mereka datang ke gereja tetapi masih percaya dan menyembah setan dengan mempercayai kuasa roh-roh nenek moyang mereka yang telah meninggal. Ada juga yang datang ke gereja setiap Minggu tetapi tetap mabuk-mabukan setiap malam dan mempermalukan nama Tuhan. Ada juga yang terus bergosip, berbohong dan berlaku curang kepada karyawan, dan mempermalukan nama Tuhan. Semua orang ini seperti tamu pernikahan yang datang dengan pakaian yang memalukan bukanlah orang percaya sejati dan akan berakhir di neraka! Kita telah mendapat panggilan. Tinggal bagaimana kita merespon panggilan itu untuk memberi jawaban kepada Allah dan untuk menjadi milik-Nya.
Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silahkan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim